Assalamuallaikum Wr Wb
Salam dan Bahagia Bapak dan Ibu Hebat...
Perkenalkan nama saya Ayu Agustina, Guru SMA N 1 Karangdowo, Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Provinsi Jawa Tengah.
Disini saya akan merefleksi modul 1.4 yaitu Budaya Positif dengan teori posisi kontrol seorang guru dan segitiga restitusi menggunakan analisis Refleksi 4P. yaitu Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran dan Penerapan Kedepan.
1) Peristiwa
Momen yang paling penting/ menantang bagi saya setelah mempelajari modul 1.4 yaitu:
a) Saya mengetahui sebagai seorang guru hendaknya mampu mensosialisasikan budaya positif di lingkungan sekolah, disiplin positif dan motivasi perilaku murid kepada sesama warga sekolah terutama pada murid melalui perancangan keyakinan kelas yang disepakati bersama. Peristiwa ini penting bagi murid dan guru. Setiap murid diberikan kesempatan untuk mencurahkan keinginannya pada saat pembelajaran, anak merasa diberikan apresitif untuk menentukan suasana proses pembelajaran.
b) Pada saat mengambil posisi kontrol, seorang guru yaitu sebagai penghukum, membuat merasa bersalah,teman, pemantau, maupun sebagai manajer dalam menerapkan perilaku disiplin dengan tanpa adanya hukuman, peristiwa ini cukup menantang, karena seorang guru sudah terbiasa Ketika menghadapi murid yang melakukan pelanggaran.
Langkah yang pertama selalu memberikan hukuman, namun setelah mempelajari modul 1.4 ini saya hendaknya mampu mengendalikan diri untuk menyikapi dengan kepala dingin setiap pelanggaran tata tertib, di awal proses ini tentunya sulit. Namun setelah melihat respon umpan balik dari murid yang berdampak positif, menjadi patuh dan hormat, hendaknya dapat merubah stigma bahwa tidak selalu hukuman dan penghargaan yang menjadi solusi.
c) Menerapkan segitiga restitusi dalam upaya penyelesaian masalah murid dengan menstabilkan identitas pada murid, validasi Tindakan yang salah, dan membuat keyakinan kelas. Â Peristiwa yang menantang dalam hal ini ketika validasi tindakan yang salah, agar mampu meneumbuhkan kesaadaran pada murid, bahwa secara umum manusia pasti pernah melakukan kesalahan, dan mengubah main set nya bahwa orang gagal juga dapat berhasil atau menajdi orang yang sukses. Mengingat karakter setiap anak berbeda-beda, sehingga guru perlu menjalin hubungan komunikasi yang intens dengan murid.