Pada dasarnya segala sesuatu memiliki sejarah yang menarik untuk diketahui, tak terkecuali dalam bidang pendidikan. Sebagai seorang guru yang profesional khususnya dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kita harus mempelajari dan memahami mengenai sejarah dari PAUD. Dalam Morrison (2012) mengungkapkan bahwa seorang guru akan jauh lebih pandai dan efektif apabila mengetahui sejarah dari profesinya. Mengetahui sejarah dari profesi yang ditekuni dapat menjadi pendukung bagi kita untuk menjadi seorang ahli. Ketika kita mengetahui mengenai keyakinan, ide-ide, dan prestasi yang tersirat dalam cerita sejarah dari tokoh-tokoh yang telah mendedikasikan hidupnya bagi perkembangan pendidikan anak-anak, maka kita akan menyadari bahwa banyak program pendidikan bagi anak yang ada di masa kini dibuat berdasarkan keyakinan tentang cara anak belajar, tumbuh, dan berkembang yang telah ada dan berkembang sejak lama.
Berikut merupakan beberapa tokoh ternama yang memiliki pengaruh dalam berkembangnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD):
1. Marthin Luther
Dalam sejarahnya, Marthin Luther (1483-1546) menekankan pada perlunya mendirikan sekolah yang dapat mengajari anak untuk belajar membaca. Di masa sekarang, kemampuan membaca dan menulis telah menjadi prioritas nasional. Hal ini merupakan buah dari kontribusi Martin Lurther yang menganggap bahwa pentingnya memastikan semua anak mampu membaca dan belajar bahasa ibu mereka sendiri. Selainmenekankan kemampuan baca-tulis, Martin Luther juga menekankan pada pentingnya keluarga sebagai peletak dasar pendidikan anak.
2. John Amous Comenius
John Amous Comenius memiliki keyakinan bahwa pendidikan sangat perlu dimulai sejak usia dini karena "tanaman muda dapat ditanam, dicangkok, dipangkas, dan dibentuk." Ketika sudah menjadi pohon, setiap proses tersebut akan sulit atau bahkan tidak mungkin untuk dilakukan. Hal ini memberikan gambaran bahwa ketika anak masih kecil, anak akan dapat dengan mudah dibentuk atau diarahkan dibandingkan dengan membentuk dan memperbaiki anak ketika sudah dewasa.
Pada masa kini, muncul penelitian mengenai otak anak yang banyak mengingatkan bahwa proses belajar harus dilakukan sejak dini karena banyak jendela kesempatan yang terbuka untuk memberikan pembelajaran pada anak. John Amous Comenius juga berpendapat bahwa dalam memberikan pembelajaran pada anak perlu melibatkan seluruh panca indera anak. Hal ini juga disahkan oleh Montessori dan menjadi dasar bagi pengajaran pendidikan anak usia dini sampai saat ini.
Dapat kita lihat dalam pendidikan anak usia dini masa kini, pembelajaran anak bersifat langsung dan melibatkan anak secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini tentunya melibatkan panca indera sebagai pendukung dalam memberikan pembelajaran yang bermakna dan meningkatkan efektivitas proses pembelajaran bagi anak.
3. John Locke
John Locke (1632-1704) merupakan seorang tokoh yang telah banyak dikenal berkat teorinya yang berkaitan dengan anak usia dini, yaitu pemikirannya tentang "anak bagaikan kertas putih". Melalui pemikirannya tersebut, John Locke bermaksud untuk mengatakan bahwa lingkungan dan pengalaman pada dasarnya akan membentuk pikiran. Perkembangan berasal dari stimulasi yang diberikan pada anak oleh orang tua dan pengasuhnya sebagai lingkungan terdekat anak, melalui pengalaman-pengalaman yang mereka dapatkan.
Hal ini dapat dirasakan pada praktik pendidikan yang terjadi dimasa sekarang. Gagasan mengenai pentingnya pengaruh lingkungan, tergambar jelas melalui adanya program-program yang mendorong dan mendukung pendidikan anak usia dini sebagai cara agar anak mendapatkan dasar pembelajaran yang baik. Memberikan pengalaman terbaik bagi anak melalui adanya pendidikan anak sejak dini didasarkan pada pemikiran bahwa memberikan pendidikan bagi anak sejak dini dapat membantu mengatasi efek negatif dari kemiskinan dan penelantaran dan dapat membantu menghapus perbedaan prestasi anak yang dikarenakan perbedaan tingkat sosial ekonomi. Namun hal ini tentunya akan berhasil apabila pendidikan anak telah optimal dilakukan secara menyeluruh atau universal tanpa membeda-bedakan kondisi dan status sosial-ekonominya.