Mohon tunggu...
Ayu Martaning Yogi A
Ayu Martaning Yogi A Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary girl

Menyukai Dunia Literasi, Tertarik pada Topik Ekonomi, Sosial, Budaya, serta Pengembangan Diri

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jahe dan JNE Kontributor Penggerak Perekonomian

31 Januari 2022   22:36 Diperbarui: 31 Januari 2022   22:38 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Judul Artikel, Oleh: Ayu Martaning Yogi A.

Jahe dari sebuah pekarangan di Boyolali berhasil berkelana ke berbagai wilayah di negeri ini. Tentunya bukan suatu hal yang mustahil di era digital ini. Gaya hidup di era yang serba digital membuat berbagai aspek kehidupan harus beradaptasi, termasuk dunia usaha. Hal ini turut dilakukan oleh produsen Jahe Rempah MBOKNI asal Boyolali, Jawa Tengah. Ia menggunakan marketplace untuk menjual produk ke para konsumennya. Namun, Jahe Rempah MBOKNI butuh perantara yang selanjutnya mengirimkannya pada konsumen. Perantara itu adalah jasa pengiriman, JNE salah satunya.

JNE turut menjembatani gaya hidup di era digital, terlebih bagi para pengguna marketplace baik penjual maupun pembelinya. Tak sebatas itu, JNE juga memiliki peran tersendiri ketika berkolaborasi dengan marketplace, Jahe Rempah MBOKNI, atau UMKM lainnya. Melalui kolaborasi tersebut JNE turut berkontribusi bagi pergerakan roda perekonomian

Pandemi dan Awal Mula Jahe Rempah MBOKNI

Jahe sempat menjadi primadona pada awal diumumkannya pandemi di Indonesia, sekitar bulan Maret 2020. Harga jahe yang biasanya berada pada kisaran Rp10.000,- per kilogram meroket menjadi Rp90.000,- per kilogram seperti dilansir dalam bisnis.tempo.co pada  12 Maret 2020. Jahe memang dikenal sebagai rempah yang dapat membantu menjaga daya tahan tubuh sehingga banyak orang memborongnya sebagai upaya membentengi diri dari Covid-19. Mbak Pur, seorang karyawan di daerah Boyolali melihat hal tersebut sebagai peluang karena tanaman jahe banyak tumbuh di pekarangan tempat tinggalnya. Ia pun berupaya memperoleh penghasilan tambahan melalui jahe.

Infografis Jahe Rempah MBOKNI/Oleh: Ayu Martaning Yogi A.
Infografis Jahe Rempah MBOKNI/Oleh: Ayu Martaning Yogi A.

Dibandingkan menjual jahe secara langsung tanpa pengolahan apapun, nilai jual jahe tentu menjadi lebih tinggi ketika menjadi produk olahan. Melalui tangan dingin Mbak Pur, jahe dipadukan dengan racikan rempah lainnya menjadi produk bernama Jahe Rempah MBOKNI. Produk tersebut berupa racikan jahe dan rempah-rempah lainnya yang dibuat serbuk dan menjadi minuman siap saji dengan cara menyeduhnya. Nama MBOKNI sendiri berasal dari kebiasaan sang anak memanggil neneknya (ibu dari Mbak Pur) dengan panggilan Mbok Ni. Setelah berhasil membuat produk Jahe Rempah MBOKNI, langkah selanjutnya adalah memasarkan dan menjual produk hingga akhirnya sampai ke tangan konsumen.

Di era yang serba digital ini, Mbak Pur selaku produsen juga memanfaatkan berbagai platform digital untuk memasarkan dan menjual produknya. Fitur story pada Whatsapp dan Instagram menjadi sarana pengenalan dan pemasaran produk, sedangkan marketplace menjadi media penjualannya. Di antara pemanfaatan berbagai platform digital tetap dibutuhkan perantara agar produk bisa sampai ke tangan konsumen. JNE turut menjadi perantara antara MBOKNI dan konsumennya. 

Simbiosis Mutualisme

Keberadaan marketplace merupakan angin segar bagi UMKM. Marketplace mampu memperluas jangkauan penjualan tanpa perlu cabang usaha atau distributor, bahkan pelaku usaha tidak perlu memiliki bangunan toko. Cukup membuat akun toko pada marketplace yang diinginkan, memasang foto produk dilengkapi dengan deskripsi dan harganya. Calon pembeli dapat dengan mudah menemukan produk yang diinginkan melalui fitur pencarian yang pada umumnya tersedia pada marketplace.

Manfaat adanya marketplace turut dirasakan oleh Mbak Pur dalam merintis usahanya menjual Jahe Rempah MBOKNI. Usaha yang masih terbilang baru itu, mampu menarik pelanggan dari berbagai wilayah di nusantara. Selain produknya dikenal dari mulut ke mulut, kemudahan akses marketplace sangat berkontribusi bagi jangkauan penjualan Jahe Rempah MBOKNI.

Beredarnya Jahe Rempah MBOKNI di berbagai wilayah di Indonesia tak luput dari peran jasa pengiriman. JNE menjadi salah satu perantara Jahe Rempah MBOKNI sampai ke tangan konsumennya. Luasnya jangkauan JNE serta kecepatan dan keakuratan pengirimannya mampu memberikan kepuasan tersendiri bagi pelanggan Jahe Rempah MBOKNI, terutama di wilayah Kalimantan.

Sekilas kisah perjalanan Jahe Rempah MBOKNI memberikan kita gambaran mengenai simbiosis mutualisme. Hubungan antara produsen MBOKNI, marketplace, JNE, dan konsumen terdapat korelasi yang saling menguntungkan atau biasa disebut simbiosis mutualisme. Satu sama lain saling membutuhkan dan menguntungkan.

Infografis Simbiosis Mutualisme JNE, Jahe Rempah MBOKNI, Konsumen/ Oleh: Ayu Martaning Yogi A.
Infografis Simbiosis Mutualisme JNE, Jahe Rempah MBOKNI, Konsumen/ Oleh: Ayu Martaning Yogi A.

Hubungan yang saling menguntungkan ini dapat terlihat dari terfasilitasinya kebutuhan produsen Jahe Rempah MBOKNI untuk memasarkan dan menjual produknya melalui marketplace. Pihak marketplace juga diuntungkan apabila produk MBOKNI terjual, karena ada sejumlah persentase tertentu dari total penjualan akan dipungut oleh pihak marketplace sebagai biaya administrasi. Konsumen juga diuntungkan dengan adanya marketplace karena mereka dapat menemukan produk yang mereka cari cukup dengan mengaksesnya melalui gadget. Berbelanja melalui marketplace dapat menurunkan risiko penipuan belanja online bagi konsumen karena uang pembayaran akan tertahan di pihak marketplace sebelum barang yang dibeli benar-benar diterimanya. Demikian pula bagi JNE sebagai salah satu jasa pengiriman yang digunakan.

Bagi JNE yang bidang usahanya adalah jasa pengiriman, keberadaan UMKM dan marketplace turut menjadi motor penggerak bagi usaha jasanya. Pada umumnya, marketplace menyediakan pilihan bagi penggunanya untuk memilih jasa pengiriman atas produk yang dibelinya. Ketika JNE bekerjasama dengan marketplace maka jasanya akan digunakan pada saat pembeli memilih JNE untuk mengirimkan produk yang dibelinya.

Skema pembayaran pengiriman barang pada pelaku UMKM yang menjual produk tanpa melalui marketplace tentu berbeda dengan mereka yang menggunakannya. Penjualan tanpa melalui marketplace membuat penjual atau produsen harus membayar biaya pengiriman terlebih dulu. Namun, ketika menggunakan marketplace maka penjual hanya perlu membawa barang yang telah dikemas ke Agen JNE terdekat tanpa perlu biaya apapun. Hal tersebut karena pihak JNE telah bekerjasama dengan marketplace dan akan melakukan klaim tagihan secara langsung pada pihak marketplace.

Aliran transaksi antara konsumen, produsen Jahe Rempah MBOKNI, serta JNE adalah contoh sederhana bagaimana aliran uang terjadi. Uang dari konsumen yang digunakan untuk membeli kebutuhannya dapat mengalir ke berbagai pihak yaitu produsen MBOKNI, marketplace, dan JNE. Melihat aliran transaksi tersebut, secara tidak langsung dapat diartikan bahwa JNE menjadi pelumas untuk menngerakkan roda perekonomian dari lini mikro. Bayangkan saja, bila JNE gagal dalam mengantar produk dari produsen ke konsumen, maka produsen tidak mendapatkan uang hasil penjualannya, uang yang telah dibayarkan konsumen ke marketplace juga akan dikembalikan ke konsumen. Dalam hal ini, semakin jelas terlihat unsur saling ketergantungan dari berbagai pihak.

Berkolaborasi Menggerakan Roda Perekonomian

Sepenggal kisah dari JNE, Jahe Rempah MBOKNI, dan marketplace hanyalah sebuah contoh kecil mengenai bergeraknya roda perekonomian dari lini mikro. Menurut data.tempo.co pada 23 Februari 2021, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 65 juta pelaku usaha, Jahe Rempah MBOKNI hanyalah satu diantaranya. Meskipun baru dirintis, namun sudah mampu menjangkau berbagai wilayah di Indonesia. Tak perlu memandang umur atau besar kecilnya usaha, UMKM merupakan kontributor bagi perekonomian. JNE turut memiliki andil dalam menggerakkan roda perekonomian, terbukti dengan bertahan dan berkembangnya JNE selama kurang lebih 31 tahun.

Usia 31 tahun adalah usia yang matang bagi sebuah usaha. Di tengah gempuran usaha jasa pengiriman yang serupa, JNE mampu membuktikan bahwa ia masih mampu bersaing dengan para kompetitornya. Inovasi dan kualitas jasa yang diberikan senantiasa dikembangkan. Selain menjadi jembatan antara produsen dan konsumen atau penjual dan pembeli, JNE turut berkontribusi bagi perekonomian Indonesia melalui penyerapan tenaga kerja di hampir seluruh wilayah Indonesia.

Bergerak di bidang jasa pengiriman, JNE memiliki kantor cabang, mitra, atau agen yang digunakan untuk transit, drop out barang, dan kepentingan pengiriman lainnya. Banyaknya cabang maupun agen yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia inilah yang turut menyerap tenaga kerja. Melalui banyaknya cabang dan agen tersebut, kebutuhan pengguna layanan dapat terfasilitasi dengan baik. Pengiriman barang pun semakin cepat dan akurat, sehingga para pengguna jasa JNE puas terhadap pelayanannya.

Bagi para pelaku UMKM termasuk Jahe Rempah MBOKNI, kepuasan pelanggan menjadi suatu hal yang begitu penting. Selain kualitas barang, kecepatan dan keakuratan pengiriman adalah hal yang turut menjadi faktor penilaian pelanggan. JNE merupakan jasa pengiriman yang menjadi andalan karena beberapa kelebihan yang dimilikinya.

Infografis Keuntungan Menggunakan JNE/Oleh: Ayu Martaning Yogi A
Infografis Keuntungan Menggunakan JNE/Oleh: Ayu Martaning Yogi A

Kecepatan, ketepatan dan keakuratan adalah nilai plus dari JNE yang mampu memberikan kepuasan bagi para pelanggannya, serta para pelaku usaha yang mengirimkan barangnya melalui JNE. Banyaknya pilihan paket layanan dari JNE seperti Paket Reguler, YES (Yakin Esok Sampai), COD JNE, dan beberapa jenis layanan lainnya yang dapat dipilih sesuai dengan urgensi serta budget pelanggan. JNE juga memiliki komitmen agar barang aman dan selamat sampai tujuan. Sistem tracking atau pelacakannya mudah dan up to date, serta terkoneksi dengan baik pada sistem tracking di marketplace. Hal tersebut tentu semakin memudahkan penjual dan pembeli di marketplace untuk sama-sama mengontrol pengiriman barang.

Bergeraknya roda perekonomian melibatkan banyak pihak. Hubungan saling membutuhkan dan menguntungkan mengalir membentuk rantai transaksi. Pada akhirnya, rantai transaksi itu membuat perekonomian bertumbuh. Hal ini turut menyadarkan kita bahwa saat ini adalah era untuk berkolaborasi bukan berkompetisi, daripada saling menjatuhkan lebih baik saling merangkul dan memajukan. Oleh karena itu kolaborasi sangat diperlukan pada berbagai bidang termasuk dunia usaha.

Referensi

Christy, Firdhy Esterina. 2021. "Jumlah UMKM di Indonesia." Diakses melalui https://data.tempo.co/data/1111/jumlah-umkm-di-indonesia pada 30 Januari 2022 pukul 22.00 WIB.

Widyastuti, Rr. Ariyani Yakti.2020. "Imbas Corona Harga Jahe Melonjak Tembus Rp90 Ribu per Kilogram." Diakses melalui https://bisnis.tempo.co/read/1318663/imbas-corona-harga-jahe-melonjak-tembus-rp-90-ribu-per-kilogram pada tanggal 30 Januari 2022 pukul 20.45 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun