Informasi di atas menunjukkan beberapa langkah menjadi nasabah bijak. Mulai dari bijak berbagi informasi, mengelola emosi dan paham literasi. Harapannya, langkah-langkah tersebut dapat menghindarkan kita dan banyak orang lainnya dari jebakan soceng yang pastinya merugikan.
Menyimpan Uang di Bank Masih Tetap Aman
Kredibilitas bank terganggu karena keberadaan soceng. Keamanan bank diragukan seiring banyaknya kasus begal rekening. Kenyataannya memang demikian, namun perlu diketahui bahwa sebenarnya bank memiliki keamanan berlapis untuk menyimpan uang. Bank memiliki brankas khusus yang hanya dapat dibuka oleh petugas tertentu untuk menyimpan uang nasabah. Pada umumnya, seluruh area bangunan dan ruangan di bank juga diawasi oleh kamera CCTV. Selain itu, gedung bank biasanya dilengkapi dengan petugas keamanan yang berjaga 24 jam.
Keamanan bank juga ditunjang dari sisi operasionalnya yaitu pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dana nasabah pun juga aman karena ada jaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Dana yang disimpan oleh nasabah akan diganti oleh LPS apabila bank mengalami masalah likuiditas atau bahkan kolaps. Aksesbilitas nasabah ke rekeningnya pun ditunjang dengan lapisan keamanan seperti PIN ATM, PIN dan OTP akses ke mobile atau internet banking, token, dan berbagai hal lainnya.
Berbagai lapisan keamanan di bank sebenarnya menunjukkan bahwa bank masih aman sebagai tempat menyimpan uang. Faktor pendorong terbobolnya rekening di bank dapat disebabkan oleh kelalaian nasabah dalam menjaga data pribadi, terutama data yang digunakan untuk mengakses rekening di bank. Menyikapi hal tersebut, instansi perbankan turut memberikan edukasi mengenai bahaya soceng dan cara mencegahnya kepada para nasabah. Edukasi tersebut umumnya diberikan melalui website resmi, serta media sosial masing-masing bank.
Seperti bank-bank lainnya, BRI juga turut mengedukasi para nasabahnya melalui berbagai media. BRI juga menghadirkan para penyuluh digital dalam proses edukasi. Dilansir melalui cnbcindonesia.com, para penyuluh digital yang dihadirkan BRI bertugas memberikan penjelasan mengenai penggunaan media digital yang dapat diakses oleh nasabah BRI seperti BRImo untuk digital banking, layanan kredit BRISPOT, Agen BRILink untuk laku pandai, hingga BRIAPI yang memungkinkan akses untuk pihak ketiga. Selain itu, penyuluh digital juga berperan mengedukasi para nasabah mengenai bahaya soceng yang patut diwaspadai.
Kehadiran penyuluh digital dari BRI diharapkan dapat membuat semakin banyak masyarakat yang teredukasi, sehingga korban soceng semakin sedikit. Kita pun dapat turut andil menjadi penyuluh digital di lingkungan sekitar kita dengan bermodal literasi keuangan dan digital. Paling tidak dimulai dari lingkungan keluarga hingga akhirnya menyebar dari mulut ke mulut.
Bebagai fakta tersebut menunjukkan bahwa bank memiliki sistem keamanan yang berlapis-lapis. Pada intinya, bank masih merupakan tempat yang aman untuk menyimpan uang. Kehadiran soceng dan ketidakwaspadaan nasabah adalah faktor yang menyebabkan rekening di bank menjadi tidak aman. Oleh karena itu, kita sebagai nasabah bank harus selalu waspada mengenai kejahatan siber yang mengintai agar rekening kita aman dari pembobolan. Jangan biarkan sedikit celah pun yang menyebakan kita terjebak soceng. Bagaimanapun kondisi ingat selalu pesan Bang Napi, WASPADALAH! WASPADALAH!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H