Mohon tunggu...
Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - The Truth Will Set You Free

Capturing Moments With Words

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenaikan Yesus Kristus ke Surga: Sebuah Renungan

12 Mei 2021   22:31 Diperbarui: 12 Mei 2021   22:33 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Adam manusia pertama yang diciptakan Tuhan di dunia mendapatkan tugas khusus untuk memelihara sebuah taman yang bernama Eden, kita mendapati hubungan yang harmonis antara TUHAN ALLAH dan manusia ciptaan-Nya. Surga digambarkan sedemikian dekat dengan bumi.

Dalam kitab Kejadian Pasal 3:8 kita mendapati satu ayat yang menggambarkan bagaimana Adam dapat mendengar bunyi langkah kaki TUHAN Allah yang berjalan-jalan dalam taman ketika hari sejuk. TUHAN Allah kita tahu bertahta dalam kerajaan Surga tetapi itu tidak menghalangi-Nya untuk berinteraksi dengan Adam manusia pertama itu secara berkesinambungan.

Hubungan surga dan bumi menjadi rusak ketika Adam dan Hawa berdosa dengan melanggar perintah TUHAN yaitu jangan memakan buah pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Sejak itu TUHAN Allah menghalau manusia dari Taman Eden dengan menaruh beberapa kerub untuk menjaga taman tersebut dan pada periode inilah manusia terusir selamanya dari sana.

Keterasingan manusia dari Taman Eden memulai era baru yaitu TUHAN Allah tidak sedekat dahulu dengan manusia secara rohani. Hal ini dapat kita lihat dari banyak ayat didalam Alkitab sebagai contoh ketika Yakub hendak mengunjungi pamannya Laban ia berhenti pada sebuah tempat dekat Haran dan bermalam disana. Pada malam itu ia bermimpi dan dalam mimpinya itu ia melihat di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai ke langit dan malaikat-malaikat Allah turun naik ke tangga itu (Kejadian 28:12). Pada fase ini kita bisa merasakan surga dan bumi terpisah sangat jauh secara rohani dan hanya malaikat-malaikat Allah yang sepertinya menjadi perantara doa-doa manusia kepada ALLAH.

Alkitab banyak mencatat usaha manusia untuk mencapai surga baik itu melalui pembangunan menara yang ujungnya sampai ke langit, berseru kearah sorga, membangun mezbah-mezbah dan tiang berhala yang tidak lain adalah usaha manusia untuk mencapai surga yang amat jauh terpisah

Tidak ada satupun usaha manusia tersebut yang sungguh dapat memulihkan keharmonisan surga-bumi sebelum dosa Adam dan Hawa.

Tetapi tentu ada beberapa tokoh iman yang berhasil mencapai surga karena iman dan kesetiaan mereka terhadap Allah sebut saja ada Henokh yang dicatat dalam kitab Kejadian tidak mengalami kematian dan diangkat ke surga karena hidup bergaul dengan Allah dan satu lagi Nabi Elia yang di angkat oleh Kereta Berapi.

Satu hal yang TUHAN kerjakan untuk kembali memulihkan hubungan surga-bumi  adalah dengan menghampiri bumi tidak sekedar untuk menjenguknya tetapi untuk menebusnya. TUHAN menghampiri dan masuk kedalam rahim seorang perempuan agar dapat mengambil bagian dalam kemanusiaan. 

Diperlukan korban untuk mengganti pelanggaran dan dosa. Manusia tidak dapat membayar dosa dari dirinya sendiri sebab ia sudah berhutang karena dosa itu alias korban dosa yang berarti cacat. Harus ada seseorang yang sempurna menggantikan atau menebusnya sekaligus memiliki tubuh dan darah. TUHAN mau menggantikan karena Ia mengasihi kita. Sebagai Pribadi yang adil Ia harus menghukum dosa tetapi juga menyelamatkan manusia itu serta membawanya kedalam kerajaan Surga.

Yesus Kristus turun kedunia untuk memulihkan hubungan surga dan bumi. Yesus Kristus adalah Firman Allah yang memulihkan segala sesuatu dibumi yaitu dosa dan maut.

Setelah tugas-Nya selesai yaitu mengadakan penyucian dosa, Ia kembali ketempat di mana Ia tinggal yatu surga. Dan setelah Yesus Kristus naik ke surga hubungan manusia dan ALLAH kembali pulih seperti pada waktu Taman Eden. Allah Bapa mencurahkan Roh Kudus sebagai jaminan bahwa orang Percaya dapat selalu mengalami perjumpaan pribadi dengan Allah kapan saja dan di mana saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun