Mohon tunggu...
Ayu Puspita
Ayu Puspita Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah

you were born to be real, not to be perfect

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan

13 November 2020   07:39 Diperbarui: 13 November 2020   07:40 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan...

Air mengalir dengan damai,

Angin berhembus dengan tenang,

Kenapa kita mengenang banyak hal tentang hujan?

Karena kenangan sama seperti hujan,

Ketika ia datang kita tidak bisa menghentikannya,

Hanya bisa menunggu hingga selesai dengan sendirinya,

Ketika hujan datang,

Ku ingin berjalan diantara tetesannya,

Hanya hujan yang di nanti,

Sebab hanya hujan yang mampu menyamarkan,

Menyamarkan setiap tetesan air mata kesedihan,

Mungkin terkadang hujan membawa kesedihan,

Tapi ada satu hal yang harus tahu,

Bahwa pelangi datang setelah hujan,

Artinya akan ada kebahagiaan setelah kesedihan,

Sebagian orang memiliki kenangan tersendiri dengan hujan,

Hujan bagaikan teman untuk berbagi cerita,

Lewat hujan kutitipkan rinduku,

Agar setiap tetesan hujan yang mengalir menyampaikan rinduku padamu,

Terkadang hujan tidak selalu membawa dingin,

Terkadang hujan tidak selalu membawa rindu,

Ada kalanya hujan juga menjadi penghantar rasa hangat,

Hujan hadir memberi kesejukan di bumi,

Hadirnya membuat kita merasa tenang,

Suara tetesan air hujan yang terdengar seperti alunan melodi,

Hadirnya mengajarkan kita untuk kuat,

Meski jatuh berkali-kali, hujan tidak pernah menyerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun