[caption id="attachment_247204" align="alignleft" width="3264" caption="istana boneka hk disneyland"][/caption] Hari ini aku ada teman sesama tkw yang sedang dilanda cemburu buta. Sebut saja namanya wiji, dia dengan penuh emosi menceritakan teman sekampungnya yang bernama Poniyem. Poniyem yang selama kerja di Hongkong selalu tampil ngejreng bagai artis, mukanya mulus kinclong serta rambutnya yang kribo jadi lurus sebahu hasil rebondingan salon Hongkong. Baju, sepatu, tas dan gadgetnya selalu keren. Berbeda dengan Wiji yang sangat hemat dan njlimet, penampilan tidak penting yang penting kiriman lancar. Bahkan hasil kerja kerasnya selama belasan tahun jadi tkw, Wiji bisa memiliki beberapa petak sawah, kebon, bikin rumah dan ada usaha penggilingan padi. Penampilan Poniyem tidak membuat Wiji iri hati sebab tujuan kerja di Hongkong adalah untuk cari modal, supaya lepas dari belenggu kemiskinan. Poniyem sedimikian glamor juga dia sendiri yang rugi sebab hasil belasan tahun kerja cuma dapat muka kinclong, tabungan tetap saja kempes, apalagi umurnya yang hampir 40 tahun, dandan seperti apapun tetap kelihatan tua. Wiji yakin dengan usaha njlimetnya mengatur uang, masa depannya akan jauh lebih baik dari Poniyem. Secantik apapun Poniyem kalau sudah pulkam kembali jadi orang desa, tak punya modal buat dandan pasti akan kembali dekil. Apalagi umurnya yang sudah tua dan anaknya masih sd, biaya sekolah yang makin mahal akan bikin Poniyem pusing dan lupa dandan. Sedangkan Wiji meskipun nantinya kembali pakai baju yang lusuh tapi sudah punya cukup modal buat masa depan anaknya. Wiji yang selalu tersenyum penuh kemenangan hari ini kebakaran jambul, darahnya mendidih ketika mengetahui Poniyem yang boros dan kemayu sok nggaya seperti istri pejabat, ternyata di kampungnya mendapat banyak bantuan dari pemerintah. Bantuan buat warga miskin dan macam-macam bentuknya. Wiji sakit hati membayangkan keluarganya jika berobat harus keluar uang sekian, sementara Poniyem bisa berobat gratis. Poniyem yang seorang tkw kawakan yang selalu tampil glamor mempunyai suami dari keluarga pns, tapi jadi penjual warung. Sedangkan Wiji orang miskin tulen yang rajin bekerja serta suka menabung. Wiji sakit hati sebab Poniyem yang boros dan selalu glamor tapi hidupnya selalu untung. Rajin foya-foya tapi dikasihani sama pemerintah. Wiji hanya bisa berdoa supaya keluarganya selalu sehat dan rejeki lancar, tidak mau memelas jadi fakir miskin supaya dikasihani dan disantuni. Di daerah lain banyak tkw yang sukses bangun rumah mewah, beli kendaraan, punya usaha dan banyak pula anak tkw yang sukses jadi sarjana karena biaya dari ibunya yang jadi tkw, bukannya jadi fakir miskin dan jadi tanggungan pemerintah. Aku hanya bisa bilang sabar sama wiji, Sabar...sabar..dan sabar. Semoga jerih payahnya bisa menjadi berkah. Orang miskin jangan dibiki iri. Yang penting semangat dan selalu rajin menabung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H