Jejak karet pada Kanoko Shibori dan stik es krim yang disematkan pada Itajime Shibori akan melindungi kain sehingga menghasilkan warna putih (bagian tersebut akan terhindar dari celupan warna biru).
Kumo Shibori merupakan motif seperti jaring laba-laba yang dihasilkan dari kain yang dibentuk kuncup lalu diikat dengan benang. Sementara itu, motif Honeycomb (sarang lebah) dibuat dengan cara menaruh tali rafia diujung kain lalu kain lalu kain itu digulung dan diikat kencang.
Sama seperti dua teknik sebelumnya, jejak benang dalam Kumo Shibori dan kerutan tali rafia pada motif Honeycomb akan melindungi kain dari celupan warna biru sehingga menghasilkan perpaduan gradasi putih biru yang cantik.
Teknik melipat dan mengikat kain adalah kunci utama untuk membuat pola pada kain Shibori sebelum dicelup ke dalam larutan pewarna alam.
2. Melarutkan Pewarna Indigofera
Setelah kain-kain dilipat dan diikat kencang, siapkan larutan yang dicampur dengan pasta tumbuhan indigofera. Pelarutan ini menggunakan 5 liter air dengan 500 gram pasta tanaman Indigofera. Dari 5 liter air, pisahkan 1 liter air untuk dilarutkan diawal lalu disaring sebelum dicampurkan ke 4 liter air dalam baskom.
Mengapa pelarutan diawal perlu disaring? Tujuannya adalah agar sisa ampas tumbuhan tidak ikut tercampur ke dalam baskon celupan. Jika menggunakan pewarna alam, residu daun dan batang tanaman Indigofera masih terbawa. Perlu disaring supaya warna dapat larut optimal dan tidak ada yang pasta yang menggumpal saat proses pencelupan kain.
Setelah warna Indigofera larut, air akan mulai berwarna kebiruan. Tambahkan bubuk hidro sulfit sebanyak 2 sendok makan kedalam larutan 5 liter air. Aduk air tersebut sampai berubah warna menjadi kehijauan. Diamkan air selama kurang lebih 15 menit dan air celupan siap digunakan.
3. Proses Mencelup Kain dan Fiksasi