Ia pun telah mengatur posisi dalam peta di aplikasi supaya tetap mendapatkan pesanan saya karena aplikasi ini mempertemukan pengemudi dengan konsumen yang memiliki jarak terdekat dengan pengemudi. Ia juga meminta saya untuk membalas pesan singkat yang dikirimnya dan menelepon saya supaya tidak dicurigai oleh aplikasi.
Meskipun tarif dengan go-pay lebih murah yaitu Rp 16.000 tetapi jumlah sesungguhnya yang saya bayarkan kepada pengemudi adalah Rp 25.000 yaitu biaya pengisian go-pay tersebut.
 Contoh kasus pengemudi transportasi daring tersebut menunjukkan bahwa ia tidak bermoral. Seharusnya ia bekerja secara jujur. Secara tidak langsung ia telah mengambil hak milik orang lain, baik sesama pengemudi ataupun konsumen.Â
Waktu konsumen menjadi terbuang sia-sia untuk membuat "skenario" seperti itu. Di samping itu, pengemudi lain juga akan kehilangan hak untuk mendapatkan konsumen dengan mencurangi aplikasi.
Akan tetapi, ini juga dapat menjadi sebuah pelajaran supaya sistem atau aplikasi harus selalu diawasi dan dibenahi demi kenyamanan semua pihak. Salam literasi!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI