Mohon tunggu...
Maria Fransiska Ayu
Maria Fransiska Ayu Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswi Ilmu Komunikasi

Be yourself! Spread love and positivity. Like acting, and dancing. Everything of Art : Theater.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Yuk, Kenali Pentingnya Penulisan Naskah Digital!

30 Agustus 2020   11:30 Diperbarui: 9 September 2020   17:12 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Era digital, tentunya membawa dampak pada pola menulis kita. Menulis tidak hanya lagi bisa di atas kertas saja, namun di berbagai ruang yang tersedia di internet termasuk saat kita melakukan interaksi di jejaring sosial seperti chatting, menulis status, mengunggah cerita, dan lain sebagainya. 

Tentu, di antara kalian pasti pernah melakukan hal tersebut, apalagi ketika kalian sedang merasa sedih, galau, bahagia dan lain-lain. Kalian  mengekspresikan hal itu menjadi sebuah tulisan, gambar, musik, audio , yang bisa di unggah ke berbagai jejaring sosial yang kalian miliki entah itu Facebook, Instagram, Twitter, dan lain-lain. 

Nah, jika begitu pertanyaan yang muncul adalah apakah kalian sudah menyadari bahwa apa yang kalian tulis bisa menjadi sebuah karya yang bisa dipublikasikan? Ayo, kita perlu menyimak dan menyelami apa pentingnya penulisan naskah digital!

Menulis pada dasarnya adalah hal yang penting sebagai bentuk pembelajaran dan partisipasi sosial. Sejak munculnya jejaring sosial, teknologi penulisan kolaboratif juga berkembang. Ruang untuk membuat tulisan, berbagi, serta mempublikasikan menjadi lebih kuat dan mudah sehingga tidak ada alasan lagi untuk menganggap menulis digital itu tidak penting. Di era modern  ini, orang-orang dapat menulis melalui pesan teks, blog, video dan lain sebagainya. 

Terlebih, banyak orang zaman sekarang lekat sekali dan berperan secara aktif  dalam penggunaan media digital (ito et al dalam National Writing Project, dkk, 2010: 3). Hadirnya teknologi yang maju memudahkan untuk proses menulis yang halus. Teks dapat digabungkan dengan unsur gambar ataupun grafis dengan mudah. 

Seperti yang kita tahu juga, sebagian besar orang sudah mempunyai gadget yang langsung terhubung ke internet sehingga perangkat ini sudah  menjadi alat untuk menulis. Orang-orang dalam menggunakan gadget dengan otomatis sudah mempraktikan menulis.

Jadi, penulisan digital bukan sekedar mempelajari alat digital baru, melainkan proses perubahan pola membuat tulisan, mengelola, dan mendistribusikannya itu. Intensitas tulisan digital  untuk dibaca atau dilihat bisa dikatakan sering karena terhubung ke jaringan internet. Dalam penulisan digital, besar kemungkinan juga penulis menggunakan berbagai media, menggambar dari berbagai sumber, serta mempublikasikanya. 

Aspek paling penting dalam menulis digital yang harus kita tahu adalah tentang bagaimana cara kita sebagai penulis menyampaikan isi pesan sebagai hasilnya. Menulis digital merupakan aktivitas yang kompleks, tidak hanya keterampilan namun juga dijadikan sebagai cara untuk berinteraksi dengan ide, membentuk pola pikir, dan berekspresi yang tidak terbatas dalam ruang dan waktu. 

Tahukah kalian tanpa kita sadari dalam era digital ini, sebagian besar anak zaman sekarang  banyak menghabiskan waktunya untuk menulis secara online. Aktivitas yang mereka lakukan seperti bertukar pesan, teks, hingga posting di jejaring sosial. Melihat pola sebagian besar anak zaman sekarang membawa adanya yang dinamakan “revolusi digital”.

Apa itu revolusi digital?

Revolusi digital membahas tentang bagaimana cara alat itu digunakan. Alat yang dimaksud berarti teknologi yang mereka gunakan seperti gadget yang terhubung ke jaringan internet yang membawa dampak ke kehidupan sosial dan budaya mereka. Saat kita menulis, kita harus bisa memposisikan diri kita juga sebagai pembaca. 

Kolaborasi menjadi hal penting yang harus dilakukan dalam menulis digital. Kolaborasi yang terjadi di ruang digital besar kemungkinannya, dapat dibagikan tanpa batasan ruang dan waktu secara cepat sehingga memengaruhi sifat menulis digital, yaitu menuntut adanya respon. 

Adanya revolusi digital tentunya juga membawa pada kesenjangan digital. Kesenjangan digital merupakan kondisi dimana pembagian akses ke teknologi berdasarkan atas pemisahan strata sosial yang merujuk pada si “kaya” dan “ tidak punya”. Namun, kesenjangan digital tersebut bukan menjadi permasalahan utama,  tetapi terletak pada masalah terputusnya generasi digital. 

Hal itu diartikan sebagai  adanya dua gap antara generasi sebelumnya seperti orang tua kita yang menjadi imigran digital, dengan kita sebagai anak muda zaman sekarang yang lahir sudah dikelilingi oleh teknologi digital.   Imigran digital mempunyai kecenderungan masih mempertahankan cara “dunia lama” dalam melihat serta berinteraksi dengan realitas dunia saat ini. Mereka masih mengajarkan “konten warisan” daripada “konten untuk masa depan” (Pensky dalam National Writing Project, dkk, 2010 : 26 ). 

Permasalahan ketidakmampuan beradaptasi dengan teknologi  adalah ketika tidak mau memikirkan cara baru untuk belajar, karena teknologi bukan tentang mempelajari pengetahuan (Hargadon dalam National Writing Project,dkk, 2010 :25 ). Keaktifan dalam berpartisipasi anak muda di jejaring sosial menunjukkan cara berpikir baru tentang peran pendidikan. 

Dalam mewujudkan generasi digital, perlunya instansi pendidikan untuk mengubah pola pembelajaran menjadi fokus pada penulisan digital sebagai  cara untuk belajar. Kemudahan  akses  dalam menggunakan teknologi tentunya akan menjamin siswa menjadi penulis digital yang baik. 

Selain itu, penulisan digital dianggap mempunyai peluang untuk menyeimbangkan adanya kesenjangan digital yang dapat meminimlisir keterputusan digital. Penulisan digital juga memerlukan keterampilan dalam mencari informasi secara digital, karena bagian terbesar membuka cakrawala berpikir kita sebagai penulis.

Adanya piranti alternatif yang bisa digunakan untuk institusi pendidikan dalam memfasilitasi siswanya untuk belajar menjadi penulis digital jika mengalami kesulitan dalam menganggarkan peralatan atau justru bingung berkaitan dengan permasalahan memilih program-program yang akan dihadirkan adalah dengan  podcasting. 

Podcast merupakan alat perekam digital sederhana, gratis, perangkat lunak pengedit berbiaya murah, serta situs web distribusi juga sederhana. Teknologi penulisan digital terus mengalami perkembangan. Maka, seperti yang kita dapat ketahui saat ini, undang-undang seperti yang tercantum dalam hak kekayaan dan intelektual seperti hak cipta, dan lain-lain mulai muncul. 

Hal yang harus diterapkan saat menjadi penulis digital perihal tentang pola pikir seperti bagaimana kita memandang sesuatu karena pada dasarnya teknologi tidak berubah banyak, dituntut untuk lebih bisa menerapkan berbagai cara dalam mengeksplorasi teknologi, serta mempunyai keinginan yang keras untuk tidak patah semangat dalam belajar.  

Penulis digital juga harus memahami bahwa apa yang ia tulis bersifat multimedia, maka penulis juga mampu menggabungkan gambar, video, musik daripada hanya teks saja. Dalam melakukan penulisan digital perlu dilakukan hal sebagai berikut :

  • Konteks yang kaya untuk menulis
  • Retorika yang bersifat teknologi, sosial, dan budaya. Penulis harus mampu menyajikan tulisan dengan cara yang berbeda yang menggabungkan unsur  sosial dan budaya ke ranah digital.
  • Kesadaran untuk mampu  berpikir kritis untuk menganalisis teknologi. Ketika banyak teknologi yang muncul perlunya kemampuan untuk memahami teknologi tersebut sehingga dapat dengan cermat memilih teknologi yang terbaik untuk digunakan dalam hal menulis.
  • Pengakuan pendekatan multimodal untuk menulis. Penulis perlu menyadari bahwa menulis ke ranah digital melibatkan banyak unsur seperti teks, gambar, audio, dan lain-lain.

Oleh karena itu, penulisan naskah digital itu penting. Menulis digital mempunyai banyak keuntungan karena dibantu dengan teknologi yang memudahkan kita untuk membuat, mengelola, dan mempublikasikan hasil tanpa terbatas dalam hal ruang dan waktu.  Menulis digital membuat penulis perlu memahami teknologi yang akan digunakan, serta bagaimana cara penulis berpikir dan menuangkan ide ke dalam tulisannya itu. Menulis digital tidak hanya dipahami bentuk keluaran berupa teks, melainkan bisa berupa audio, gambar, grafis, musik, dan lain sebagainya.

Daftar Pustaka

National Writing Project, DeVoss, D. N., Eidman-Aadahl, E, & Hicks, T. . (2010). Because Digital Writing Matters : Improving Students Writing in Online and Multimedia Environment. San Fransisco, CA: Jossey-Bass , A Wiley Imprint.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun