Mohon tunggu...
Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - The Truth Will Set You Free

Capturing Moments With Words

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yusuf: Kisah tentang Pengampunan dan Rekonsiliasi

19 Maret 2023   14:10 Diperbarui: 19 Maret 2023   14:14 1882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Awal mula migrasi orang Israel ke Mesir (freebibleimages.org)

Namun dari catatan ayat-yat tadi kita melihat Yusuf memulai dengan suatu pengakuan yang radikal "Akulah Yusuf saudaramu, yang kamu jual ke Mesir. Yusuf dengan tegas berkata kalau setelah dua puluh tahun berlalu, ia tetap mengakui bahwa mereka adalah saudara-saudaranya. Ia tidak menyangkal bahkan tidak merasa malu seperti kisah terkenal Malin Kundang yang tidak sudi mengaku ibu kandungnya sendiri.

Yusuf lebih jauh lagi mengatakan kalau tindakan mereka adalah tindakan yang jahat. Ia tidak pernah melupakan kesalahan mereka. Mengampuni bukan melupakan kesalahan, tetapi untuk menjadikan itu sebuah pelajaran (Julianto Simanjuntak dan Roswitha Ndraha, 2020:72). 

Ilustrasi : Yusuf dengan tabah dan ikhlas mengampuni dan memulihkan hubungannya dengan saudara-saudaranya yang telah berbuat jahat terhadapnya (freebi
Ilustrasi : Yusuf dengan tabah dan ikhlas mengampuni dan memulihkan hubungannya dengan saudara-saudaranya yang telah berbuat jahat terhadapnya (freebi

Ketika mengampuni Yusuf rela menanggalkan atributnya sebagai seorang penguasa dan mendekati, memeluk serta mengatakan kalau ia adalah saudara-saudara mereka. Relasi kuasa dan kesombongan merupakan akar dari sulitnya memaafkan orang lain. 

Menurut KBBI, restorasi memiliki arti  pengembalian atau pemulihan kepada keadaan semula (tentang gedung bersejarah, kedudukan raja, negara); pemugaran. Restorasi merupakan salah satu unsur penting dalam memaafkan. Sebagai contoh seorang pegawai meminjam mobil kantor untuk keperluan dinas luar kota, tetapi kemudian ia dengan tidak sengaja menyerempet mobil lain akibatnya mobil tersebut mengalami kerusakan pada bagian bemper. Dalam hal ini meminta maaf kepada bosnya adalah sebuah keharusan tetapi juga mengganti kerugian yang ditimbulkan oleh tindakannya menjadi sangat penting. Meskipun bosnya telah memaafkan tetapi tindakan restorasi harus juga dilakukan. 

Yusuf dalam kisah ini mematahkan siklus power cycle dalam seluruh perjalanan hidupnya. Ketika ia dulu menjadi anak kesayangan, ia kurang peka akan perasaan saudara-saudaranya dan ketika saudara-saudaranya bergabung mereka menjualnya. Sekarang gantian Yusuf kembali memegang kuasa atas mereka. 

Ia berhasil menyadari dalam seluruh peristiwa menyakitkan hidupnya, ia sadar ada rencana Tuhan yang digenapi dalam hidupnya. Tindakan saudara-saudaranya menjual Yusuf sehingga sampai di Mesir menjadi "cara" Tuhan agar Yusuf dapat memelihara kaum keluarga Israel. 

Mengampuni juga berarti bisa mengingat namun kesakitan itu tidak lagi ada. Dengan berani menyatakan seluruh isi hatinya, Yusuf telah berhasil memaafkan dan dengan tegar menjalani kehidupan yang merdeka dari segala kepahitan, amarah dan dendam yang kalau disimpan akan meracuni hidupnya sendiri. 

 Dengan tidak pernah menyimpan dendam, Yusuf menjadi seorang yang efektif, luwes dan tidak terikat kepada masa lalunya. Seluruh kepahitan dan luka-luka dalam batinnya menjadi pembelajaran agar ia menjadi pribadi yang lebih baik sekaligus pemimpin yang tegar. Ia sadar tidak memaafkan itu manusiawi sedangkan memaafkan adalah ilahi.

Ilustrasi: Awal mula migrasi orang Israel ke Mesir (freebibleimages.org)
Ilustrasi: Awal mula migrasi orang Israel ke Mesir (freebibleimages.org)

Tetapi Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya. "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. (Kejadian 50:20TB)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun