Mohon tunggu...
Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - The Truth Will Set You Free

Capturing Moments With Words

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

John Bunyan Sang Penulis Abadi Inggris

26 Desember 2023   15:34 Diperbarui: 26 Desember 2023   15:36 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshot: Youtube Channel Ryan Reeves

John Bunyan meninggal pada 31 Agustus 1688 dalam usia 58 tahun akibat penyakit pneumonia sewaktu berkuda melintasi hujan badai dalam perjalanan mendamaikan seorang ayah dan anak laki-lakinya yang sedang bertengkar. Bunyan tergerak mendamaikan keluarga ini sehingga dalam keadaan sakit ia nekat menuju Reading. Dalam perjalanan pulang, Bunyan singgah di rumah temannya bernama John Strudwick dan meninggal di sana.

Inggris kehilangan seorang pembaharu iman dan salah satu penulis paling berpengaruh hingga era modern ini. John Bunyan memang tidak mendapat pendidikan yang tinggi karena kehidupan keluarganya yang sangat miskin. Ayahnya Thomas Bunyan bekerja sebagai seorang tukang patri yang memperbaiki panci dan belanga. Pekerjaan yang kelak diwarisi kepada putranya.

Istri John adalah seorang Puritan, (kumpulan sejumlah kelompok keagamaan yang memperjuangkan "kemurnian" doktrin dan tata cara peribadatan, begitu juga kesalehan perseorangan dan jemaat), yang memberikan dorongan kuat dalam diri John sehingga dia bertobat. Kemudian pertobatan itu menuntun dirinya menjadi seorang pengkhotbah biasa di denominasi-denominasi non-Konformis di kota Bedfordshire.

Setelah menyelesaikan wajib militer selama tiga tahun, ia akhirnya kembali ke kotanya dan menikah dengan seorang gadis Puritan. Istri John Bunyan memberi dorongan kuat agar suaminya dapat hidup benar dan bertobat. Dari pertobatan itu, John menjadi seorang pengkhotbah dari gereja ke gereja dan persekutuan ke persekutuan di mana saja ia mendapat kesempatan.

Pada masa itu hanya anggota gereja Anglikan dan telah memiliki lisensi berkhotbah dari rajalah yang dapat berkhotbah kepada umat. Karena John Bunyan tidak memilikinya, maka ia ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara selama 12 tahun.

Dalam penjara itulah John mendapat ilham menulis karyanya yang paling terkenal berjudul "The Pilgrim Progress". Kisah seorang bernama Kristen yang mendapati sebuah beban misterius di punggungnya yang semakin lama semakin membesar menjadi sangat membebani dirinya.

Atas petunjuk seorang penginjil, ia diperintahkan untuk berlari dari kota kehancuran menuju Bukit Sion di mana ia akan menemukan pintu gerbang yang akan mengarahkannya kepada kota surgawi.

Ketika kita membaca "Pilgrim progress" terasa sekali penulis tidak hanya telah membaca dan memahami Kitab Suci tetapi lebih dari itu ia telah melakukan sebuah devosi dan perenungan panjang akan tema-tema alkitab. Bunyan menghidupi alkitab lebih dari sekedar pengetahuan doktrinall di kepalanya.

The Pilgrim Progress sebetulnya memakai diksi yang sederhana dan mudah dipahami, namun yang menjadikannya istimewa adalah pemakaian alegori yang membangkitkan imajinasi pembaca dalam memahami teks-teks klasik Alkitab menjadi lebih hidup dan mudah dipahami.

Screenshot Youtube Channel Vision Video
Screenshot Youtube Channel Vision Video

Bunyan berhasil memperkaya keindahan berbahasa Inggris dengan memperkenalkan ungkapan yang baru pada masa itu seperti Vanity Fair, Giant Despair, Valley of humiliation serta kutipan-kutipan menawan antara lain What God says is best, is best, though all the men in the world are against it.", Dark clouds bring waters, when the bright bring none." "The man that takes up religion for the world will throw away religion for the world." John Bunyan berjasa membawa literasi Inggris mencapai puncak kejayaannya.

Kepiawaian John dalam menambal panci-panci bolong seperti sangat berguna dalam tulisannya menambal bolong-bolong kebingungan orang awam memahami bahasa King James Bible masa itu.

Orang Inggris percaya dalam setiap rumah-rumah warganya ada dua buku wajib yang pertama adalah Alkitab dan yang satu lagi buku karya Joihn Bunyan "The Pilgrim Progress".

Karya John Bunyan, terutama The Pilgrim's Progress, telah meraih penggemar luas melalui pertunjukan panggung, adaptasi film, acara TV, dan siaran radio. Ralph Vaughan Williams menciptakan opera berdasarkan The Pilgrim's Progress, disebutnya sebagai 'Moralitas', yang perdana di Royal Opera House pada tahun 1951 dalam Festival of Britain, dan kembali dihidupkan pada tahun 2012 oleh English National Opera. Opera ini memberikan dimensi baru pada narasi epik Bunyan, mengeksplorasi perjalanan rohaniah karakter-karakternya. Kesuksesan berbagai adaptasi ini membuktikan daya tarik dan relevansi cerita abadi Bunyan dalam berbagai bentuk seni pertunjukan.

Tidak heran karyanya telah diterjemahkan ke tidak kurang dari 200 bahasa. Bahkan The Guardian pada tahun 2013 mencatatkan karya monumen ini sebagai nomor 1 dari 100 novel fiksi berbahasa Inggris terbaik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun