Perubahan di era pengetahuan ekonom global saat ini memiliki dampak yang luas secara ekonomi, sosial, budaya dan politik juga mempengaruhi berbagai aspek dari bidang kehidupan salah satunya termasuk satuan pendidikan / sekolah.
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa saat ini kita sudah memasuki era revolusi 4.0, nah revolusi ini merupakan sebuah revolusi industry sebagai salah satu pelaksanaan proyeksi teknologi modern Jerman 2020 yang diimplementasikan melalui peningkatan teknologi manufaktur, penciptaan kerangka kebijakan srategis, dan lain sebagainya. Ditandai dengan kehadiran robot, artificial intelligence, machine learning, biotechnology, blockchain, internet of things (IoT), serta driverless vehicle.
Di era revolusi ini kita dituntut untuk lebih memehami teknologi berbasis mesin atau yang berkaitan dengan internet. Karena dalam era 4.0 ini banyak sekali kemajuan dalam segala bidang yang lebih menggunakan mesin dan juga banyak hal yang sangat erat dengan jaringan internet. Dalam sistem perekonomian missal saat ini ada yang namanya pembayaran melalui QR code, metode ini berguna untuk mengurangi edaran transaksi uang. Nah penggunaannya pun harus melalui smartphone dan menggunakan jaringan internet. Lalu bagaimana dengan sistem pendidikan pembelajaran IPS di era revolusi 4.0 ini??
Revolusi industry digital tidak hanya memengaruhi sistem ekonomi saja, sistem di dunia pendidikan pun terpengaruhi. Terlebih lagi kurikulum yang ada di sekolah harus disesuaikan dengan era yang semestinya, agar para siswa dapat paham dan mengerti adanya sebuah revolusi. Dalam pembelajaran pasti sangat terpengaruhi untuk menerapkan kegiatan belajar mengajar yang menyenang, sesuai dengan kebutuhan masa kini. Apalagi pembelajaran IPS yang selalu terkesan kuno dan membosankan karena para murid masa kini kurang tertarik dengan metode pembelajaran melalui ceramah.
Dari adanya perkembangan ini materi pembelajaran IPS pun mengalami perubahan, terlebih lagi para siswa-siswi sekarang merupakan generasi Z, dimana ketika mereka bangun tidur membuka mata sudah mencari dan melihat smartphone atau table. Mereka biasanya langsung mengecek sosial media yang dimiliki, melihat adakah sesuatu yang terlewatkan olehnya. Di era pandemic covid-19, revolusi 4.0 ini sangat memberikan manfaat di dunia pendidikan. Dengan dibuatnya sistem pendidikan berbasis electronic learning atau e-learning. Kolaborasi smartphone dan juga internet ketika pandemic sangat membantu berjalannya kegiatan belajar mengajar.
Pembelajaran IPS sebagai bekal dalam menghadapi perubahan zaman, Pembelajaran IPS bukan hanya konsep atau teori, tetapi implementasi dari pembelajaran IPS itu menjadi pedoman bagi peserta didik untuk dapat memecahkan persoalan sosial. Pembelajaran IPS harus bertransformasi menjadi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, kreatif, menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi, berpikir kritis, berpendapat, kolaborasi dalam tim, kepekaan sosial, dan kemampuan pemecahan masalah. Peran pendidikan IPS tidak hanya sekedar membuat peserta didik cerdas, namun juga menjadi warga negara yang baik, berjiwa sosial, berakhlak, dan berkarakter. Oleh karena itu, dalam menghadapi tantangan di era ini diperlukan kolaborasi semua pihak meliputi sekolah, keluarga, masyarakat, serta pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di era revolusi industri 4.0. menuju society 5.0.
Pembelajaran IPS hendaknya berusaha selalu berinovatif senyampang dengan perkembangan teknologi kalau tidak ingin ketinggalan zaman. Sebenarnya semua ini sangat dilematis karena tidak semua pendidik IPS mempunyai kemampuan dalam mengikuti perkembangan teknologi dan ketersediaan serta kesiapan perangkat lunak yang menyertainya di setiap sekolah. Pembelajaran IPS harus bertransformasi menjadi pengajaran yang menarik dan menyenangkan, oleh karena itu peran guru sangat penting untuk melakukan banyak perubahan mulai dari berubahnya mindset, media pembelajaran, metode mengajar, update informasi, menguasai teknologi, menguasai literasi, dsb. Pembelajaran IPS yang sering dilakukan oleh pendidik IPS yaitu seringnya menggunakan metode mengajar dengan ceramah, ditambah lagi dengan cara mengajar guru hanya satu arah, guru menggunakan teknik menghafal untuk mengingat pelajaran, mencatat materi, mempelajari Lembar Kerja Siswa (LKS), siswa kurang berpikir kritis, pengajaran yang hanya menekankan aspek kognitif namun aspek afektif serta psikomotorik kurang ditekankan, pengajarannya bukan mementingkan proses, dan berbagai pembelajaran IPS lainnya.
Tantangan berikutnya adalah rekonstruksi kurikulum pembelajaran IPS yang responsif terhadap revolusi industri juga diperlukan, seperti desain ulang kurikulum dengan pendekatan human digital dan keahlian berbasis digital. Sistem pembelajaran berbasis teknologi informasi nantinya diharapkan menjadi solusi bagi anak bangsa di pelosok daerah untuk menjangkau pendidikan tinggi yang berkualitas. Persiapan dalam menghasilkan lulusan yang mampu beradaptasi dengan Revolusi Industri 4.0 adalah satu diantara cara yang dapat dilakukan lembaga pendidikan untuk meningkatkan daya saing terhadap kompetitor dan daya tarik bagi peserta didik.
Kualitas guru dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 juga harus ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan zaman. Apalagi dengan adanya sistem belajar yang berbasis teknologi seperti elearning, ujian yang sudah berbasis komputer, penilaian dengan menggunakan e-rapor, media pembelajaran yang menggunakan proyektor, laptop, dan sebagainya. Hal ini membuat guru diharapkan untuk dapat menggunakan media tersebut dengan baik. Atas dasar itu, disinilah peran guru IPS sebagai mediator yang dapat memahami dan dapat menggunakan berbagai media pembelajaran dalam pendidikan IPS. Era Revolusi Industri 4.0 ini juga akan mengubah pola pembelajaram bagi guru, Guru yang tadinya sebagai penyampai informasi, berubah menjadi fasiliator. Fasiliator merupakan seseorang yang membantu siswanya belajar tentang bagaimana mereka harus belajar dengan mempertimbangkan potensi siswanya sebagai individu dengan cara yang berbeda-beda. Karena itu, sebagai fasiliator, guru juga dapat menemukan gaya belajar yang terbaik untuk siswanya.
Ada beberapa strategi pembelajaran di era revolusi industri 4.0 ini yang perlu muncul dalam berbagai proses pembelajaran baik dalam maupun di luar kelas menurut Prof Rhenald Kasali, yaitu (1) bagaimana membantu siswa belajar (2) memberikan kesempatan siswa untuk berkembang dan berprestasi (3) membumikan pendidikan karakter (4) menciptakan lingkungan pendidikan ramah anak (5) mendorong kesadaran untuk melihat teknologi atau internet.
Tantangan pada era revolusi industri 4.0 sangat besar bagi kehidupan. Pendidikan sebagai agent of change menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat beradaptasi dengan tuntutan zaman. Dalam menjawab tantangan zaman tersebut pendidikan IPS diharapkan dapat melakukan transformasi agar berguna bagi kehidupan siswa dalam tataran pergaulan lokal, nasional, maupun global. Berdasarkan hasil kajian diatas terdapat transformasi yang dapat dilakukan, yaitu:
(1) perubahan dalam pengajaran IPS dari konvensional ke arah pengajaran berbasis teknologi, penerapan berbagai media dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kemajuan zaman. Namun seberapa canggih teknologi dalam pendidikan,tak akan mampu menggantikan peran guru terutama dalam pengajaran akan nilai.
(2) pengembangan keterampilan yang dimiliki siswa dalam menghadapi era revolusi diantaranya: kreativitas, inovasi, berpikir kritis, memecahkan permasalahan sosial, kemampuan berkomunikasi, berkolaborasi dengan sesama.
(3) penguatan dalam pendidikan nilai yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, siswa dapat menjadi warga negara yang baik, berjiwa sosial, berakhlak, dan berkarakter.
(4) peningkatan profesionalitas guru. Guru dalam era digital yang dapat menguasai berbagai peran meliputi: guru sebagai mediator, inovator, fasilitator, evaluator, motivator, dan sebagainya.
(5) pengembangan kurikulum IPS harus disesuaikan dengan kebutuhan zaman, menyeimbangkan antara hard skill dan soft skill dalam pembelajaran, dan pembelajaran IPS dengan pendekatan scientific.
Berbagai perubahan tersebut tidak akan terlaksana jika tidak adanya kerjasama dari berbagai pihak meliputi: pihak sekolah, keluarga, masyarakat, serta pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di era revolusi industri 4.0.
Seiring dengan perubahan zaman, maka manusia terus bertransformasi melakukan berbagai perubahan dalam kehidupan terutama dalam kemajuan dibidang teknologi. Namun yang menjadi dilematis ketika perubahan perkembangan begitu cepat tetapi tidak disesuaikan dengan sumber daya manusianya. Pendidikan menjadi salah satu harapan besar agar masyarakat agar dapat mengimbangi kemajuan yang ada.
Menurut Durkheim (Hidayat. 2014) “sekolah adalah miniatur dari kehidupan masyarakat”. Sekolah menjadi jalan untuk mempersiapkan individu agar dapat terjun ke dalam kehidupan masyarakat. Jika sekolah dapat mencetak generasi muda yang berkualitas maka akan berpengaruh terhadap kemajuan sebuah bangsa yang berkualitas juga.
Pada dasarnya kurikulum pendidikan IPS diarahkan agar siswa dapat menjadi warga negara yang baik, dalam kondisi masyarakat global yang terus mengalami perubahan menjadi tantangan bagi pendidikan IPS agar mampu beradaptasi dalam perubahan. Hal ini selaras dengan pendapat Gunawan (2016) “IPS harus dirancang dalam kurikulum untuk membangun kemampuan siswa dalam kehidupan masyarakat yang selalu mengalami perubahan”. Berbagai perubahan akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berdampak bagi kehidupan baik yang berdampak positif maupun negatif. Dampak inilah yang menjadi sebuah tantangan bagi siswa yang sejak dini mengenal kehidupan sosial sehingga nantinya peserta didik dapat menghadapi berbagai perubahan dalam tataran lokal, nasional, maupun global. Kurikulum IPS bertransformasi memenuhi 3 ranah tersebut, oleh karena itu peran kurikulum IPS sangat penting dalam membawa perubahan dalam kehidupan manusia dalam menjawab tantangan zaman.
Kurikulum 2013 yang diterapkan saat ini di Indonesia, berusaha untuk menjawab berbagai fenomena kemajuan zaman yang ada. Peserta didik tidak hanya diarahkan dalam kurikulum untuk memiliki kecerdasan dalam memanfaatkan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi mereka juga dituntut untuk memiliki kemampuan dalam pengembangan kualitas diri manusia yang disebut dengan soft skill.
Dalam kurikulum 2013 harus memberikan keseimbangan antara soft skill dan hard skill (Supardan. 2015). Kemampuan hard skill berkaitan dengan kemampuan manusia dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berbagai keilmuan yang dipelajari di bangku sekolah, sedangkan kemampuan soft skill diarahkan untuk dapat memiliki kepribadian yang baik dan dapat berhubungan dengan orang lain dalam kehidupan sosial. Oleh karena itu, kurikulum IPS harus diarahkan untuk dapat mengintegrasi kedalam kedua kemampuan tersebut secara seimbang.
Kurikulum IPS di Indonesia harus bertransformasi mengikuti perubahan zaman kearah kemajuan teknologi. Siswa dituntut untuk dapat beradaptasi dengan kebutuhan zaman, kurikulum dapat dirancang mempersiapkan generasi muda untuk dapat berperan di dalam kehidupan masyarakat. Kedepannya, siswa tidak hanya dituntut pintar namun dituntut untuk mempersiapkan keterampilanketerampilan yang dimilikinya, terutama dalam penguasaan teknologi. Dampak perubahan teknologi tanpa dilandasi dengan kekurangan keterampilan yang dimiliki maka mengakibatkan pengangguran secara massal, untuk itu perlu adanya reformasi dalam pendidikan dalam mempersiapkan generasi selanjutnya untuk mendapatkan pekerjaan di masa depan dalam era revolusi industri 4.0 (Schwab dan Samans, 2016: v).
Kurikulum IPS kedepannya dapat terintegrasi dengan dunia kerja, serta berbagai keterampilan-keterampilan yang wajib dimiliki siswa perlu ditingkatkan sehingga siswa dapat menjadi pribadi yang mandiri menciptakan lapangan kerja sendiri. Kurikulum harus dapat mengeksplor berbagai kemampuan siswa bukan hanya dalam kegiatan akademik tetapi juga mempersiapkan siswa untuk menjadi anggota masyarakat. Guru dalam mengajar mata pelajaran Ekonomi bukan hanya menekankan konsep materi ekonomi tetapi juga mengembangkan keterampilan siswa untuk memiliki kemampuan enterpreneur muda di masa depan. Oleh karena itu, pemerintah harus berupaya untuk merancang kurikulum yang dapat mempersiapkan generasi muda agar memiliki pekerjaan di masa depan dengan berbagai keterampilan yang dimilikinya.
Menghadapi berbagai tantangan di era ini diperlukan kolaborasi semua pihak seperti: sekolah, keluarga, masyarakat, serta pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di era revolusi industri 4.0. Tidak semudah mengembalikan telapak tangan untuk melakukan perubahan, namun berbagai perubahan tersebut dapat dimulai sejak dini dan dari hal terkecil sampai membawa perubahan besar bagi kehidupan manusia di masa yang akan datang.
Referensi :
Hidayat, Bobi. 2020. Pembelajaran IPS di Era Revolusi Industri 4.0
Nurhalisa. 2020. Kesiapan Pembelajaran IPS dalam Menghadapi Di Era Revolusi Industri 4.0 Menuju Society 5.0. Universitas Lambung Mangkurat
Ir. Hendarman, MSc. PhD, 2019. Tantangan Pembelajaran Di Era Revolusi Industri 4.0
Nursyifaa, Aulia. 2019. Transformasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI