Mohon tunggu...
Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - The Truth Will Set You Free

Capturing Moments With Words

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kepemimpinan Yesus: Pendelegasian dan Teladan

19 Mei 2024   14:38 Diperbarui: 19 Mei 2024   14:41 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Kristen menjadi Agama Resmi Roma (https://christian.net/theology)

Ketika Yesus dan ketiga muridnya turun gunung Tabor tersebut. Mereka mendapati para murid yang lain sedang dikelilingi oleh banyak. Ketika mereka melihat Yesus, datanglah seorang menyembahnya dan memohon untuk menyembuhkan anaknya. Anak itu sudah di bawa kepada para murid tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya.

Yesus kemudian berpaling kepada murid-muridnya Maka kata Yesus: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!" Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itupun sembuh seketika itu juga.

Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?" Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi  saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.

Yesus menyadari ia telah memberikan kepada mereka "kuasa" dan meminta mereka melakukan apa yang telah ia lakuakn dan sebagai pemimpin ia tahu bahwa "kuasa" yang para murid miliki adalah sama dengan yang Yesus miliki.

Mengapa Yesus marah terhadap para murid? Jawaban yang paling masuk akal adalah karena Ia telah mendelgasikan (empowering) apa yang Ia sendiri miliki kepada para murid.

Dalam sebuah artikelnya di Harvard Business Review tahun 1974 William Oncken, Jr dan Donald L Wass menuliskan bahwa para manager seringkali menjadi orang yang "burnout" karena harus menyelesaikan tugas dan tanggung jawab staffnya yang Oncken sebut sebagai "kera". "Kera" itu adalah semua pekerjaan dan tanggung jawab yang seharusnya diselesailan oleh staff namun karena mereka tidak mampu menyelesaikan dengan cepat berpindah dari Pundak staff kepada pundak atasan mereka. Ini adalah hal yang lumrah terjadi dalam sebuah perusahaan.

Dalam tiga setengah tahun pelayanannya Yesus selalu mengembalikan "kera" pada pemiliknya yaitu para murid atau orang lain yang ia temui. Yesus tidak pernah takut akan kehilangan pengaruh atau otoritasnya ketika melihat para murid berkembang pesat.

Bahkan ia mengharapkan para murid untuk melakukan hal-hal yang lebih besar daripada dirinya. Ia berkata "Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu". What a statement!

Setelah mereka mengikutinya, mereka mengimitasinya lalu mereka melakukan pekerjaan yang sama seperti yang Yesus lakukan.

Dalam perpisahan terakhirnya dengan para murid sebelum terangkat ke Sorga. Yesus Kembali mengingatkan mereka akan delegasi tugas besar yang Ia terima dan sekarang hendak Ia berikan kepada para murid. Yesus mendekati mereka dan berkata:" Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku."

Gambar: Kristen menjadi Agama Resmi Roma (https://christian.net/theology)
Gambar: Kristen menjadi Agama Resmi Roma (https://christian.net/theology)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun