Hari raya Idul Fitri salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu oleh umat muslim tak terkecuali masyarakat diindonesia yang mayoritas beragama muslim,menjadikan perayaan idul fitri sangat berkesan. salah satu alasan mengapa bisa berkesan, karena tradisi mudik yang dilakukan oleh para perantau agar dapat berkumpul dengan sanak keluarga di kampung halaman.Â
apalagi setelah 2 tahun pelarangan mudik oleh pemerintah akibat pandemi covid 19. sehingga lebaran tahun ini lebih berbeda dan banyak mengukir cerita karena saling berjumpa kembali. momentum bertemu,ngobrol satu sama lain merupakan hal yang terlihat dalam hari lebaran ala masyarakat indonesia selain pastinya saling memaaf-maafan.Â
tetapi di balik itu semua ada satu hal yang menjadi ciri khas antar keluarga dalam berkumpul pada hari raya idul fitri yaitu basa-basi menanyakan atau lebih bermaksud membandingkan antara satu anggota keluarga dengan anggota keluarga yang lain.
seperti menanyakan kuliah dimana,jurusannya apa,trs kira-kira lulus 3 thn bisa tidak.... atau kerja dimna posisinya apa...atau juga yang lebih ektrim kapan menikah....sudah ada calonnya.... kapan punya anak... atau kapan nambah lagi masa cuma 1......Â
dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang yang mereka ajukan. setelah itu lalu antar keluarga saling membanding-bandingkan atau memuji salah satu anggota keluarga yang menurut mereka paling berhasil dalam menggapai pencapaiannya.... basa-basi seperti ini sudah menjadi hal yang sangat biasa dalam perayaan idul fitri sehingga tidak jarang ada rasa malas atau "sebel" saat perkumpulan keluarga.....
mungkin maksud mereka yang mengajukan pertanyaan tersebut merupakan hal sepele karna cuma bertanya seperti itu....tapi hal tersebut secara tidak langsung membuat orang yang ditanya merasa sakit hati karena hal tersebut masuk kedalam privasi hidupnya ..... fenoma ini bukan tanpa sebab karena hal ini sudah berkangsung sejak lama dan turun temurun... tetapi ada satu hal yang berbeda yaitu masa...
iya masa, dimana masa saat ini sudah dianggap tidak sopan... karena karakter generasi millenial,generasi zen z yang lebih memiliki perasaan sensitif dibanding para generasi baby boomer. selain itu apa yang didapat dari saling membanding-bandingkan apalagi mengenai pencapaian karena pada dasarnya pencapaian seseorang tidak bisa disamakan...Â
sebab proses hidup seseorang itu berbeda-beda... daripada saling membandingkan lebih baik saling support dan menghargai setiap proses yang telah dilalui oleh para anggota keluarga,pada dasarnya support lebih berarti dibandingkan sebuah pujian yang hanya sebentar membekas dalam hati........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H