Apakah kamu pernah jatuh hati pada kain bergradasi biru indigo bermotif unik? Kain itu bernama kain Shibori. Sejarah mendokumentasikan jika teknik pewarnaan kain Shibori telah dilakukan sejak abad ke-8 di Jepang. Di nusantara kita sering menyebutnya sebagai kerajinan kain jumputan.
Shibori berasal dari kata ‘Shiboru’ dalam bahasa Jepang yang berarti meremas, memeras, atau menekan. Gerakan tersebut dilakukan sebagai teknik pencelupan kain sehingga menghasilkan gradasi natural serta pola menarik. Proses manual remasan tangan yang dilakukan saat mencelup kain membuahkan hasil yang berbeda-beda antara kain yang satu dengan yang lain.
Kerajinan Shibori dibuat dari bahan kain katun atau linen yang mudah menyerap warna. Selanjutnya, proses pewarnaan dilakukan dengan cara mencelupkan kain pada larutan pewarna alam. Pewarna alam biru tersebut berasal dari tumbuhan yang bernama Indigofera.
Tanaman Indigofera berasal dari India. Zaman dahulu indigo dianggap sebagai warna premium yang hanya digunakan bagi kalangan tertentu. Kain berwarna indigo juga sangat populer di Eropa dan dikenakan oleh kaum elit.
Bertempat di Plaza Senayan, beruntung sekali saya mendapat kesempatan langka untuk belajar membuat kain Shibori bersama desainer dari Neru. Senang sekali bisa berbagi pengalaman ini dengan pembaca.Â
Mulai dari langkah melipat kain hingga mencelup kain ke dalam larutan Indigofera diajarkan dalam sesi workshop alias lokakarya. Seperti apa serunya? Simak dan semoga bermanfaat!
1. Melipat Kain untuk Membuat Motif Cantik
Ada empat teknik dasar pembuatan kain Shibori, yaitu Kanoko Shibori, Itajime Shibori, Kumo Shibori, dan Honeycomb Shibori. Kanoko dibuat dengan cara mengikatkan kelereng di kain dengan karet sehingga membentuk motif bulat-bulat. Itajime dibuat dengan cara melipat kain seperti akordion lantas ujung kain diikat karet dengan lempengan kayu/stik es krim sehingga terjadi motif bergaris.