Mohon tunggu...
Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - The Truth Will Set You Free

Capturing Moments With Words

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inspirasi dan Cerita SD Muhammadiyah Sapen, Yogyakarta

24 Mei 2024   10:11 Diperbarui: 24 Mei 2024   10:49 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kunjungan Forum komunikasi Sekolah Dasar Swasta (FKSDS) Kecamatan Bekasi Selatan ke Sekolah Muhammadiyah Sapen -- Yogyakarta sungguh merupakan suatu pengalaman berharga.

Forum Komunikasi Sekolah Dasar Swasta (FKSDS) Kota Bekasi sendiri memang bertujuan  agar terjadi kerjasama antar sekolah sekolah swasta dan bekerjasama secara efektif menjalankan peran untuk mempengaruhi kebijakan pendidikan nasional guna kemaslahatan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas (https://www.kompasiana.com/jokowinarto/4 Maret 2012)

Kedatangan rombongan berjumlah dua puluh orang yang terdiri dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala sekolah, guru dan Operator Sekolah disambut langsung oleh Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Sapen Agung Rahmanto, S.H., M.Pd. Bapak Kepsek menyambut kami tepat di lobi memberi salam dengan ramah lalu kami pun menyempatkan mengambil foto Bersama tak lupa dengan membentangkan spanduk.

Kepala sekolah kemudian  menjelaskan dengan runut bagaimana kehadiran SD Muhammadiyah Sapen telah berdiri sejak tahun 1967 dengan kondisi yang sangat terbatas dan cenderung memprihatinkan. Namun karena kegigihan para pendiri sekolah dan semua pihak maka saat ini sekolah ini menjadi salah satu sekolah terbaik yang ada di Indonesia.

Mengutip dari web resmi  sekolah  "Proses pendirian SD Muhammadiyah Sapen disikapi dengan pesimis. Perasaan pesimis itu muncul karena pada saat itu sama sekali tidak ada dana untuk membangun gedung sekolah dan biaya operasional sehingga SD Muhammadiyah Sapen menempati sebuah mushola yang hanya berukuran 3 x 4 meter dan kemudian berpindah ke balai desa sapen yang tidak layak untuk dijadikan tempat belajar. Ruangan tersebut berukuran 6 x 6 meter. Semua dindingnya terbuat dari bambu, berlubang dan penuh dengan tiang agar tidak roboh. Bahkan sempat menyandang status SD Muhammadiyah Sapen sebagai sekolah terjorok di Yogyakarta.

Melihat kondisi seperti itu, Sumarno salah satu penggagas berdirinya SD Muhammadiyah Sapen terpanggil untuk diwakafkan tanahnya seluas 1000 m. Pembangunan gedung dimulai pada tahun 1971 dengan dibentuknya panitia pembangunan yang diketuai oleh Prof. H. A. Muhti Ali, M. A. Pembangunan ini terus berlanjut dengan bantuan dari Prof Dr Amin Rais, tanah seluas 400 m2, kemudian disusul dengan bantuan dari menteri pendidikan dan kebudayaan pada saat itu Prof Dr Wardiman joyonegoro sehingga terwujudlah gedung lama pada tahun 2000 SD Muhammadiyah sapen berhasil membebaskan tanah seluas 1800 m2 dan dibangun gedung hingga berwujud seperti sekarang ini". (sumber: http://www.sdmuhsapen-yog.sch.id)

Ada banyak cerita yang dipaparkan baik oleh pak Agung mengenai struktur sekolah, program, kurikulum bahkan kami sempat melihat-lihat kelas-kelas, ruangan UKS, toilet, perpustakaan, Tata Usaha dan ruang kepala sekolah.

Dok pribadi
Dok pribadi

Bila melihat kondisi fisik sekolah, memang tidak terlalu istimewa jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah swasta terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, medan atau Bandung. Bahkan ketika kami mencoba mencari fasilitas seperti lapangan futsal dan lapangan basket, kami sungguh terkejut mendengar sekolah ini tidak memilikinya. Sekolah SD Muhammadiyah Sapen yang beralamat di Jl. Bimo Kurdo No.33, Demangan, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta,  ternyata menjalin Kerjasama dengan kampus-kampus dan Lembaga lain untuk mendapat tempat Latihan sekaligus mencari prestasi olahraga. Meskipun terlihat dari akses jalan yang relatif terbatas bahkan untuk parkir ternyata tidak membendung prestasi dalam bidang olahraga yang biasanya dikuasai oleh sekolah-sekolah dengan fasilitas lengkap dan memadai.

Satu hal yang menarik perhatian adalah adanya aviary atau kandang burung besar tepat di depan ruangan-ruangan kelas. Menurut saya, kehadiran aviary secara psikologis dapat meredakan kejenuhan ketika belajar sekaligus dapat dipakai sebagai bahan ajar materi seperti IPA.

Dok pribadi
Dok pribadi

Yang lebih mengagetkan kami tidak lain adalah ketika Kepala Sekolah menunjukan ruang guru yang kami lihat hanya berukuran relative kecil dan sangat sederhana dengan partisi-partisi terbuat dari kayu. Suasana ruang guru terus terang terlihat agak kurang nyaman karena memang bersebelahan dengan ruang UKS dan ruangan fotocopy. Namun, dibalik itu ternyata ada filosofi yang dalam bahwa seorang pendidik memang harus lebih banyak berada dalam kelas dan bersama dengan para siswa. Ruangan guru ini menurut penjelasan hanya dipakai untuk transit guru-guru mapel dan tempat makan sambil menunggu jam pelajaran.

Kemudian yang menjadi keunggulan lain selain kelas regular  adalah adanya program akselerasi yang diberu nama PATAS (cepat tuntas). Progran yang ada sejak tahun 1994 ini memiliki proses  penyarinagn sangat ketat, dengan kriteria nilai akademik rata-rata 5 mapel minimal 9,0, Kelas 1 - 3 selalu juara 1, Test psikologis dan kesehatan.

Proses belajar mengajar di SD Muhammadiyah Sapen dilaksanakan secara seimbang antara tiga ranah pendidikan. Afektif, kognisi, dan psikomotorik, yang diharapkan dapat menghasilkan siswa yang menguasai keimanan dan ketaqwaan (IMTAQ) dan ilmu pengetahuan (IPTEK) sesuai dengan visi dan misi sekolah. Visi yang jelas ini memang terlihat dijiwai oleh seluruh warga sekolah sehingga ujung tombak Pendidikan yang adalah iman, ilmu dan karakter terlihat sekali ketika kami melihat siswa-siswi yang berada dalam lingkungan sekolah.

Setelah puas berkeliling dan bertanya kami sempat masuk kedalam ruang auditorium dan bertemu ibu yang murah senyum tapi maaf saya lupa mencatat Namanya. Ibu itu bercerita kalua beliau sebenarnya lulusan dari Fisipol UGM dan sudah cukup lama menjadi guru di SD Muhamaddiyah, Sapen. Beliau bercerita bagaimana ia bertanggung jawab untu mencari dan menemukan siswa-siswi yang memiliki potensi untuk bisa berprestasi baik dalam level daerah, nasional dan inetrnasional. Saya melihat bagaimana etos kerja dan dedikasi para pendidik untuk bisa menemukan siswa berprestasi.

Setelah berkunjung hampir 3 jam, kamipun berpamitan dan tidak lupa ketua rombongan memberikan bingkisan yang diterima langsung oleh ibu yang mewakili. Kami pulang dengan membawa banyak sekali pelajaran yang akan kami implementasikan pada sekolah kami masing-masing. Kami bangga Indonesia memiliki sekolah berkualitas. Sukses selalu Sd Muhammadiyah Sapen. Sukses pendidikan Indonesia.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun