Mohon tunggu...
Ni Made Ayu Astina Sari
Ni Made Ayu Astina Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Brawijaya

^-^

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pergeseran Etika Mahasiswa dalam Berkomunikasi akibat Pandemi Covid 19

6 Desember 2021   14:41 Diperbarui: 6 Desember 2021   14:45 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstrak: Artikel ini menunjukkan bahwa etika berkomunikasi pada mahasiswa ini sangat penting. Akan tetapi, adanya pandemi COVID-19 ini menjadi penghambat sehingga menyebabkan pergeseran etika berkomunikasi pada mahasiswa. 

Oleh karena itu, untuk memperkuat etika berkomunikasi pada mahasiswa diperlukan upaya yaitu tetap memperhatikan dan memahami bahasa PUEBI. Hal ini dilakukan agar mahasiswa tetap bisa menghargai orang lain dan bisa menjaga etika dalam berkomunikasi di sosial media dalam keadaan pandemi COVID-19.

Kata kunci: etika berkomunikasi, mahasiswa, pandemi, COVID-19, dosen

Pada saat ini, dunia sedang menghadapi masalah besar. Berawal dari munculnya suatu wabah penyakit yang disebabkan oleh virus, yaitu virus corona atau yang biasa disebut COVID-19, hampir semua aspek kehidupan mengalami perubahan-perubahan yang semakin hari semakin mengkhawatirkan, khususnya dalam aspek perkuliahan. 

Saat ini pemerintah pusat telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan, salah satunya yaitu pembelajaran pada saat kuliah yang dilakukan secara daring (dalam jaringan). 

Pada saat pandemi ini berlangsung mahasiswa diwajibkan untuk tetap dirumah saja tanpa batas waktu yang di tentukan. Sehingga membuat para mahasiswa akan kehilangan waktu dan kesempatan untuk berinteraksi dan hal itu menjadi berkurangnya interaksi sosial.

Jumlah kasus harian akibat virus corona SARS-Cov-2 yang menyebabkan COVID-19 di Indonesia masih terus bertambah. Data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 pada Sabtu (6/11/2021), menunjukkan ada 401 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. 

DKI Catat 95 Kasus Baru dan Nol Kematian akibat Covid-19 Penambahan itu menyebabkan total kasus Covid-19 kini mencapai 4.247.721 orang, sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020.

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengungkap, sebanyak 9 provinsi di Indonesia mengalami kenaikan kasus virus corona per 31 Oktober 2021. "Terdapat 9 provinsi yang mengalami kecenderungan peningkatan rata-rata jumlah kasus positif COVID-19 pada 7 hari terakhir dibandingkan dengan 7 hari sebelumnya atau sering disebut sebagai seven day moving avarage," kata Wiku dalam konferensi pers daring, Kamis (4/11/2021). Sembilan provinsi itu yakni Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Bali, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Papua.

Kenaikan Kasus COVID-19 ini menyebabkan pandemi akan semakin lama sehingga pembelajaran secara daring akan tetap dilaksanakan. Yang akhirnya mahasiswa kurang bersosialisasi dan mahasiswa kurang mengetahui atau lupa bagaimana etika komunikasi yang baik kepada dosen. Sebaiknya, mahasiswa tetap mempertahankan atau belajar lebih mengenai etika berkomunikasi agar dapat lebih baik menghargai orang yang diajak berkomunikasi.

Etika komunikasi merupakan hal yang penting bagi mahasiswa. Apalagi di era Pandemi COVID-19, dimana pembelajarannya dilakukan secara daring. Yang pada akhirnya mahasiswa diharuskan untuk menghubungi dosen dengan bahasa yang baik melalui sosial media. Hal itu mahasiswa harus mengetahui dan memahami bagaimana cara beretika baik dalam komunikasi dengan dosen.

Pergeseran etika mahasiswa dalam berkomunikasi salah satunya yaitu kepada dosen seperti menggunakan kalimat dengan bahasa tidak baku. 

Serta kalimat tidak utuh yang tidak menunjukkan maksud dari kalimat tersebut, apabila si penyapa atau pengirim pesan tidak terbiasa berkomunikasi dengan sangat akrab. Contohnya "Siang pak, pean hari ini ngajar gak pak?" "Pak, hari ini dikantor tidak pak? Antri jam berapa?".

Etika berkomunikasi yang baik dengan dosen bisa diterapkan dengan cara menggunakan Bahasa Indonesia dengan memperhatikan PEUBI. Agar mahasiswa dapat menghargai orang yang diajak berkomunikasi. Walaupun adanya pandemi COVID-19 yang mengharuskan untuk membatasi interaksi sosial, mahasiswa harus tetap bisa belajar dan mempertahankan untuk beretika yang baik dalam berkomunikasi.

Berdasarkan uraian singkat diatas artikel ini difokuskan pada tergesernya etika mahasiswa dalam berkomunikasi akibat pandemi COVID-19. Adapun tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menjelaskan pentingnya etika berkomunikasi pada mahasiswa. Adanya pandemi yang membuat terjadinya isolasi sosial yang mengakibatkan kesulitan untuk berinteraksi secara langsung.

ETIKA BERKOMUNIKASI PADA MAHASISWA

Menurut Gorys (2005:14) etika berasal dari kata Yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya ta etha berarti "adat istiadat" atau "kebiasaan". Pada pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Etika juga berguna sebagai pedoman untuk bertindak sesuai dengan adat dan kebiasaan yang berlaku.

Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan orang lain. Tetapi kadang kala ketika kita sedang berkomunikasi tidak memperhatikan etika komunikasi dengan baik. 

Pentingnya penanaman etika komunikasi kepada mahasiswa adalah agar mereka lebih baik menghargai orang yang diajak berkomunikasi terutama di dalam dunia perkuliahaan. 

Dengan adanya komunikasi, maka terjalinlah hubungan dan interaksi timbal balik. Komunikasi mahasiswa dengan mahasiswa atau mahasiswa dengan dosen. 

Etika komunikasi adalah hal yang sangat penting baik secara langsung maupun secara tidak langsung (Sari, 2020). Selain menerapkan etika berkomunikasi dengan dosen, mahasiswa juga wajib menerapkan etika berkomunikasi dengan masyarakat karena kedepannya mahasiswa diharuskan untuk turun langsung ke lapangan, dan bertemu dengan masyarakat yang dimana etika mahasiswa dalam berkomunikasi sangat diperlukan.

Etika harus dipelajari dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah supaya manusia mengetahui sikap yang baik dan benar sehingga manusia tahu bagaimana seharusnya bertindak sesuai dengan kaidah yang berlaku di masyarakat. Ilma, Reforizqi, dan Kathleen (2017). 

Etika berkomunikasi harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti menggunakan bahasa yang baik, ramah dan sopan. Berpikir terlebih dahulu tentang apa yang akan diucapkan. 

Menjaga kesopanan dalam berbicara dan bertindak, mengetahui cara dalam membawa diri saat berbicara dengan lawan bicara tentang bagaimana waktu saat harus bersikap serius dan waktu untuk bercanda atau main-main. 

Memberikan ekspresi yang sopan dan gerakan tubuh yang ramah untuk menghargai lawan bicara. Mendengarkan lawan bicara dengan baik dan tidak memotong pembicaraannya. Saling menghargai pendapat, kritik, dan saran dari lawan bicara.

 PERGESERAN ETIKA MAHASISWA DALAM BERKOMUNIKASI LANGSUNG AKIBAT PANDEMI

Virus corona atau dikenal juga dengan nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) merupakan virus baru yang menginfeksi sistem pernapasan orang yang terjangkit, virus ini umumnya dikenal sebagai COVID-19 (Lai et al., 2020). Virus ini bahkan membuat kita melakukan kebiasaan baru bahkan di Lembaga Peradilan dan Dunia Pendidikan (Aji, 2020; Sodik, 2020). 

Adapun strategi yang diberlakukan oleh pemerintah di Indonesia yaitu diberlakukannya lockdown atau dirumah saja. Masyarakat tidak diperbolehkan keluar rumah dan melakukan kegiatan secara daring (dalam jaringan) selama pandemi COVID-19 berlangsung.

Dunia Pendidikan, menjadi salah satu bidang yang terdampak dari masa pandemi ini. Mulai yang awalnya sekolah hanya diliburkan selama 2 minggu, dan ternyata pandemi ini semakin tersebar luas sehingga membuat kegiatan proses belajar mengajar dilaksanakan di rumah saja. 

Mahasiswa adalah salah satu yang terdampak. Banyak kegiatan mahasiswa yang menjadi terhambat karena semuanya harus dilaksanakan di rumah saja. Namun, meski hanya di rumah saja selama masa pandemi, selama perkuliahan juga mahasiswa tetap bisa diselingi dengan melakukan kegiatan positif lainya. 

Menulis di masa pandemi ini mungkin bisa menjadi salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh seorang mahasiswa yang terkena dampak dari adanya COVID-19. 

Menulis kapan saja, dimana saja, dan ketika sedang melakukan apa saja (Abbas & Erlyani, 2020). Hal lain yang di dapat dari mahasiswa selama berkegiatan di rumah saja yaitu menyebabkan mahasiswa tidak bertemu orang dengan orang banyak. Mahasiswa menjadi kurang bisa bersosialisasi karena tidak adanya kegiatan di luar rumah.

Adanya pandemi COVID-19 di tahun 2020 ini memaksa manusia untuk melakukan pembatasan interaksi secara langsung satu sama lainnya. Interaksi sosial sangatlah dibutuhkan dalam kehidupan sosial, karena interaksi sosial merupakan kunci dari kehidupan sosial (Harahap, 2020). 

Ketika tidak ada interaksi sosial pada mahasiswa, hal itu menyebabkan pergeseran etika mahasiswa dalam berkomunikasi. Karena ketika kita melakukan interaksi sosial, secara tidak langsung kita dapat mengetahui dan memahami bagaimana etika berkomunikasi yang baik dengan orang lain, khususnya jika pada mahasiswa yaitu etika berkomunikasi mahasiswa dengan dosen.

Etika berkomunikasi sangat berpengaruh di dalam kehidupan sebagai mahasiswa. Sebagai mahaisiwa harus tetap menjaga sopan santun dalam berkomunikasi serta mengedepankan nilai-nilai filosofi bangsa sebagai generasi penerus. 

Adanya pandemi COVID-19 yang mengharuskan pembatasan interaksi sosial seharusnya tidak menggeser etika berkomunikasi mahasiswa dengan tetap mempertahankan dan mempelajari lebih lanjut terkait etika yang baik dalam berkomunikasi.

Upaya agar tidak tergesernya etika berkomunikasi pada mahasiswa yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 adalah dengan mempelajari dan menerapkan etika-etika berkomunikasi dengan baik. 

Sebagaimana etika dalam berkomunikasi sangat penting karena etika adalah nilai atau norma yang merupakan hasil dari kesepakatan manusia yang dijadikan pandangan dan pedoman dalam bertingkah laku. 

Oleh karena itu, etika komunikasi adalah hal yang sangat penting untuk dipahami dan diterapkan oleh mahasiswa. Namun begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa etika berkomunikasi tergeser karena adanya pembatasan interaksi sosial.

 PENUTUP 

Sebagai mahasiswa harus memiliki etika berkomunikasi karena hal itu mencerminkan mahasiswa yang memiliki intelektual yang tinggi. Baik berkomunikasi kepada dosen melalui via telpon maupun melalui via pesan singkat. Etika berkomunikasi penting dimiliki oleh setiap individu karena kesuksesan bukan hanya dilihat dari prestasinya saja tapi mahasiswa juga dituntut memiliki tingkah laku yang baik dan mengamalkan norma yang berlaku. 

Komunikasi secara tidak langsung maupun secara langsung nampaknya harus lebih di perhatikan oleh mahasiswa. Utamanya adalah pengiriman pesan singkat kepada dosen. 

Format pesan singkat maupun bertelepon yang telah di tetapkan hendaknya benar-benar di perhatikan agar tidak terjadi kesalahpahaman didalam berkomunikasi. Selain itu dosen juga akan lebih segan jika mahasiswanya berperilaku sopan.

Maka dari itu, etika berkomunikasi di masa pandemi harus diperkuat lagi karena jarang berinteraksi dengan orang lain, bukan berarti menghilangkan sikap beretika yang baik dalam berkomunikasi. Sasaran utamanya untuk memperkuat etika berkomunikasi adalah generasi Z, khususnya di kalangan mahasiswa. Mahasiswa akan sangat membutuhkan cara untuk beretika yang baik dalam berkomunikasi karena mahasiswa akan dituntut turun langsung ke lapangan dan bertemu dengan masyarakat.

 DAFTAR RUJUKAN

Abbas, E. W., & Erlyani, N. 2020, Menulis di Kala Badai Covid-19. Program Studi Pendidikan IPS FKIP Universitas Lambung Mangkurat.

Harahap, Siti Rahma, 2020, Proses Interaksi Sosial Di Tengah Pandemi Virus Covid 19, Journal Iain Langsa, vol.11, no.1. hh.49-50.

Lutfia Ayu Azzanela, Analisis Mobilitas Masyarakat Selama Pandemi Covid-19, www.kompas.com, diunduh tanggal 10 Juli 2020.

Sari, Afna Fitria, 2020, ETIKA KOMUNIKASI (MENANAMKAN PEMAHAMAN ETIKA KOMUNIKASI KEPADA MAHASISWA , Journal of Education and Teaching, vol. 1, no. 2, hh. 130.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun