Mohon tunggu...
Ayu FitriKhairunnisa
Ayu FitriKhairunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

we rise by lifting order

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Generasi Z: Bersahabat dengan Teknologi hingga Menciptakan Peluang untuk Masa Depan

9 Desember 2021   23:30 Diperbarui: 9 Desember 2021   23:33 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Oleh Ayu Fitri Khairunnisa

(Mahasiswi Pendidikan Sosiologi, Universitas Negeri Jakarta)

Modernisasi adalah salah satu bentuk perubahan sosial yang diinginkan. Perubahan tersebut dilihat dan diciptakan oleh seseorang untuk menjadikan umat manusia lebih dekat dengan kemajuan zaman. Rogers dkk. berpendapat bahwa perubahan sosial adalah suatu proses yang menimbulkan perubahan struktur dan fungsi  suatu sistem sosial. 

Sementara itu Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi berpendapat bahwa perubahan sosial diartikan seagai perubahan cara hidup yang  diterima atau karena perubahan kondisi geografis budaya material komposisi penduduk ideologi baik karena popularitas maupun penemuan-penemuan baru di masyarakat. Temuan-temuan akibat dari adanya modernisasi sangat banyak, dan yang paling dapat dirasakan adalah kemajuan teknologi.

Dewasa kini, kemajuan teknologi sangat pesat. Setiap harinya muncul teknologi-teknologi baru sebagai buah pemikiran orang-orang terdahulu untuk membantu memudahkan pekerjaan manusia. Dampak dari maraknya teknologi yang hadir menciptakan sebuah ruang baru di kehidupan manusia. Ruang tersebut memiliki sebutan media sosial atau jika dijelaskan, gabungan teknologi bisa digunakan sebagai media baru untuk bersosialisasi di zaman modern ini.

Mayoritas pengguna media sosial saat ini adalah generasi Z. Generasi Z umumnya adalah anak yang berada pada kelahiran 1995 - 2015. Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2020 didominasi oleh Generasi Z, yaitu mereka yang lahir mulai 1997 hingga 2012. 

Jumlahnya mencapai 75 juta jiwa atau 27,9 persen dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 270 juta jiwa berdasarkan sensus penduduk September 2020 yang dirilis pada Januari 2021. Generasi Z bisa disebut sebagai iGeneration atau generasi yang sudah akrab dengan teknologi modern sejak kecil, bahkan dengan pintar menggunakannya.

Pada tahun 2021 ini, generasi Z yang ada di Indonesia menginjak rentang usia 9 – 24 tahun. Di masa pandemi covid-19 ini, mereka lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan berpeluang besar untuk mengandalkan media sosial karena terbatasnya aktivitas di luar ruangan. 

Semakin dekatnya dengan media sosial Tiktok, Youtube, Instagram, Twitter, dan sebagainya, membuat tak sedikit dari mereka yang terlena dengan konten-konten yang disuguhkan. Padahal, jika diperhatikan lebih seksama, banyak peluang pekerjaan yang diciptakan dari kedekatan mereka dengan media sosial dan teknologi modern. 

Salah satu contoh yang paling nyata adalah Youtubers. Zaman dahulu, tidak ada yang pernah menyangka bahwa akan ada pekerjaan baru yang disebut Youtubers, begitupun dengan Tiktokers, Selebgram, Selebtweet, dan sebagainya. Tapi di zaman yang serba modern ini, pekerjaan-pekerjaan baru semacam itu bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan.

Maraknya penggunaan konten-konten di media sosial membuat pekerjaan baru mulai terlihat. Beberapa pekerjaan tersebut adalah pembuat konten (content creator), copywriter, editor video, programming, design grafis, digital marketer, dan masih banyak lagi. Di perkirakan, pekerjaan-pekerjaan ini yang masih akan bertahan hingga beberapa tahun ke depan, karena melihat semakin berkembangnya dunia digital dan ekonomi digital.

Lalu bagaimana pemuda pemudi menciptakan sebuah peluang pekerjaan? Tidak begitu sulit, mereka perlu mengeksplorasi ide-ide kreatif yang ada dalam imaginasinya. Karena dengan terbiasa berpikir kreatif, maka akan muncul inovasi baru yang akan mengantarkan mereka ke arah peluang pekerjaan yang baru. 

Selain itu, mereka harus banyak berlatih menggunakan media sosial dan teknologi yang masih terus berkembang agar tidak ketinggalan zaman. Semakin mengenal seluk beluk dari teknologi, maka mereka dapat menganalisis, di mana letak kekurangan yang ada di suatu teknologi itu dan semakin mudah pula mereka meliat kemana arah pengembangan teknologi tersebut. Selaras dengan sebuah istilah “practice makes perfect.” Begitulah generasi muda harus bertindak.

Kemudian timbul sebuah pertanyaan tentang bagaimana para generasi muda membekali dirinya agar mampu bersaing dan bertahan dari teknologi-teknologi yang akan datang? Pertama, Open minded ke arah perubahan yang positif. Open minded diperlukan agar generasi muda tidak tertinggal informasi mengenai teknologi yang berkembang pada saat itu. 

Jika suatu perubahan mengarah ke hal yang negatif, maka masyarakat bisa saling berkonformitas untuk menolak adanya perubahan buruk tersebut. Kedua, selalu asah softskill yang dimiliki dan diminati. Kita tidak akan pernah tahu kondisi seperti apa yang dihadapi, maka pengetahuan secara akademik tidaklah cukup untuk membekali diri. 

Diperlukan lebuh banyak softskill mumpuni untuk menyiapkan diri menghadapi kemajuan teknologi. Ketiga, berpartisipasi aktif dalam pemanfaatan teknologi terbaru. Dengan mempelajarinya, maka kita tidak akan gagap teknologi. Keempat, hindari menjadi penikmat konten atau konsumen di zaman modernisasi ini. Lebih baik berpikir inovatf dan menjadi bagian untuk menciptakan peluan pekerjaan baru.

Referensi:

Gilliam, C. (2015, December 4). Instagram and Indonesia: How social media selling is disrupting eCommerce.

Hidayat, Aziz. 2019. Analisis Potensi Ekonomi Youtuber sebagai Alternatif Baru Di Era Ekonomi Digital. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Kemenko PMK. 2021. Tantangan Pemuda Indonesia di Era Digital. https://www.kemenkopmk.go.id/tantangan-pemuda-indonesia-di-era-digital

Rahmawan, D. (2014). Selebtwit: Micro-celebrity in indonesian twittersphere. Jurnal Kajian Komunikasi, 2(1), 1-11.

Rosana, Ellya. 2011. Modernisasi dan Perubahan Sosial

Soekanto, Sorjono, Op. Cit. hlm 384.

Hasil Sensus BPS 2020, https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/01/21/1854/hasil-sensus-penduduk-2020.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun