Mohon tunggu...
Ayu Wulandari
Ayu Wulandari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ilmu Kalam dalam Perspektif Asy'ariyah dan Maturidiah

1 Oktober 2018   16:00 Diperbarui: 1 Oktober 2018   16:03 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah aliran Asy'ariyah

Nama lengkap Al-Asy'ari adalah Abu al-Hasan Ali bin Ismail bin Ishaq bin Salim bin Ismail bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah bin Abu Musa Al-Asy'ari. Ia lahir dibasrah pada tahun 260/875 M. Ketika berusia 40 tahun, ia hijrah ke kota Bagdad dan wafat di sana pada tahun 324/935 M.

      Gerakan Al-Asy'ariah mulai pada Abad  ke-4 dan terlibat dalam konflik dengan kelompok-kelompok lain, Al-Baqilani memberikan andil besar, ia dianggap sebagai pendiri kedua aliran Asy'ariyah. Perumusan ini mencapai puncaknya pada abad ke-5 H atas prakarsa Al-kundari (456 H=1064 M) sang sufi yang menulis risalah yang berjudul Syikah al-Sunnah di Hikayah ma Nalahum min al-Minhah.

      Hingga saat ini, pendapat Al-Asy'ariah masih tetap menjadi akidah Al-Sunnah. Pendapatnya sangat dekat dengan pendapat al-Maturidi yang satu saat pernah ditentang karena persaingan dalam masalah fiqih, karena ia mewakili orang-orang Syafi'iyah dan Malikiyah mendominasi pendapat Al-Asy'ariyah. (Madkour, 1995: 120)

Tokoh-tokoh Asy'ariyah

      Salah satu Unsur utama kemajuan aliran Asy'ariyah ialah karena banyak diantara pengikut-pengikutnya orang-orang yang terkemuka yang mengkonstruksikan ajaran-ajarannya atas dasar filsafat Metafisika, antara lain Al-Baqillani, Al-Juwainy, Al-Ghazai dan Al-Sanusi.

Al-Baihaqi (Wafat 403 H/ 1013 M)

Namanya Abu Bakr Muhammad Ibn Tayyib, diduga kelahiran kota Basrah, tempat kelahiran gurunya al-Asy'ary. Ia cerdas otaknya, simpatik dan banyak jasanya dalam pembelaan Agama. Kitabnya yang terkenal ialah "At-Tamhid" (pendahuluan/persiapan).

      Dalam kitab tersebut ia membicarakan hal-hal yng perlu dipelajari sebelum memasuki ilmu-kalam, antara lain pembicaraan tentang Jauhar Fard, Aradl, cara pembuktian. Juga ia menyinggung kepercayaan macam-macam agama yang kesemuanya bersifat pengantar.

      Al-Baiqlani mengambil teori atom yang telah dibicarakan aliran Mu'tazilahdan dijadikan dasar penetapan adanya kekuasaan Tuhan yang tidak terbatas. Alam ini, baginya tidak lain hanyalah kumpulan Jauhar (benda Tunggal) yaitu bagian yang tidak dapat dibagi-bagi, akan tetapi benda-benda tunggak tersebut tidak terdapat dalam wuju, kecuali sesudah dibubuhi Aradl, jisim, yaitu benda tersusun, terjadi dari gabungan-gabungan benda-benda tunggal (Jauhar) tersebut. Jauhar adalah sesuatu yang mungkin (bisa wujud dan tidak wujud), seperti halnya Aradl dan jisim . kesemuanya diciptakan tuhan. Penciptaan ini terus menerus ada, karena Jauhar, Aradl dan Jisim tidak mungkin terdapat lebih dari satu waktu. Kalau tuhan berhenti tidak menciptakan lagi, Maka Semua yang ada ini akan musnah.

      Golongan Asy'ariyah memegangi teori atom bukan karena hasil penyelidikan akal, akan tetapi karena teori tersebut merupakan jalan terbaik untuk memperkuat paham yang dianutnya. Keadaan inilah yang menyebabkan Ibn Rusyd menyayangkan sikap aliran Asy-ariyah. (Hasbi, 2015: 109)

Al-Juwainy (419-478 H/1028-1085 M)

      Namanya Abu Al-Ma'aly Ibn Abdillah, dilahirkan di Nisabur, kemudianpergi ke kota Mu'askar, dan akhirnya sampai dikota Baghdad. Ia mengikuti jejak Al-Baqillany dan Al- Asy'ary dam menjunjung setinggi-tingginya kekuatan akal-fikiran, suatu hal yang menyebabkan kemarahan ahli-ahli Hadist. Akhirnya dia sendiri terpaksa meninggalkan Baghdad menuju Hijaz dan bertempat tinggal di Mekkah dan Madinah untuk memberikan pelajaran disana. Karena itu ia mendapat gelar "Imam al- Haramain" (Imam kedua tanah suci, mekkah dan madinah). Setelah Nizamul-Mulk memegang pemerintah dan mendirikan sekolah Nizamiyah di Nisabur al-Juwainy diminta kembali kenegerinya tersebut untuk memberikan pelajaran disana.

      Al-juwainy bekerja dalam lapangan Ushul Fikih dan Ilmu kalam. Ia adalah orang yang pertama-tama membentuk fikih Syafi'i atas dasar aliran Asy'ary, sebagaimana yang ditulis dalam kitabnya Al-Irsyad, berisi pokok-pokok kepercayaan. Dalam kitab tersebut pertama-tama ia menandaskan, bahwa kewajibaan pertama seorang muslim dewasa ialah mengadakan penyelidikan yang bisa membawa kepada kepercayaan bahwa alam ini adalah baru, dan kalau baru tentu ada yang mengadakannya, itulah Tuhan.

      AL-juwainy mengemukakan alasan-alasan wajibnya penyelidikan tersebut. Akan tetapi, ia menentang golongan Mu'tazillah yang mengatakan bahwa penyelidikan itu adalah suatu suatu kewajiban akal. Baginya kewajiban tersebut sudah disepakati umat seluruhnya dan apa yang diwajibkan umat, hukumnya sama dengan yang datang dari syara' sendiri. Dengan perkataan lain, kewajiban tersebut adalah Kewajiban Syara'.

Tentang sifat Tuhan, menurut AlJuwainy dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

Sifat Nafsiyah, yaitu yang ada pada Zat Tuhan tanpa Illat.

Sifat Ma'nawiyah, yaitu yang timbul sebagai kelanjutan sifat Nafsiyah Tersebut.(Hasbi, 2015: 111)

Al-Ghazali (450-505 H)

Nama lengkapnya abu Hamid Muhammad Ibn Muhammad Al-Ghazali. Dilahirkan di kota Tus, kota di negeri Khurasam. Gurunya antara lain Al-Juwainy. Jabatan yang pernah dipegangnya ialah mengajar di sekolah Nizamiyah Baghdad.

      Al-Ghazali seorang Ahli Fikir islam terkenal dan yang paling banyak pengaruhnya. Kegiatan ilmiyahnya meliputi berbagai lapangan, antara lain logika, ilmu berdebat, fikih dan Usulnya, ilmu kalam, filsafat dan tasawuf. Kitab-kitab yang dikarangnya banyak sekali, berbahasa arab dan persia.

      Hidupnya tidak mengalami ketenangan batin, karena semua jalan yang ditempuhnya untuk mencari kebenaran tidak ada yang memuaskan baginya dan akhirnya ia sampai kepada tasawuf, sebagai satu-satunya jalan mencaridan mengabadikan diri kepada Tuhan. Karena bnyak Kontradatif dalam fikiran-fikirannya, maka sukar menentukan pendirian yang sebenarnya.

      Kedudukan al-Ghazali dalam aliran Asy'ariyah sangat penting karena ia telah meninjau semua persoalan yang telah ada dan memberikan pendapat-pendapatnya yang hingga kini masih dipegangi ulama-ulama islam, yang karenanya ia mendapat gelar "Hujjatul-Islam" (tokoh Islam). (Hasbi, 2015: 113)

Al-Sunusy (833-895 H/1427-1490 M)

Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin yusuf. Dilahirkan di Tilimnas, sebuah kota di al-Jazair. Ia belajar pada ayahnya sendiri dan orang-orang lain yang terkemuka di negerinya, kemudian ia melanjutkkan pelajarannya di kota Al- Jazair pada seorang alim yaitu Abd. Rahman al-Tsa'laby.

      Ulama' menganggap dia sebagai pembangun islam, karena jasa dan karyanya yang banyak dalam lapangan kepercayaan (aqa'id) dan ketuhanan (ilmu tauhid). (Hasbi, 2015: 115)

Sejarah Aliran Maturidiyah.

Al-Manshur Muhammad Ibn Muhammad ibn mahmud Al-Maturidi. Ia dilahirkan di sebuah kota kecil di daerah samarkan yang bernama Maturid, di wilayah Trmoxiana di Asia Tengah, daerah yang sekarang di sebut Uzbekistan. Tahun kelahirannya tidak diketahui pasti, hanya diperkirakan sekitar pertengahan abad ke-3 H. Ia wafat pada tahun 333 H/ 944 M. Gurunya dalam bidang Fiqih dan teknologi yang bernama Nasyr bin Yahya Al-Baihaki, ia wafat pada tahun 268 H. Al-Maturidi hidup pada tahun 232-274 H/846-861 M.  Karir pendidikan Al-Maturidi lebih lebih dikonsentrasikan untuk menekuni bidang teologi dari pada fiqih. Pemikiran-pemikirannya banyak di tuangkan dalam bentuk karyatulis, diantaranya adalah kitab Tauhid, Ta'wil Al-Qur'an  Makhas Asy-Syara', Al-Jald. Selain itu ada yang pula karangan-karangan yang di duga ditulis oleh Al-Maturidi yaitu Al-aqaid  dan sarah Fikqih.

      Al-Maturidiah merupakan salah satu sekte Ahli Al-Sunnah al-Jama'ah, yang tampil dengan Asy'ariyah. Maturidiah dan Asy'ariyah dilahirkan oleh kondisi Social dan pemikiran yang sama. Kedua aliran ini datang untuk memenuhi kebutuhan mendesak yang menyerukan untuk menyelamatkan diri dari Ekstriminasi kaum rasionalis, dimana yang berada di paling depan adalah Kaum Mu'tazilah, maupun ekstrimitas kaum tekstualitas dimana yang berada paling depan adalah kaum Hanabilah. (Madkour, 1995: 124)

Tokoh-tokoh dan ajaran-ajaran Maturidiah

      Tokoh yang sangat penting dari aliran Al-Maturidiah ini adalah Abu al-Yusr Muhammad al-Badzawi yang lahir pada tahun 421 H. Dan meninggal pada tahun 493 H. Ajaran-ajaran Al-Maturidi yang dikuasainya adalah karena neneknya adalah murid dari Al-Maturidi.

      Al-Badzawi sendiri mempunyai beberapa orang murid, yang salah satunya adalah Najm al-Din Muhammad al-Nafasi (460-537 H), pengarang buku al-'aqa'idal Nafasiah.

      Seperti Al-Baiqillani dan Al-Juwaini, Al-Badzawi tidak pula selamanya sepaham dengan Al-Maturidi. Antara kedua pemuka aliran maturidiah ini, terdapat perbedaan paham sehingga boleh dikatakan bahwa dalam aliran Maturidiah ini, terdapat perbedaan paham sehingga boleh dikatakan bahwa dalam golongan Maturidiah ada dua golongan, yaitu golongan Samarkand yang mengikuti paham-paham Al-Maturidi dan golongan Bukhara yang mengikuti paham-paham Al- Badzawi. (Anwar, 1986: 136)

DAFTAR PUSTAKA

 

Hasbi, Muhammad. 2015. Ilmu Kalam.Yogyakarta. Trustmedia Publishing.

Anwar, Rosihun. 1986. Teologi Islam. Jakarta. UI Press.

Madkour, Ibrahim. 1995. Aliran dan Teori Filsafat Islam. Jakarta. Bumi Aksara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun