Mohon tunggu...
Ayu Hopiani
Ayu Hopiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

I am obsessed with early childhood education.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tips Membimbing Anak Menonton Televisi

27 Maret 2022   21:12 Diperbarui: 27 Maret 2022   21:31 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Televisi merupakan salah satu media komunikasi yang sangat menarik perhatian anak. Banyak sekali tayangan-tayangan yang disajikan. Tak jarang tayangan yang disajikan merupakan tayangan yang tidak cocok di tonton oleh anak. Namun, meskipun begitu banyak anak yang tetap dibiarkan menonton tayangan yang sebetulnya tidak cocok untuk ditonton. 

Dampaknya, dengan menonton televisi bisa saja anak menyerap dan meniru hal-hal negatif yang terlihat oleh anak. Maka dari itu, orang tua harus cermat dan bijak dalam memilih tontonan untuk anak dan berusaha untuk mendampingi anak pada saat menonton televisi.

Menurut Morrison (2012) dalam buku Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, terdapat beberapa saran yang dapat diterapkan untuk membimbing anak dalam menonton televisi :

1. Tetapkan peraturan dan bimbingan sedari awal.

Mengenalkan anak pada aktivitas menonton televisi bukanlah sesuatu yang buruk. Televisi  menjadi salah satu media yang memiliki beberapa manfaat salah satunya yaitu untuk menyampaikan informasi. Namun dalam hal ini, ketika orang tua akan mulai mengenalkan aktivitas menonton televisi pada anak, orang tua harus mampu menetapkan peraturan dan bimbingan sedari awal agar muncul kebiasaan baik pada anak.

 Kebiasaan baik dalam menonton televisi  dapat diterapkan sejak anak usia dini sebagai upaya mencegah terjadinya hal-hal buruk pada anak. Misalnya anak dapat diberikan peraturan terkait batasan waktu menonton televisi, konten yang boleh dan tidak boleh ditonton, serta hal-hal yang dapat ditiru dan tidak boleh ditiru. 

2. Buatlah petunjuk bagi anak dalam menonton televisi.

Beberapa petunjuk atau aturan yang dapat diterapkan, yaitu :

- Batasi waktu anak dalam menonton televisi  : Akademi Kesehatan Anak Amerika menyarankan agar waktu menonton televisi anak tidak lebih dari satu atau dua jam perhari.

- Hindari menonton televisi saat makan : selain dapat menyebabkan berat badan anak menjadi bertambah, hal ini dapat mengurangi interaksi dengan keluarga.

3. Awasi anak saat menonton televisi

Anak tidak boleh dibiarkan menonton tayangan untuk orang dewasa, tayangan kekerasan atau kartun yang berisi kekerasan. Jika anak dibiarkan menonton kekerasan, bisa saja anak meniru dan belajar mengenai perilaku agresif dan kejam. Dalam hal ini, orang tua sepenuhnya bertanggung jawab atas apa  yang anak tonton.

4. Jangan tempatkan televisi dikamar tidur anak.

Anak yang memiliki televisi dikamar tidur akan cenderung lebih bebas untuk menonton tayangan televisi sesuai dengan keinginannya tanpa pengawasan orang tua. Maka untuk menghindari dampak negatif yang dapat terjadi, orang tua sebaiknya menempatkan televisi hanya di tempat kumpul keluarga agar anak dapat lebih terawasi. 

5. Jangan gunakan televisi sebagai pengasuh anak.

Televisi tidak dapat merawat, melindungi, dan mengasuh anak. Televisi tidak dapat sepenuhnya menggantikan tugas orang tua, maka dari itu jangan gunakan televisi sebagai alat untuk membuat anak sibuk.

6. Ikut serta menonton TV bersama anak.

Orang tua dapat menonton televisi bersama anak. Orang tua dapat membahas isi dari tayangan yang ditonton dan dapat menjelaskan mengenai perilaku dan tindakan yang muncul agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam diri anak.

7. Jadilah teladan yang baik.

Orang tua dapat menjadi teladan untuk anaknya dengan memilih tontonan yang baik. Orang tua tidak seharusnya menonton program orang dewasa, seksual, atau kekerasan ketika anak ikut menonton.

8. Bantu anak belajar dari televisi.

Orang tua bertanggung jawab untuk memilih program yang berisi pendidikan ketika anak menonton televisi agar dapat memberikan manfaat yang baik bagi anak.

Sumber: Morrison, G.S. (2012). Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta: PT Indeks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun