Mohon tunggu...
Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - The Truth Will Set You Free

Capturing Moments With Words

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nature dan Nurture dalam Pemerolehan Bahasa

16 Februari 2024   21:07 Diperbarui: 17 Februari 2024   06:46 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Noam Chomsky (gettyimages.com)

Kembali kepada karakter Tarzan yang sejak kecil tidak pernah mendengar dan belajar Bahasa Inggris akhirnya tetap bisa berbahasa Inggris membuktikan secara fiksional kebernaran teori Chomsky. Tarzan tidak lahir seperti piring kosong melainkan telah dibekali sebuah alat Bernama piranti Pemrolehan Bahasa. Piranti itu sendiri bersifat universal .

Namun satu sisi karakter Tarzan juga membuktikan secara fiksional bahwa kemampuannya berbahasa dengan baik yaitu didahului dengan stimulus. Dalam hal ini ia belajar dari kabin kayu ayahnya yang menyimpan koleksi buku-buku ayahnya yang meliputi sejarah, geografi, dan sejarah.

Kasus nyata yang terjadi pada tahun 1970 dimana seorang anak perempuan Genie Wiley yang mendapat siksaan dan isolasi dari ayahnya secara tragis. Sepanjang hari ia hanya duduk telanjang di toilet duduk tanpa berbicara dengan siapapun. Ketika ia berisik ayahnya akan menyiksanya. Setelah ditemukan dan kemudian dilatih berbicara selama delapan tahun, Genie tetap tidak dapat berbahasa seperti manusia lainnya. Walau sudah berumur 13 tahun, Genie masih memiliki otak seperti balita. ia juga tak bisa berbicara dan tak bisa mengunyah makanan karena selalu mengonsumsi makanan berbentuk cairan sejak lahir. Genie hanya mengerti 3 kata saja, yakni namanya sendiri, 'stop' dan 'tidak lagi'. 

Lingusit dan Neurologist Eric Lenneberg menyatakan bahwa seperti banyak perilaku manusia lainnya, kemampuan untuk memperoleh bahasa tunduk pada periode kritis. Periode kritis adalah rentang waktu yang terbatas di mana suatu organisme peka terhadap rangsangan eksternal dan mampu memperoleh keterampilan tertentu. Periode kritis untuk pemerolehan bahasa berlangsung hingga sekitar usia 12 tahun. Setelah masa pubertas organisasi otak menjadi teratur dan tidak lagi dapat mempelajari dan menggunakan bahasa secara penuh.

Dari kisah-kisah tersebut Nampak adanya hubungan antar nature dan nurture, Kedua-duanya amat diperlukan dalam pemrolehan Bahasa. Nature penting karena tanpanya manusia tak mungkin berbicara. Juga Nurture penting karena tanpa input dan drilling bekal kodrati tidak akan banyak menolong seperti pada kasus Genie.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun