Waduh, itu judul seram banget ya? Tapi pasti kita pernah dengar perkataan itu baik secara langsung maupun nggak langsung diucapkan sama seseorang yang lagi merasa terpuruk kan Kawan? Atau jangan-jangan kamu pernah berpikiran seperti itu juga ya? Hayoo ngaku. Hihi. Memang sih perasaan nggak berdaya dan merasa nggak berguna buat hidup di duniasering muncul saat patah hati dan hal itu memang wajar.It makes you feel like your whole world has been turned upside down and inside out.
Okay, aku mau menyanyikan sebuah lagu lawas nih buat kamu-kamu yang juga lagi merasa merana ataupun galau. “Patah hati ku jadinya, merana berputus asa. Merindukan dikau yang tiada terbayang setiap masa. Oh, begini akhirnya. Kasih memutus cinta. Apakah aku berdosa, derita menanggung rindu”. Hihi. Udahan ah nyanyinya, takut kamu jadi sakit perut dan nangis darah sambil garuk-garuk tanah gara-gara semakin teringat patah hati.
Ya semuaitu terjadi karena cinta, iya kan Kawan? You can’t eat, you can’t sleep, you can’t function. All you can do is think about the love and relationship that you have lost, nangis 7 hari 7 malam bahkan lebih. Buset, kok kayak lagi ikutan acara termehek-mehek gitu ya? Hihi.
Beberapa dari kita dengan jaimnya memang akan bilang “Fiuh, persetan dah sama yang namanya cinta, kalo gagal hari ini ya besok cari lagi.Kalo kata peribahasa ya mati satu tumbuh seribu atuh. Kalau perlu ya cari pacar tiga sekaligus”. Nah bagi kawan-kawan yang ngerasa jadi pejuang cinta, pasti mikirnya seperti itu kan? Hmm, yang namanya manusia sih memang punya penerimaan diri dan persepsi yang berbeda-bedaya? Aku beda dan kamu juga beda dong pastinya. Ya iya lah, orang dari cetakannya aja sudah beda, gimana mau sama?
Ada beberapa orang yang langsung bisa menguasai diri dalam kondisi terburuknya. Tapi banyak juga yang butuh waktu buat bisa kembali berpijak pada realita yang lagi dihadapinya dengan nangis bombay tanpa henti karena merasa sangat tersakiti, terkhianati, terlukai, de el el, de es te. Kalo kamu termasuk yang mana tuh Kawan?
Ngomong-ngomong, aku punya cerita nih Kawan. Ceritanya nih ya, ada seorang cewek yang masuk rumah sakit gara-gara menyayat nadinya sendiri. Untung aja masih bisa diselamatkan dan semua itu cuma gara-gara cintanya yang tak sampai alias habis putus sama pacarnya. “Hah, cuma gara-gara cinta?” Ya mungkin kita sebagai pengamat akan berpikiran dengan kata “cuma”, tapi kan belum tentu bagi si korban pematahan hati alias si cewek tadi. Padahal yah cewek ini cantik dan pintar, tapi memang kalau sudah masalah hati dan perasaan seperti ini logika bisa terkalahkan dengan mudahnya kan? Ckckck.
Segitu mudahnyakah seseorang berpikir “Mendingan aku mati aja deh daripada hidup nggak bisa memiliki dia”. Duh, pikirannya sempit amat sih? Padahal bukannya bunuh diri itu perbuatan yang dilarang dalam semua agama ya? Kan artinya kita nggak mencintai diri kita sendiri. Dalamkeadaan apapun jangansampai deh pernah terlintas di pikiran kita buat mengakhiri hidup alias bunuh diri. Alih-alih masalah terpecahkan malah arwah kita jadi gentayangan nggak jelas juntrungannya dan menghantui orang yang sudah jadi pelaku pematahan hati. Wah akan gawat kan jadinya?
Kalo kataDR. 'Aidh al-Qarnisang penulis buku terkenal itu sih, “Jangan meletakkan bola dunia diatas kepala. Biarkan semua itu terjadi, dan jangan disimpan didalam usus. Orang yang memiliki hati seperti bunga karang akan menyerap semua isu dan kasak kusuk, termakan oleh masalah-masalah kecil, dan msudah terguncang karena peristiwa –peristiwa yang terjadi. Hati seperti ini potensial menjadi awal kehancuran”.
Masa gara-gara patah hati mau bunuh diri sih, Kawan? Yang bener aja? Yang paling dibutuhkan dalam menghadapi segala masalah adalah hati yang berani. Seorang yang pemberani memiliki sikap yang teguh, emosi yang terkendali, keyakinan yang menancap tajam, syaraf yang dingin dan hati yang lapang.Sedangkan orang yang pengecut justru akan membunuh dirinya berulang kali, setiap hari, dengan pedang khalayan, ramalan, kabar yang tak jelas, dan kasak kusuk.
Kalau kita ingin kehidupan yang berlandaskan kuat, maka kita harus menghadapi semua permasalahan dengan keberanian dan ketabahan. Jangan mudah digoyang sama permasalahan yang sepele. Jangan merasa terjepit sama permasalahan. Jadilah orang yang lebih kuat dari peristiwa itu sendiri, lebih kencang dari angin puyuh, dan lebih kuat dari angin topan.Jadi apakah kita masih meletakkan patah hati diatas kepala kita sehingga ia merajai hati kita, Kawan? Ataukah kita akan hanya meletakkannya di tangan saja?
Kita harus memilih yang terbaik kan? Seperti apa yang dikatakan oleh seorang pemotivator ternama di tanah air Indonesia, Mario Teguh. Beliau pernah berkata dalam acara Mario Teguh Golden Ways “Loe Gue End” bahwa lebih baik hidup pendek cemerlang daripada redup seumur hidup yang belum tentu panjang. Mungkin sebagian besar dari kalian juga pasti pernah menonton acara itu kan, Kawan?
Andaikan aja kalo kita ini diibaratkan lagi jadi kepompong deh. Sini ku bisikkan, “Kepompong itu kuat, tangguh, danmandiri.Kelak kepompong akan jadi kupu-kupu cantik di taman bunga. Dia nggak tau sekarang kita lagi berkepompong. Dia nggak tau sama sekali kalo kelak kita akan menjadi kupu-kupu cantik.”
Benar kan? Liat aja nanti.Kepompong yang nggak mau dia tatap saat inibukan karena kita nggak berarti, tapi karena masa belum menepi.Biarlah waktu yang akan memberi bukti.
Ssst, sini ku bisikkan lagi.“Suatu saat, kita akan jadi kupu-kupu cantik yang dengan satu kepakan sayap kita bisa menyilaukan pandangan matanya, mengangakan mulut besarnya, menopang dagu keheranannya, dan menghabiskan semua energinya untuk menangkap kita yang sebelumnya sudah dia sia-siakan.” Percayalah Kawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H