Mohon tunggu...
Ayu Andini
Ayu Andini Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Dari "Revolusi", Dampak Perubahan Sosial Itu Muncul

7 April 2016   22:57 Diperbarui: 7 April 2016   23:08 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Revolusi Industri | Google Image"][/caption]Kalau kita membahas tentang sosiologi, berarti kita membicarakan tentang interaksi terhadap masyarakat, baik itu dari dalam sebuah kelompok, individu, dan masyarakat dalam sebuah kategori wilayah. Sosiologi juga meneropong interaksi masyarakat dari budaya yang satu dengan budaya yang lainnya. Jadi tentunya kebudayaan bisa berkaitan dengan perubahan sosial dalam lingkup masyarakat oleh karena faktor sosial itu sendiri maupun dari faktor budaya.

Dari Plato sendiri mengimpikan terbentuknya suatu masyarakat ideal, bahkan karya seni dia anggap sebagai sesuatu yang berbahaya baginya, karena dia berfikir bahwa itu dapat mengganggu situasi ideal dari dirinya dan pada akhirnya dia mengalami perubahan sosial.

Namun pada kenyataannya revolusilah yang mendatangkan adanya perubahan, di saat yang sama pula revolusi mendatangkan kekuatiran yang sangat besar. Karena munculnya anarki yaitu situasi tanpa aturan yang menjadi kekacauan setelah terjadinya Revolusi Perancis. Seperti halnya Revolusi industri inilah yang menjadi awal munculnya paham kapitalisme. Perubahan cara pembuatan barang-barang yang awalnya hanya handmade, menjadi dibuat menggunakan mesin, dan juga semakin kuatnya arus urbanisasi yang cukup tinggi di Inggris. Lalu adanya kaum kapitalis yang sering menekan para pekerja dengan beban kerja yang tinggi demi hasil produk yang nantinya akan mendatangkan keuntungan lebih banyak. Hal ini pun tidak diimbangi dengan pemenuhan hak dari pekerja yang memadai, gaji yang sangat rendah, dan juga tidak diberikannya jaminan kesehatan, tempat tinggal, pendidikan, dan kesejahteraan keluarga dari para buruh. Dari sinilah ketegangan itu terjadi, seperti pendiskriminasian terhadap orang miskin. August Comte dialah orang yang pertama kali membuat deskripsi ilmiah atas situasi sosial seperti ini pada abad ke-19.

Sebenarnya perhatian terhadap masyarakat sudah ada sebelum abad ke-19, akan tetapi masih berupa pemikiran yang belum menjadi suatu ilmu. Dari Aristoteles (384-322 SM) dalam bukunya Politics, dia menganalisa secara mendalam terhadap lembaga-lembaga politik dalam masyarakat. Pada abad ke-17 dalam tulisan Hobes (1588-1679) yang berjudul The Leviathan, dia beranggapan bahwa dalam keadaan alami, kehidupan manusia didasari oleh keinginan-keinginan yang mekanis, sehingga manusia selalu ingin berkelahi, tetapi mereka mempunyai pikiran bahwa hidup damai dan tentram itu jauh lebih baik. Di awal abad ke-19 muncul ajaran Saint Simon (1760-1825) yang mengatakan bahwa manusia hendaknya dipelajari dalam kehidupan berkelompok. Dan muncullah abad ke-19 nama August Comte yang telah menulis buku yang berisikan pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat. Pada tahun 1839 namanya yang dipakai adalah Sosiologi yang berasal dari bahasa latin Socius berarti “Kawan” atau ”Masyarakat” dan dari bahasa Yunani Logos berarti “Berbicara”. Jadi Sosiologi adalah ilmu yang berbicara tentang masyarakat. Lahirnya ilmu sosiologi tercatat pada tahun 1842.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun