Mohon tunggu...
Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - The Truth Will Set You Free

Capturing Moments With Words

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Resolusi Selalu Gagal?

30 Desember 2023   09:44 Diperbarui: 30 Desember 2023   09:58 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun baru identik dengan resolusi. Menurut KBBI, resolusi adalah putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal. Kesimpulan yang bisa kita ambil tentang resolusi adalah bahwa itu adalah sebuah janji atau komitmen yang kita buat mengenai suatu masalah atau keadaan. Terdengar berat. Memang berat. Tetapi banyak orang rajin menuliskannya menjelang pergantian tahun. Mengapa? Karena pada dasarnya manusia itu senang menilai dirinya, membandingkan dirinya dengan orang lain, kemudian mengambil keputusan "something has to be done" untuk menjadikannya lebih baik.

Menurut Forbes Health/OnePoll dari sampel 1000 orang dewasa di Amerika, terdapat beberapa data mengenai resolusi tahun baru:

  • 62% mengatakan bahwa mereka merasa tertekan untuk membuat resolusi tahun baru.
  • Perempuan (64%) sedikit lebih merasa tertekan untuk membuat resolusi daripada pria (60%).
  • Secara keseluruhan, 48% orang mengatakan peningkatan kebugaran adalah prioritas utama pada tahun 2024 sementara 36% menyebutkan peningkatan kesehatan mental sebagai resolusi utama (responden dapat memilih lebih dari satu).
  • 55% mengatakan kesehatan fisik dan mental sama-sama penting.

Untuk tahun 2024, survei Forbes Health/OnePoll menemukan beberapa resolusi lebih umum daripada yang lain, dengan tujuan yang paling populer termasuk:

  • Peningkatan kebugaran (48%)
  • Peningkatan keuangan (38%)
  • Peningkatan kesehatan mental (36%)
  • Menurunkan berat badan (34%)
  • Peningkatan diet (32%)

Resolusi yang kurang populer termasuk melakukan lebih banyak perjalanan (6%), meditasi secara teratur (5%), mengurangi konsumsi alkohol (3%), dan tampil lebih baik di tempat kerja (3%).

Survei Forbes Health/OnePoll menemukan bahwa rata-rata resolusi hanya bertahan selama 3,74 bulan. Hanya 8% responden yang cenderung mempertahankan tujuan mereka selama satu bulan, sementara 22% bertahan selama dua bulan, 22% bertahan selama tiga bulan, dan 13% bertahan selama empat bulan.

Mengapa kita gagal memenuhi resolusi kita sendiri?

Source: Freepik.com
Source: Freepik.com

Mengacu pada definisi resolusi sendiri yang berarti sebuah keputusan yang mengubah cara hidup, cara bertindak, cara berpikir, dan berbagai aspek dalam hidup manusia, maka sangat masuk akal kalau kita akan gagal. Kita belum siap berubah. Kita hanya ikut-ikutan. Perubahan terjadi dari dalam diri manusia. Dari sebuah refleksi yang dalam tentang mengapa saya harus berubah, jadi bukan karena hari ini adalah hari terakhir di tahun ini.

Tujuan dari resolusi umumnya bersifat menekan sampai level tertentu. Kita cenderung belum siap karena jauh di dalam alam bawah sadar kita sebetulnya kita masih nyaman dalam keadaan "status quo". Seperti kutipan terkenal, "perubahan bukanlah perubahan sampai terjadi perubahan". Kapan terjadi perubahan? Ketika kita sadar tanpa perubahan kita akan terpuruk dan hancur. Untuk menyadari keadaan tersebut, dibutuhkan kontemplasi panjang, bukan satu malam menjelang tahun baru.

Bagaimana kita bisa melakukan perubahan?

Breakdown resolusi dalam jangka panjang. Ketimbang menuliskan resolusi seperti "aku harus kurus pada tahun 2024", lebih baik kita membuat long-term planning. Misalnya, dalam 3 bulan pertama aku akan berusaha menurunkan 1 kg dengan lari pagi seminggu dua kali dan memotong jadwal ke kafe dari seminggu dua kali menjadi seminggu sekali. Tujuan besar kita pilah-pilah menjadi lebih kecil dan tidak terdengar "menyiksa".

  • Perubahan terjadi dalam "consciousness" terlebih dahulu. 

Ambil contoh seseorang yang mau berhenti merokok, tahu betul sulitnya menghentikan kebiasaan ini. Jauh dalam hati mereka sadar harus berhenti, tetapi tidak bisa karena motivasi belum terlalu kuat. Let's say mereka di vonis kanker paru-paru stadium 1, terbaring di ruang perawatan dengan oksigen terpasang. Mau tidak mau mereka akan terbayang-bayang oleh kesadaran jika terus merokok maka pasti mati. Terbayang wajah anak-anak, istri, keluarga yang membuat mereka bisa mengambil keputusan. Tentu ini contoh terlalu ekstrim, tetapi tentu ada kebenaran di dalamnya. Membangun kesadaran dapat dilakukan dengan mengambil sudut pandang orang lain, bertanya pada diri sendiri mengapa saya harus berubah, dan bermeditasi serta berdoa.

  • Buat resolusi tidak hanya menjelang tahun baru. 

Membuat resolusi hanya ketika menjelang pergantian tahun membuat kita stress. Tidak ada manfaat membuatnya kalau hanya ingin ikut-ikutan orang. Buatlah resolusi ketika kita benar-benar siap. Benar-benar termotivasi dan ingin berkembang lebih baik secara fisik dan mental.

  • Bangun citra diri.

Kita adalah ciptaan Tuhan paling mulia dan berharga. Kita diciptakan untuk menjadi makhluk termulia di antara semua ciptaan. Ketika kita melihat diri kita di cermin, maka refleksi yang terpantul akan mengingatkan kita bahwa kita berharga dan kalau ada sesuatu yang membuat kita kehilangan nilai, maka kita punya motivasi untuk berubah. Manusia tidak seharusnya diperbudak nafsu, kebiasaan buruk, toxic relationship, drugs. Kita harus berubah karena memang kita makhluk paling mulia.

source: Freepik.com
source: Freepik.com

Beri kesempatan kepada diri sendiri untuk mengevaluasi secara berkala. Beri pujian dan reward ketika kita berhasil dan jangan larut dalam kesedihan ketika kita gagal. Terus lakukan lagi, sedikit demi sedikit. Selamat memasuki tahun baru 2024.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun