Ketika kecil, saya mengikuti lomba modelling di kota kelahiran saya, Surabaya. Dibesarkan oleh Eyang Putri yang gemar fesyen dan gaya, ada saja idenya ketika mendandani saya. Dalam lomba kali itu beliau membuat kalung pendek bertumpuk. Model kalung berbentuk choker yang terinspirasi dari Coco Chanel itu keren sekali dan elegan. Kalungnya berhias “batu” bulat unik berwarna kombinasi putih tulang dan krem keemasan. Namun “batu” cantik itu apa, saya belum tahu namanya. Itulah awal perkenalan saya dengan mutiara.
Pertengahan Oktober lalu saya berkesempatan hadir di pre-event Indonesian 6th Pearl Festival 2016. Acara yang menghadirkan Ibu Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberikan banyak pengetahuan dan informasi terkini mengenai mutiara asli Indonesia. Beliau menjelaskan; tak kurang dari sekitar 70% mutiara di pasar dunia berasal dari laut Indonesia. Sayangnya, begitu dilabeli dengan merek asing maka hilanglah seketika identitas asal-muasal mutiara kita. Ibu Menteri Susi mengatakan bahwa pemasaran terbesar ada di Jepang dan Hong Kong. Langsung saja terbersit dibenak: jika begitu, sangatlah mungkin bahwa desain mutiara yang saya lihat di iklan merek-merek internasional memakai mutiara yang berasal dari laut Indonesia.
Memori akan mutiara pun kembali menyeruak. Sambil saya perhatikan bahwa mutiara Indonesia yang cantik, tak banyak lagi dikenakan oleh wanita Indonesia apalagi generasi muda kini. Konsumen lebih memilih jenis mutiara freshwater. Jumlah mutiara freshwater berlimpah dipasar dan bisa didapatkan dengan harga yang lebih murah. Membeli apapun dari luar masih menjadi satu prestise untuk sebagian masyarakat kita.
Selain mencari mutiara dari luar, pamor mutiara juga seringkali redup karena diserbu oleh kehadiran jenis-jenis batu anorganik; berlian dan kristal misalnya. Pengetahuan akan mutiara yang kurang memadai juga menjadi satu faktor penghambat mutiara Indonesia untuk menjadi populer didalam negeri. Pembeli dalam negeri umumnya merasa khawatir akan melakukan kesalahan dalam membeli mutiara yang kurang baik kualitasnya dan tak mengerti harga pasar. Beda dengan pembeli asing yang lebih paham seluk beluk mutiara.
Tapi berbicara tentang mutiara, tahukah Anda bahwa dengan desain, warna, dan cara pemakaian yang tepat, mutiara Indonesia dapat menjanjikan penampilan yang tak hanya cantik namun juga memberikan efek kulit bercahaya dan kesan badan yang lebih langsing.
Sangat menarik, bukan? Yang pasti saya makin penasaran!
Ada Apa Dengan Mutiara Indonesia
Tak kenal maka tak sayang. Mari berkenalan kembali dengan kembali dengan mutiara asli Indonesia. Dikenal dengan nama ‘Indonesia South Sea Pearl (ISSP)’ , mutiara Indonesia mendominasi pasar dunia. Banyak faktor yang membuat ISSP menguasai 70% industri mutiara. Ukuran dan kualitas mutiara Indonesia adalah faktor unggulannya. ISSP terkenal dengan ukurannya yang besar yaitu mulai dari 10 mm hingga sekitar 15 mm. Mutiara Laut Selatan Indonesia ini dihasilkan dari tiram dengan genus Pinctada maxima. Iklim Nusantara di lintang Khatulistiwa mempengaruhi suhu, jumlah plankton, dan kondisi perairan, sehingga memungkinkan pertumbuhan mutiara yang optimal yang pada gilirannya menghasilkan hasil akhir yang sempurna, baik dari segi ukuran, ketebalan nacre, kilau, warna, bentuk dan juga rona permukaan mutiara itu sendiri.
Ada beberapa kategori hasil panen mutiara yaitu: gem quality pearls, misshapen pearls dan rejected pearls. Gem quality berbentuk lebih bulat sampai ke bulat sempurna. Jenis ini memiliki permukaan yang berkilau. Sementara misshapen shape umumnya disebut mutiara Baroque, bentuknya juga disebut Baroque, yakni mutiara yang tidak bulat namun cantik dengan ciri khas bentuk tersendiri.
Kategori rejected juga memiliki pasarnya sendiri. Tipe ini digunakan untuk hiasan, piranti makan, dan juga untuk kebutuhan industri kecantikan serta farmasi, artinya bahwa rejected bukanlah berarti rusak. Ukuran yang kurang dari diameter 0,8 mm, mutiara yang mengandung deposit kalsium dan makhluk organik lebih dari 20% adalah contoh kategori rejected. Di pasaran, para pedagang memberi grade pada setiap mutiara. Untuk mudahnya kita dapat mengambil patokan grade para pedagang mutiara internasional, yakni: A, AA, AA+ dan AAA. Semakin bulat, berkilau, dan tebal nacre, maka grade-nya semakin baik.
Menakar Nacre
Mutiara memang tergolong perhiasan eksklusif. Khususnya pada Indonesia South Sea Pearl (ISSP), setiap cangkang tiramnya membutuhkan waktu hingga dua tahun untuk memproduksi satu mutiara cantik sebelum akhirnya dibersihkan dan disortir. Pada jaman sekarang mutiara natural hasil alam makin jarang ditemukan. Mungkin hanya sekitar 5% saja dari total perdagangan mutiara dunia. Polusi dan penangkapan ikan yang berlebihan ditengarai menjadi penyebabnya.
Saat ini kebanyakan pasokan mutiara berasal dari peternakan-peternakan yang proses pembuatannya memerlukan keahlian tinggi. Awalnya, sel nukleus (inti mutiara) ditanamkan ke dalam tiram. Tiram menganggapnya benda asing sehingga mengeluarkan suatu zat antigen yang akan membentuk nacre. Nacre menyerupai selimut pelindung yang terus tumbuh berlapis-lapis. Ketebalan nacre berpengaruh pada kualitas mutiara. Ukuran nacre 0,3 mm – 0,5 mm pada mutiara adalah ideal untuk dipilih. Pada mutiara kualitas medium saja bisa terdapat sekitar seribu lapisannacre. Tahap-tahap pembentukan mutiara ini pula yang menyebabkan tak ada dua mutiara yang sama persis.
Selain ukuran dan bentuk, ISSP memiliki ciri khusus yang membedakannya dari mutiara lain yaitu adanya suatu kilau keemasaan yang terpancar, seperti pendar cahaya lilin. Asyiknya lagi, kilau ini umurnya abadi. Warna-warna khas ISSP yang paling banyak dicari adalah silver, gold cream, champagne, putih dengan semburan warna merah muda atau keemasan dan krem.
“A woman needs ropes and ropes of pearls.” ~Coco Chanel
PEARL PROMISE
Sudahkah menentukan warna favorit ISSP Anda?
Warna adalah pertimbangan penting selain desain dan ukuran. Khususnya dalam hal ukuran, mutiara Indonesia mendominasi pasar dengan ukuran yang besar, yakni berkisar mulai diameter 10 mm. Kita dapat memilih mutiara sesuai tujuan yang ingin kita capai; apakah agar berkilau, ataukah untuk mengoreksi tone warna kulit wajah ataupun untuk efek slimming. Kita juga dapat memilih berdasarkan gaya apa yang ingin kita aplikasikan, misal: elegan, chicataupun trendi.
Rona kulit yang dingin dapat dihangatkan dengan rona ISSP yang bernuansa pink dan krem. Sebaliknya rona yang hangat dapat ditingkatkan dengan kombinasi warna champagne atau putih keemasan. Jika efek keseimbangan pada bentuk wajah dan tubuh yang ingin didapatkan, permainan desain dapat dimanfaatkan. Bentuk kalung collar dan choker yang melekat dileher paling pas untuk yang berwajah tirus dan persegi. Efek melangsingkan dapat dicapai dengan desain tali yang lebih panjang, biasanya dibawah leher dan dada. Perhatikan agar tumpukan mutiara tak lebih dari tiga tumpuk. Tapi jika tetap menginginkan bentuk choker yang sedang in itu Anda dapat menambahkan tambahan liontin. Alternatif lain adalah tumpukan tidak terlalu banyak dan tidak terlalu ketat.
Bagi pembeli pemula, koleksi mutiara yang diinginkan biasanya adalah yang dapat digunakan untuk hampir segala acara. Inilah satu lagi keunggulan dari ISSP; rona-rona warna ISSP sangat fleksibel untuk di padu-padankan. Terusan batik Anda atau jeans dan t’shirt putih favorit hingga ke busana kerja dan kebaya cantik cocok dengan mutiara. Statement accessories seperti anting panjang, cincin berdesain futuristik dan berukuran besar serta gelang dengan model tali bertumpuk dapat dikenakan untuk memberikan kesan ultra moderen untuk Anda yang berjiwa muda. Mutiara juga tak lekang oleh pengaruh tren busana. Serunya lagi, tren warna tahun 2017 yang diprediksi mengambil inspirasi dari alam kelautan dapat menjadi acuan gaya yang akan semakin menonjolkan koleksi mutiara yang Anda miliki.
Indonesia South Sea Pearl: Aksesori Kini Dan Masa Depan?
“Who comes with summer to this earth and owes to June her hour of birth; a pearl should wear against her skin whose innocence many a heart shall win.” Anonymus
Kilau Indonesia South Sea Pearl berpendar seperti cahaya lilin, putih berkilau keemasan. Dalam mitologi kuno sering dikisahkan bahwa mutiara adalah tetesan embun dari surga. Warna mutiara yang putih jernih dan keemasan diasosiasikan dengan kebijakan, kemurnian, status sosial, spiritual dan integritas. Mutiara menyimpan filosofinya sendiri. Berbeda dengan jenis batu anorganik, karena mutiara berasal dari organisme hidup maka terdapat banyak pesan yang dapat kita gali dari sebutir mutiara. Terbentuknya lapisan nacre hingga ribuan kali membuat mutiara dianggap sebagai penyembuh dan pemberi nutrisi.
Bersamaan dengan kilau yang dibawa mutiara Indonesia, mungkinkah ada “pesan” lain yang terlewat oleh kita?
Beberapa healer (ahli pengobatan alternatif) menyebutkan mutiara berwarna ini mempunyai zat penyembuh untuk daerah sekitar perut dan dada. Mutiara juga dikatakan dapat membantu meningkatkan memori dan membantu kesuburan. Oleh karena itu mutiara dianggap cocok sebagai hadiah spesial untuk pernikahan, kelahiran bayi, maupun perayaan hari jadi. Tapi awas, jangan membeli mutiara palsu, karena tentu tak bakal membawa khasiat. Gigit dulu mutiara yang akan Anda beli, jika terasa berpasir dapat dipastikan mutiara tersebut asli. Mutiara palsu permukaannya licin sempurna, bentuknya juga identik sama.
Jika selama ini mutiara Indonesia ‘hanya’ bersentuhan dengan pemasar dan konsumen, maka akan sangat menguntungkan bila kedepannya nanti makin banyak peneliti dan ahli naturopati yang juga turut serta mengulik sisi lain dari ISSP ini. Dengan demikian, manfaat yang didapat akan menjadi paripurna, tak hanya secara estetik namun untuk kesehatan secara menyeluruh. Edukasi mengenai mutiara juga dapat mulai disisipkan pada khalayak yang lebih luas, bahkan pada pelajar dan anak-anak.
Dengan semua kelebihan yang ada pada mutiara Indonesia, patutlah kita bangga memiliki perhiasan mewah dunia dari laut Indonesia.
Tahukah Anda:
- Ukuran berat mutiara biasanya menggunakan satuan momme. 1 momme adalah 3,75gram.
- Tak hanya di Lombok, lokasi pengembangan tiram dengan genus Pincada maxima ini tersebar di 12 provinsi di Indonesia.
- Mutiara dikatakan dapat mengamplifikasi emosi. Oleh karena itu jangan berdekatan apalagi menyentuh mutiara ketikasedang sedih dan marah. Sebaliknya, boleh berdekatan apalagi menyentuh mutiara saat dalam kondisi bergembira.
Dari berbagai sumber
Foto istimewa
Jakarta, 24 Oktober 2016
Ayu Dia Sudarno
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H