Kita anggap saja sayuran yang digunakan untuk berbagi itu dibeli dari tukang sayur. Dengan membeli sayuran itu, maka tukang sayur tetap memperoleh penghasilan. Kemudian, sayur yang digantung tadi diambil oleh tetangga yang baru di-PHK atau driver ojek yang sedang sepi orderan, maka paling tidak kebutuhan mereka akan makanan tercukupi. Uang yang mereka miliki masih bisa disisihkan, mereka juga tidak perlu mengajukan kredit (pinjaman) di bank untuk sekedar memenuhi kebutuhan makan harian. Dengan demikian, secara tidak langsung potensi gagal bayar dari penyaluran kredit dapat diminimalkan melalui kegiatan berbagi.
Ketahanan pangan yang tercipta dari konsep Jogo Tonggo, dapat menghindari kelangkaan bahan pangan. Hal tersebut membuat inflasi akibat kelangkaan barang dapat ditekan, krisis pun dapat dihindari. Konsep sederhana ini ternyata dapat berdampak luas untuk turut menjaga Stabilitas Sistem Keuangan.
Cerdas berperilaku di tengah pandemi ini dapat kita mulai dari sendiri. Manfaatnya pun tidak hanya untuk diri kita dan orang lain di sekitar kita, tetapi juga untuk Stabilitas Sistem Keuangan (SSK). Sekarang saatnya kita bertanya kepada diri kita sendiri, apakah kita sudah berperilaku cerdas di tengah ketidakpastian pandemi ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H