Tanaman obat keluarga atau kerap kali disebut Toga merupakan salah satu komoditas utama di Desa Kebontunggul, Kecamatan Gondang, Mojokerto. Hal tersebut dapat dilihat dari beranekaragamnya jenis toga yang ada di wilayah Kebontunggul. Berbagai jenis tanaman toga banyak ditemui di wilayah ini.Â
Tanaman tersebut ada yang tumbuh secara liar maupun ditanam oleh warga sekitar. Karena keunggulan tersebut, perangkat desa Kebontunggul akhirnya membuat sebuah rencana pembuatan wilayah kawasan toga yang bisa mengedukasi masyarakat mengenai tanaman toga. Kawasan ini diharapkan dapat menjadi sebuah objek wisata baru di desa Kebontunggul
Inovasi mengenai kawasan toga yang akan dijadikan sebuah objek wisata ini membuat mahasiswa KKN Pulang Kampung UM 2021 merancang sebuah program penanaman toga.Â
Dengan adanya program ini diharapkan dapat menjadi sebuah langkah awal bagi desa Kebontunggul mengembangkan potensi unggul yang ada sekaligus meningkatkan perekonomian desa. Dirancang dengan proses pengerjaan yang cukup lama, berikut adalah rincian kegiatan yang dilakukan mahasiswa KKN Pulang Kampung UM 2021 di Desa Kebontunggul untuk mewujudkan kawasan wisata toga.
Pada minggu pertama mahasiswa KKN UM melakukan survei dan juga mempersiapkan lahan yang akan dimanfaatkan sebagai media penanaman toga. Proses awal ini memakan waktu yang cukup lama. Hal ini dikarenakan lahan yang disediakan oleh desa cukup sulit untuk diolah.Â
Bidang tanah yang tidak simetris dan kontur tanah yang tidak rata membuat persiapan lahan membutuhkan waktu berhari-hari hingga lahan benar-benar siap untuk ditanami.
Minggu kedua , masih tetap dengan tahap akhir persiapan lahan serta ditambah dengan proses pencarian bibit disekitar wilayah desa Kebontunggul. Bapak Kades juga menyarankan untuk meminta bibit pada warga, sehingga tidak perlu membeli. Pada dasarnya memang warga Kebontunggul sendiri banyak yang memiliki tanaman toga.Â
Adapun tanaman toga yang tumbuh liar di bantaran sungai, halaman belakang rumah warga yang coba untuk ditanam. Namun, tidak semua tanaman yang tumbuh liar ini berhasil ditanam dilahan. Suhu panas yang cukup ekstrim membuatnya sulit untuk bertahan hidup. Untuk itu, mahasiswa KKN UM memutuskan untuk menanam tanaman yang masih bisa bertahan yaitu tanaman yang didapat dari warga.
Minggu ketiga, dilanjutkan dengan membeli perlengkapan berkebun seperti gembor, plastik mulsa, polibag dan juga bahan-bahan pembuatan pupuk seperti kapur dolomit dan juga garam kasar. Bahan utama yaitu pupuk kompos sudah disediakan oleh warga sekitar. Setelah semua bahan terkumpul, diminggu ini juga dilakukan pembuatan pupuk serta pemasangan mulsa pada lahan atau tepatnya gundukan yang telah disiapkan. Pada minggu ini juga dilakukan penanaman beberapa bibit yang telah didapat .
Minggu keempat adalah minggu terakhir pelaksanaan kegiatan yang berisi kegiatan penanaman dan pembuatan plakat. Plakat untuk penamaan toga ini dibuat dari bahan dasar seng dan besi pipa kotak, yang nantinya akan di tancapkan di setiap tanaman yang telah ditanam. Diharapkan nantinya warga desa dapat melanjutkan perawatan serta pengembangan lahan toga ini hingga terwujudlah sebuah kawasan wisata toga di Desa Kebontunggul.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H