Opini
Pengertian Evaluasi program adalah langkah awal dalam supervisi, yaitu mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang  tepat pula. Evaluasi program sangat penting dan bermanfaat terutama bagi pengambil keputusan. Alasannya adalah dengan masukan hasil  evaluasi  program itulah para pengambil keputusan akan menentukan tindak  lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan.Tujuan umum evaluasi program adalah menyediakan atau menyajikan data sebagai masukan bagi pengambilan keputusan tentang program tersebut.
Selanjutnya yaitu dalam mengevaluasi program banyak model yang bisa digunakan untuk mengevaluasi suatu program. Meskipun antara satu dengan lainnya berbeda, namun mempunyai tujuan yang sama yaitu melakukan kegiatan pengumpulan data atau informasi yang berkenaan dengan objek yang dievaluasi, yang tujuannya menyediakan bahan bagi pengambil keputusan dalam menentukan tindak lanjut suatu program.Ada beberapa ahli evaluasi program yang dikenal sebagi penemu model evaluasi program. Salah satunya adalah model CIPP yang dikembangkan oleh yang pertama kali di rekomendasikan oleh Stufflebeam pada tahun 1970.
Dalam model evaluasi CIPP membagi empat jenis kegiatan yang disesuaikan dengan nama model evaluasinya, yaitu konteks, input, proses, dan produk. Keempat jenis kegiatan tersebut merupakan komponen dari proses sebuah program kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu lembaga. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, ada beberapa ayat yang mengatur tentang kursus, khususnya pada pasal 26 ayat (4) dan ayat (5). Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memperlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Kursus dan pelatihan dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan nonformal, yaitu: Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), PKBM, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Penyelenggaraan Lembaga pemerintah desa, dan Lembaga lain yang sejenis. Bekal keterampilan yang ditawarkan oleh berbagai lembaga tersebut diharapkan dapat menambah dan memperkuat kompetensi masyarakat, sehingga dapat mempersiapkan diri memasuki dunia kerja.
Oleh karna itu Lembaga kursus dan Pelatihan (LKP) Kartika Bawen menyelenggarakan program pelatihan menjahit, dengan adanya program pelatihan tersebut diharapkan warga belajar mampu mengembangkan keterampilannya.
Â
Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian adalah di Lembaga Kursus dan Pelatihan Kartika Bawen, Jl. Palagan No. 26 Bawen Kabupaten Semarang. Subjek dalam penelitian ini adalah pengelola lembaga, tutor, dan warga belajar yang terlibat dalam program kursus menjahit di LKP Kartika.
Penelitian ini memfokuskan pada: Evaluasi Progam Model CIPP Pada Pelatihan Menjahit Di LKP Kartika Bawen, meliputi evaluasi context, evaluasi input, evaluasi process dan evaluasi product. Sumber data dalam penelitian ini ialah:
1.Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari informan, yaitu pengelola, instruktur dan warga belajar.
2.Data sekunder ini diperoleh melalui observasi yang didapatkan berupa profil LKP Kartika Bawen. .Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
3.Tahapan analisis data dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajiandata dan penyimpulan dan verifikasi, dan kesimpulan akhir. Reduksi data yaitu data yang diperoleh direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting.Penyajian data dilakukan setelah data direduksi. Data yang diperoleh dikategorisasikan menurut pokok permasalahan. Data yang sudah direduksi dan disajikan secara sistematis akan disimpulkan sementara. Kesimpulan sementara yang dihasilkan biasanya masih kurang jelas, sehingga perlu untuk diverifikasi lagi. Kesimpulan akhir diperoleh berdasarkan kesimpulan sementara yang telah diverifikasi. Kesimpulan akhir ini menghasilkan makna dari data sesuai dengan fokus yang diteliti secara singkat, jelas, dan mudah dipahami. Dalam penelitian ini teknik keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik atau metode.
Hasil yang diperoleh warga belajar setalah mengikuti program ini adalah warga belajar memiliki kemampuan menjahit, warga belajar tahu tentang pola, warga belajar bisa mengoperasikan mesin, bertambah kemampuan/keterampilannya dalam bidang menjahit,dan juga warga belajar bisa membuat pakaian sesuai dengan tingkata kursus yang diambil.Dan juga dampak yang dihasilkan dari program pelatihan menjahit ini adalah warga belajar menjadi memiliki kepercayaan diri dan lebih yakin dengan kemampuan yang telah dimilikinya. Warga belajar jadi mempunyai ide-ide baru yang dapat digunakan untuk membuka usaha.Selain itu warga belajar sudah dapat membuat pakaian untuk digunakan sendiri, dan ada juga warga belajar yang sudah bisa membuka usaha sendiri ataupun bekerja di perusahaan garmen.
Ayu Kusmiran, Pendidikan Masyarakat, Evaluasi program
Sumber Istiyani, N. M., & Utsman, U. (2020). Evaluasi Program Model CIPP Pada Pelatihan Menjahit Di LKP Kartika Bawen. Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 3(2), 6-13.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H