Mohon tunggu...
Ayudya Anjarsari
Ayudya Anjarsari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

_

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stimulasi Sensorik Motorik Kasar Melalui Aktivitas Kereta-keretaan pada Anak Berkebutuhan Khusus di TK Inklusi Cemara Surabaya

23 Juni 2024   01:05 Diperbarui: 23 Juni 2024   01:24 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Petualangan Sensor Motorik Kasar Dengan Kereta-keretaan" (Dokpri)

"Petualangan Sensor Motorik Kasar Dengan Kereta-keretaan" (Dokpri)

"Petualangan Sensor Motorik Kasar Dengan Kereta-keretaan" (Dokpri)

Salah satu aspek terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama bagi mereka yang berkebutuhan khusus adalah perkembangan motorik kasar mereka. Berjalan, berlari, melompat, dan bermain adalah contoh keterampilan motorik kasar yang membutuhkan koordinasi otot dan keterampilan gerakan tubuh yang besar. Seringkali anak-anak berkebutuhan khusus mengalami keterlambatan perkembangan motorik kasar, sehingga hal tersebut mempengaruhi kehidupan mereka dalam sehari-hari serta perkembangan kognitif dan sosialnya.

TK Inklusi Cemara Surabaya merupakan lembaga pendidikan yang mengedepankan pendidikan inklusi melalui program-programnya dan berupaya mendukung perkembangan anak berkebutuhan khusus. Anak-anak dengan kebutuhan khusus, termasuk gangguan ASD (Autism Spectrum Disorder), speech delay, ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), down syndrome, dan slow learner. Memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan bermain bersama anak-anak lain. Sekolah memprioritaskan perkembangan anak-anak berkebutuhan khusus ini melalui berbagai program yang telah dirancang secara khusus.

Aktivitas bermain yang memberikan stimulasi motorik kasar dan sensorik merupakan cara yang efisien untuk mendukung perkembangan keterampilan pada anak berkebutuhan khusus. Misalnya, terlibat dalam permainan bertema kereta api dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar dan menawarkan pengalaman sensorik yang menyenangkan. Menurut penelitian Kurniawati, E., & Riyadi, S. (2019) menunjukkan bahwa anak berkebutuhan khusus dapat memperoleh manfaat dari kegiatan permainan yang terorganisir dalam hal perkembangan motorik kasar mereka. Hal ini sejalan dengan penelitian Widodo, A., & Nugraheni, T. (2020), yang menekankan pentingnya stimulasi sensorik melalui aktivitas fisik dalam pengembangan kemampuan motorik dan kognitif anak.

Dalam konteks anak berkebutuhan khusus, "Petualangan Sensor Motorik Kasar Dengan Kereta-keretaan" bertujuan untuk meningkatkan keseimbangan dan koordinasi gerakan. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga memberikan pembelajaran pada anak-anak melalui aktivitas fisik yang menyenangkan sehingga anak tidak merasa bosan dan jenuh dalam pembelajaran.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, pendamping akan memberikan contoh pada anak dengan cara berjalan diatas rel kereta sesuai jalur yang telah disediakan. Setelah pendamping memberikan contoh, anak diajak untuk mengikuti arahan dan bermain seperti yang telah diperagakan. Anak diminta untuk menjaga keseimbangan dan fokusnya agar tidak berjalan diluar jalur rel kereta. Anak juga diajak bernyanyi bersama lagu "Naik Kereta Api" sambil berjalan di atas rel. Lagu ini dipilih karena dapat membantu anak-anak mengatur langkah mereka sambil bersenang-senang serta lagu ini memiliki irama yang ceria dan mudah dihafal. Selain itu, bernyanyi sambil bermain dapat meningkatkan semangat anak-anak. 

Pelaksanaan Kegiatan Program
Pelaksanaan Kegiatan Program "Petualangan Sensor Motorik Kasar Dengan Kereta-keretaan" (Dokpri)

Daftar Pustaka

Setiawan, I., & Utami, W. (2018). "Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini." Jurnal Pendidikan Anak, 6(1), 45-53.

Kurniawati, E., & Riyadi, S. (2019). "Implementasi Program Stimulasi Sensorik untuk Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi." Jurnal Pendidikan Khusus, 7(2), 123-135.

Widodo, A., & Nugraheni, T. (2020). "Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Pengembangan Motorik Kasar Anak Berkebutuhan Khusus." Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak, 8(3), 89-101.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun