Mohon tunggu...
Ayu Dessy Wulansari
Ayu Dessy Wulansari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Communication student UPN "V" Yogyakarta , wanna be a Journalist and love Manchester United so much :*

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sinopsis: Cintaku, Cinta yang Tulus (#1)

17 Januari 2012   04:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:47 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1326773126106928188

[caption id="attachment_156134" align="aligncenter" width="350" caption="sumber gambar: google.com"][/caption]

Sejak pertama kali bertemu Nathan, Tiara langsung menyukai pria itu. Nathan-lah orang yang membantu Tiara ketika ia mengalami saat-saat tidak terduga. Perasaan itu lalu tumbuh menjadi percikan cinta saat keduanya sama-sama berperan aktif dalam kegiatan sosial yang diadakan oleh kampus tempat mereka kuliah. Selama sebulan penuh Nathan, Tiara dan mahasiswa lainnya melakukan kegiatan sosial di daerah terpencil di Yogyakarta. Nathan mahasiswa semester tujuh dan Tiara mahasiswa semester tiga, sama-sama menjadi panitia di devisi acara. Nathan yang tulus dan suka membuat orang lain tertawa menjadi daya tarik tersendiri bagi Tiara, selain ketampanan yang dimiliki pria itu. Namun Tiara merasakan bahwa perasaan cintanya terhadap Nathan tidak terbalaskan. Sikap Nathan terhadap Tiara sama dengan sikapnya ke orang-orang lain. Tidak ada perlakuan khusus layaknya seorang pria menyukai gadis. Walaupun Tiara tahu bahwa sebenarnya mata Nathan terus mengawasi keberadaan dirinya secara diam-diam.

Sikap Nathan yang “biasa-biasa” saja terhadap Tiara, membuat gadis bertubuh mungil itu uring-uringan. Karena tidak tahan lagi akan perasaan cintanya kepada Nathan, Tiara bersumpah akan “menembak” Nathan terlebih dahulu saat mereka mulai kuliah. Setelah sebulan penuh menjalankan kegiatan sosial, mereka kembali mengikuti perkuliahan. Tiara menjalankan ambisinya itu. Ia menunggu Nathan di loby depan kampus selama seminggu, tetapi Nathan tak urung ia temukan. Tiara menjadi kesal terhadap perasaannya sendiri dan tentu kesal terhadap Nathan yang sudah berhasil membuatnya hampir gila. Teman-teman Tiara; Silva dan Chesy yang menyaksikan sikapnya berubah gara-gara Nathan, menyuruhnya agar melupakan pria itu. Tiara ingin melupakan Nathan, tapi ia tahu ia tidak bisa. Silva yang modis dan suka ceplas-ceplos saat bicara sedangkan Chesy lebih pendiam dan paling dewasa, hanya bisa pasrah karena mereka tahu Tiara gadis yang kuat dalam pendirian. Mereka berdua hanya mendukung Tiara demi kebaikan gadis itu.

Dua minggu kemudian Nathan datang ke kampus dan ia melihat Tiara duduk sendiri di tangga loby kampus. Kedatangan Nathan terlihat oleh Tiara. Tiara langsung menyeret Nathan ke kantin kampus yang sedang sepi. Tanpa basa-basi lagi, Tiara menyatakan perasaan cintanya kepada Nathan. Tiara berharap bahwa Nathan akan menerima perasaannya dan mereka menjadi sepasang kekasih. Tetapi jawaban yang disampaikan Nathan secara dingin dan singkat membuat hatinya lebur. Ia bagaikan masuk ke dalam mesin penghancur raksasa. Tidak hanya hatinya yang hancur, tetapi juga raganya. Nathan yang melihat perubahan Tiara merasa iba dan ingin memeluk gadis itu. Mata indah Tiara tidak lagi memancarkan kehangatan seperti dulu, melainkan kesedihan yang tiada tara. Tetapi Nathan tidak bisa memeluk Tiara, ia tahu benar siapa dirinya. Dan orang seperti dirinya tidak pantas jika menjadi kekasih Tiara.

Hari demi hari berlalu, Nathan dan Tiara tidak pernah lagi saling berhubungan. Nathan sebisa mungkin menghindari Tiara di kampus. Nathan kembali menjalani hari-hari yang suram, terutama bila orangtuanya ada di rumah. Ia merasa selalu mendapatkan tekanan dan cibiran dari orangtuanya sendiri. Perlakuan orangtua yang otoriter, kurang memberikan kasih sayang dan selalu menyalahkan Nathan, membuat dirinya lari ke “pelukan” obat-obatan terlarang. Sudah tiga tahun lebih ia menjadi pecandu narkoba. Uang jajan yang diberikan oleh orangtuanya habis untuk membeli pil ekstasi, ganja, dan sabu-sabu. Tidak jarang ia menjual perabotan di kamarnya untuk memenuhi stok obat terlarang itu. Hanya dengan berada di pelukan narkoba, Nathan bisa tenang menghadapi hari-harinya yang kelam dan bisa bertahan dari perlakuan orangtuanya.

Waktu terus berlalu dan Nathan tetap menjauhi dari Tiara. Perubahan sikap yang ditujukan Nathan membuat Tiara penasaran. Tiara sama sekali tidak mengetahui seluk-beluk kehidupan Nathan. Ini membuat Tiara nekat mengikuti Nathan seusai pulang kuliah. Betapa terkejutnya Tiara saat ia melihat Nathan memberikan sejumlah uang kepada dua orang laki-laku kurus dan mereka memberikan sejumlah pil kepada Nathan di gang sempit dan sepi tidak jauh dengan kampus mereka. Salah satu laki-laki itu adalah Choki, teman SMA Nathan yang merupakan pecandu narkoba dan menjerumuskan Nathan ke dunia narkoba. Tiara memergoki aksi Nathan dan menghampirinya. Nathan terlihat pucat dan terus menunduk. Tiara memaksa Nathan untuk buka mulut dan tercengang begitu Nathan menceritakan bahwa ia adalah pecandu narkoba. Keadaan di dalam keluarga yang membuat Nathan menjadi seorang pecandu membuat Tiara sedih sekaligus prihatin. Tiara bertekad ingin menyembuhkan Nathan dengan mengikuti rehabilitasi bagi pecandu narkoba. Tiara juga memaksakan Nathan agar berterus terang kepada orangtuanya bahwa ia mengonsumsi narkoba dan ingin direhabilitasi. Pertamanya Nathan menolak usulan itu tetapi Tiara terus membujuk. Akhirnya Nathan akan mencoba memberitahu orangtuanya karena melihat kesungguhan dan semangat dari Tiara. Nathan ingin gadis itu tidak merasa sedih karena dirinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun