Menggaungkan Kembali Waditra
Upaya menegaskan kembali kemegahan Borobudur tentu selalu ada, sudah pasti menjadi bagian dari promosi wisata Wonderful Indonesia. Tak hanya kalangan sejarahwan dan arkeolog, para musisi pun turut berkontribusi. Bentuk konkritnya adalah sekelompok musisi berupaya melakukan riset untuk membuat alat-alat musik dalam relief menjadi bentuk nyata. Dawai dan alat gerabah yang telah punah dilakukan rekacipta, instrumen musik yang ada di dalam relief pada sekitar abad ke-8 itu dikumpulkan dan dipersatukan dari 34 provinsi yang ada di Indonesia. Mereka membuat komposisi dan aransemen untuk dapat membunyikan relief itu, hingga akhirnya relief itu bergaung dan jadilah Sound of Borobudur.
Kelompok musisi itu tentu sangat patut diapresiasi karena menghasilkan karya yang luar biasa. Mereka cukup terkenal dan berprestasi di Indonesia, diantaranya Trie Utami, Dewa Bujana dan kawan-kawannya, serta didukung oleh Purwacaraka sebagai eksekutif produser. Ini adalah permulaan, tentu sangat diharapkan bahwa Sound of Borobudur akan mengaungkan waditra-waditra lainnya.
Bukan hanya kemegahan Borobudur yang begitu tersohor, hadirnya Sound of Borobudur dapat semakin menggaungkan kemegahannya. Waditra itu bukan ukiran relief semata tapi mampu digaungkan melalui kreatifitas insan-insan di Indonesia. Menggaungkan lagi waditra dari abad ke-8 bukan khayalan semata, tapi nyata adanya. Tak hanya warisan budaya dunia, tetapi juga Borubudur Pusat Musik Dunia.
Referensi
https://soundofborobudur.org/2021/04/03/seminar-dan-lokakarya-online-borobudur-pusat-musik-dunia/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H