2) Perasaan
Saat momen itu terjadi perasaan saya senang, saya jadi lebih paham mengenai penerapan budaya positif dilingkungan sekolah. Terlebih saya menjadi guru di tingkat satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas, ada kalanya saya mengambil posisi kontrol sebagai teman, pembuat rasa bersalah, pemantau, bahkan manajer.Â
Dengan ini harapannya seorang anak mampu menyadari atas kesalahannya, bertanggungjawab atas dirinya dan memiliki  motivasi intrinsik tanpa harus adanya iming-iming suatu penghargaan, ataupun hadiah, bahkan mereka menyadari Ketika melakukan pelanggaran terhadap tata tertib akan menerima konsekuensi yang telah disepakati dalam keyakinan kelas. Dengan keyakinan kelas ini murid merasa senang, dan Bahagia karena curahan hatinya didengarkan oleh guru dan teman-temannya.
3) Pembelajaran
Saya menjadi lebih memahami pembiasaan, dan menerapkan disiplin positif, memotivasi murid agar memiliki motivasi intrinsik tanpa adanya paksaan dari guru. Selain itu saya menjadi lebih memahami posisi kontrol seorang guru, terutama seorang guru pada umumnya yang cenderung memberikan hukuman pada murid ketika melakukan pelanggaran tata tertib. Setelah mempelajari modul ini, saya menyadari bahwa penyelesaian suatu masalah kita dapat berposisi sebagai teman, pembuat merasa bersalah, pemantau atah bahkan manajer.
Setelah saya mempelajari modul 1.4 saya berfikir bahwa seorang Guru hendaknya mewujudkan menerapkan posisi kontrol sebagai manajer.
4) Penerapan Kedepannya