Mohon tunggu...
Ayu Saptarika
Ayu Saptarika Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Novelis '3 ON 3', BusDev, Traveller, Instagram: @ayuliqui

For writing inquiries DM my Instagram @ayuliqui. Book sell at Kinokuniya Grand Indonesia. E-book '3 ON 3' at Lontara Apps.

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Kain Biru Itu Bernama Shibori

7 September 2024   10:35 Diperbarui: 7 September 2024   15:30 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kamu pernah jatuh hati pada kain bergradasi biru indigo bermotif unik? Kain itu bernama kain Shibori. Sejarah mendokumentasikan jika teknik pewarnaan kain Shibori telah dilakukan sejak abad ke-8 di Jepang. Di nusantara kita sering menyebutnya sebagai kerajinan kain jumputan.

Shibori berasal dari kata ‘Shiboru’ dalam bahasa Jepang yang berarti meremas, memeras, atau menekan. Gerakan tersebut dilakukan sebagai teknik pencelupan kain sehingga menghasilkan gradasi natural serta pola menarik. Proses manual remasan tangan yang dilakukan saat mencelup kain membuahkan hasil yang berbeda-beda antara kain yang satu dengan yang lain.

Penulis (Batik Merah) Bersama Peserta Workshop dan Hasi Kreasi Kain Shibori. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Penulis (Batik Merah) Bersama Peserta Workshop dan Hasi Kreasi Kain Shibori. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Kerajinan Shibori dibuat dari bahan kain katun atau linen yang mudah menyerap warna. Selanjutnya, proses pewarnaan dilakukan dengan cara mencelupkan kain pada larutan pewarna alam. Pewarna alam biru tersebut berasal dari tumbuhan yang bernama Indigofera.

Tanaman Indigofera berasal dari India. Zaman dahulu indigo dianggap sebagai warna premium yang hanya digunakan bagi kalangan tertentu. Kain berwarna indigo juga sangat populer di Eropa dan dikenakan oleh kaum elit.

Bertempat di Plaza Senayan, beruntung sekali saya mendapat kesempatan langka untuk belajar membuat kain Shibori bersama desainer dari Neru. Senang sekali bisa berbagi pengalaman ini dengan pembaca. 

Mulai dari langkah melipat kain hingga mencelup kain ke dalam larutan Indigofera diajarkan dalam sesi workshop alias lokakarya. Seperti apa serunya? Simak dan semoga bermanfaat!

1. Melipat Kain untuk Membuat Motif Cantik

Melipat dan Membuat Pola Kain Sebelum Dicelup. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Melipat dan Membuat Pola Kain Sebelum Dicelup. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Ada empat teknik dasar pembuatan kain Shibori, yaitu Kanoko Shibori, Itajime Shibori, Kumo Shibori, dan Honeycomb Shibori. Kanoko dibuat dengan cara mengikatkan kelereng di kain dengan karet sehingga membentuk motif bulat-bulat. Itajime dibuat dengan cara melipat kain seperti akordion lantas ujung kain diikat karet dengan lempengan kayu/stik es krim sehingga terjadi motif bergaris.

Jejak karet pada Kanoko Shibori dan stik es krim yang disematkan pada Itajime Shibori akan melindungi kain sehingga menghasilkan warna putih (bagian tersebut akan terhindar dari celupan warna biru).

Kumo Shibori merupakan motif seperti jaring laba-laba yang dihasilkan dari kain yang dibentuk kuncup lalu diikat dengan benang. Sementara itu, motif Honeycomb (sarang lebah) dibuat dengan cara menaruh tali rafia diujung kain lalu kain lalu kain itu digulung dan diikat kencang.

Sama seperti dua teknik sebelumnya, jejak benang dalam Kumo Shibori dan kerutan tali rafia pada motif Honeycomb akan melindungi kain dari celupan warna biru sehingga menghasilkan perpaduan gradasi putih biru yang cantik.

Teknik melipat dan mengikat kain adalah kunci utama untuk membuat pola pada kain Shibori sebelum dicelup ke dalam larutan pewarna alam.

2. Melarutkan Pewarna Indigofera

Proses Pelarutan Awal pewarna Indigofera yang Akan Disaring. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Proses Pelarutan Awal pewarna Indigofera yang Akan Disaring. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Setelah kain-kain dilipat dan diikat kencang, siapkan larutan yang dicampur dengan pasta tumbuhan indigofera. Pelarutan ini menggunakan 5 liter air dengan 500 gram pasta tanaman Indigofera. Dari 5 liter air, pisahkan 1 liter air untuk dilarutkan diawal lalu disaring sebelum dicampurkan ke 4 liter air dalam baskom.

Mengapa pelarutan diawal perlu disaring? Tujuannya adalah agar sisa ampas tumbuhan tidak ikut tercampur ke dalam baskon celupan. Jika menggunakan pewarna alam, residu daun dan batang tanaman Indigofera masih terbawa. Perlu disaring supaya warna dapat larut optimal dan tidak ada yang pasta yang menggumpal saat proses pencelupan kain.

Setelah warna Indigofera larut, air akan mulai berwarna kebiruan. Tambahkan bubuk hidro sulfit sebanyak 2 sendok makan kedalam larutan 5 liter air. Aduk air tersebut sampai berubah warna menjadi kehijauan. Diamkan air selama kurang lebih 15 menit dan air celupan siap digunakan.

3. Proses Mencelup Kain dan Fiksasi

Hasil Celupan Motif Honeycomb Shibori. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Hasil Celupan Motif Honeycomb Shibori. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Setelah kain dilipat dan diikat kencang sesuai motif yang ingin dibuat, pertama-tama basahi kain terlebih dahulu lalu celup kain ke dalam larutan Indigo yang kini berwarna kehijauan sambil diremas. Jangan lupa pakai sarung tangan kedap air saat melakukan proses ini.

Ratakan air saat mencelup kain supaya air dapat masuk ke sela-sela lipatan. Celup selama 2-5 menit lalu angkat jemur diangin-anginkan, tidak perlu sampai kering. Ulangi celup lagi . Ulang proses celup kain sebanyak 3-5x tergantung kepekatan warna biru yang diinginkan. Semakin banyak mencelup kain, maka warna biru yang dihasilkan akan semakin pekat. Jemur kain masih dalam posisi dilipat.

Hasil Itajime Shibori Dengan Lipatan Akordion Segitiga dan Sematan Stik Es Krim. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Hasil Itajime Shibori Dengan Lipatan Akordion Segitiga dan Sematan Stik Es Krim. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Setelah selesai dengan celupan warna, saatnya melakukan fiksasi. Fiksasi dilakukan supaya pewarna biru dapat menyerap permanen mewarnai kain. Caranya mudah, yaitu dengan melarutkan cuka industri 2sdm ke dalam 1 liter air. Banyak sedikitnya air silahkan sesuaikan dengan jumlah kain yang dicelup. Rendam kain dalam larutan cuka industri selama 15 menit. Cuka membuat pewarna biru tidak luntur dan pudar. 

Setelah selesai, angkat kain lalu bilas dengan air bersih hingga airnya bening. Langkah terakhir, rendam kain dalam air hangat selama 10 menit. Angkat kain dan buka tali/karet/stik es krim hingga terlihat pola cantiknya. 

Awalnya, kain akan terlihat kehijauan. Namun, lama-kelamaan warna kain tersebut akan menjadi biru. Jemur kain hingga kering dan Shibori pun sudah jadi.

Penulis (kanan) Memegang Kumo Shibori Bersama Instruktur Workshop. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Penulis (kanan) Memegang Kumo Shibori Bersama Instruktur Workshop. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Seru sekali lokakarya ini, selain mendapatkan teman baru, pengetahuan baru, sekaligus dapat mengasah kreativitas untuk menciptakan beragam keindahan kain Shibori sesuai selera. Perlu latihan berulang-ulang jika ingin pola yang dihasilkan simetris dan lebih tertata rapi. Singkat kata, perlu melatih intuisi untuk bisa membuat kain Shibori dengan baik.

Ragam Kreasi Pakaian dari Kain Shibori. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Ragam Kreasi Pakaian dari Kain Shibori. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Bagi yang senang bereksperimen, hasil kain Shibori ini dapat dijahit menjadi beragam produk, mulai dari pakaian (fashion), perlengkapan rumah tangga, hingga menjadi aneka aksesoris cantik. 

Selamat mencoba dan bereksperimen!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun