Mohon tunggu...
Ayu Saptarika
Ayu Saptarika Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Novelis '3 ON 3', BusDev, Traveller, Instagram: @ayuliqui

For writing inquiries DM my Instagram @ayuliqui. Book sell at Kinokuniya Grand Indonesia. E-book '3 ON 3' at Lontara Apps.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Tahun Baru ke Bali Menyaksikan Matahari Terbit di Pegunungan

26 November 2023   07:00 Diperbarui: 26 November 2023   08:24 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung Agung, Bali. Sumber: kemlu.go.id

Tak terasa, libur Tahun Baru hampir tiba. Bagi yang berencana ke Bali di akhir tahun 2023, pulau ini tidak hanya indah untuk wisata pantai. Banyak lokasi menarik lainnya dengan iklim yang berbeda-beda. Inilah yang menurut saya membuat aktivitas jalan-jalan ke Pulau Dewata tak pernah membosankan. Dari tempat wisata tropis di pantai, menikmati udara sejuk di perbukitan dan sawah, hingga tempat bersuhu dingin di area pegunungan. Pastinya perlu rencana perjalanan yang baik dan mempersiapkan pakaian yang sesuai agar tidak salah kostum!

Menyukai wisata di suhu udara tropis umumnya wisatawan bisa bersantai di pantai seperti Pantai Kuta, Seminyak, Pantai Jerman, Nusa Dua, Tanjung Benoa, hingga Pantai Lovina. Ingin bertualang di kesejukan perbukitan dan sawah wisatawan bisa berkunjung ke area Ubud. Ingin mencoba dinginnya Bali?

Nah, ini aktivitas yang belum saya lakukan sehingga saya ingin sekali mencobanya bila diberi kesempatan. Berdasarkan informasi yang pernah saya baca, bertualang ke Gunung Agung, Gunung Batur, maupun Gunung Batukaru memberikan pengalaman unik dalam menikmati Pulau Bali dari ketinggian.

Berbagi pengalaman saya menjelajah Bali, pantai-pantai di atas mungkin sudah familiar bagi penggemar wisata bahari. Boleh dibilang pantai-pantai tersebut ramai. Pantai tersebut memang indah.

Namun sayang, air di pantai sudah tidak bening dan pasirnya mulai kelabu. Tanpa sadar pengunjung yang ramai sering mencemari lingkungan melalui sampah-sampah yang dibuang sembarangan.

Padahal, tempat sampah telah disediakan pengelola. Semoga kedepannya pengunjung bisa lebih disiplin mencintai lingkungan agar lokasi wisata tetap terjaga, nyaman, dan indah selamanya.

Air bening di Pantai Kelingking, Nusa Penida. Sumber: Dok. Pribadi
Air bening di Pantai Kelingking, Nusa Penida. Sumber: Dok. Pribadi

Lantas, di Bali bagian mana kita bisa menikmati pantai yang biru bersih dengan pasir kuning gading? Kamu bisa menyebrang ke Pulau Nusa Penida dengan kapal ferry. Pantai di Nusa Penida sangat eksotik. Namun, perlu naik turun tebing jika hendak ke pantai. Stamina tinggi sangat diperlukan. Beberapa pantai di Nusa Penida yang pernah saya tulis, seperti: Diamond Beach, Kelingking Beach, dan Crystal Bay.

Pulau ini dapat dijelajahi selama tiga hari dua malam. Area lautnya bersih bisa untuk berenang, snorkeling, dan diving. Waspada ombak besar, selalu ikuti arahan pemandu dan rambu-rambu keselamatan saat berenang.

Alternatif jika tidak mau menyebrang pulau, kamu bisa berkunjung ke selatan Bali. Bulan Agustus yang lalu saya mengikuti perlombaan olah raga lari Bali Marathon 2023 di Bali Zoo, Gianyar.

Selesai mengikuti lomba lari, sore hari merupakan pertama kalinya saya mampir ke Pantai Melasti. Waktu sore sengaja dipilih karena lokasi pantai ini merupakan tempat matahari terbenam (sunset). Area pantai dan pasirnya masih cukup bersih. Pantainya eksotik bertebing tinggi, pasir halus warna kuning gading, dan di belakang tebing tersebut terlihat matahari terbenam berwarna jingga. Semakin sore langit akan terlihat semakin kemerahan.  Cantik sekali pemandangannya!

Penulis di Pantai Melasti saat sunset, Bali Selatan. Sumber: Dok. Pribadi
Penulis di Pantai Melasti saat sunset, Bali Selatan. Sumber: Dok. Pribadi

Di Pantai Melasti ada beberapa Beach Club untuk menikmati panorama. Tempat ini juga menyediakan makanan dan minuman berstandard internasional.

Bagi penggemar musik elektrik, beach club di sini menawarkan hiburan musik trench dengan DJ terampil yang bikin momen jadi spesial apalagi jika senang berdansa.

Menurut saya, pantai ini menarik untuk dinikmati sendiri, dengan teman, maupun bersama keluarga.

Naik ke daerah yang sejuk, menjelajah ke Ubud Bali punya sensasi tersendiri. Area Ubud bersuasana hening, cocok bagi yang mencari ketenangan. Tak heran jika banyak seniman, penulis, pelukis, praktisi yoga/olahraga memilih tinggal di daerah ini. Hamparan sawah hijau dan hutan tropis berpohon tinggi bisa dijumpai di Ubud.

Di malam hari ada beberapa sudut Ubud yang sepi. Namun, hal ini tidak mengurangi daya tarik wisatawan untuk datang dan menikmati keheningan syahdu.

Jogging di Bukit Campuhan, Ubud.  Sumber: Dok. Pribadi
Jogging di Bukit Campuhan, Ubud.  Sumber: Dok. Pribadi

Pagi hari jogging di Bukit Campuhan merupakan aktivitas favorit saya jika menginap di daerah Ubud. Siang hari, beragam restoran vegan/vegetarian, makanan sehat seperti smoothie buah-buahan, makanan khas Bali seperti Warung Mak Beng, Bebek Bali, dan kuliner khas lainnya bisa dicoba.

Umumnya restoran dan pertokoan banyak berada di sekitar Pasar Seni Ubud, Monkey Forest, dan jalan Goa Gajah. Galeri lukisan dan tempat kursus melukis juga banyak di daerah ini. Bagi yang suka dengan kegiatan seni bisa berkunjung untuk belajar/kursus melukis. Suasana artistik ini selalu bikin saya betah dan kangen. 

Oiya, jika ingin melihat koleksi lukisan yang masyur karya maestro Don Antonio Blanco kamu bisa mampir ke The Blanco Renaissance Museum. Museum ini adalah kediaman Don Antonio Blanco. Rumahnya super antik dan indah luar biasa!

Selain itu, Bagi para penulis dan pecinta literasi, jangan lupa menandai kalender sebab setiap bulan Oktober ada acara tahunan Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) untuk menambah wawasan. Beruntung di tahun 2023 saya ikut hadir dan acara penutupannya dilakukan di The Blanco Renaissance Museum dengan atraksi visual lampu meriah, pentas musik, dan Balinese Fire Dance.

Penutupan UWRF 2023 di The Blanco Renaissance Museum. Sumber: Dok. Pribadi
Penutupan UWRF 2023 di The Blanco Renaissance Museum. Sumber: Dok. Pribadi

Balinese Fire Dance di The Blanco Renaissance Museum. Sumber: Dok. Pribadi.
Balinese Fire Dance di The Blanco Renaissance Museum. Sumber: Dok. Pribadi.

Selanjutnya, menjelajah pegunungan membuat saya ingin kembali ke Pulau Dewata, sebab trekking di dataran tinggi belum pernah saya lakukan.

Saya mendengar kisah serunya aktivitas mendaki ke Gunung Agung, dan trekking ke Gunung Batur dari pemandu yang mengantar saya berkeliling pada bulan Oktober yang lalu.

Saat itu saya ke Bali lagi untuk menghadiri Ubud Writers & Readers Festival 2023 (UWRF 2023). Yang pasti, pendakian dilakukan dini hari agar dapat menyaksikan keindahan matahari terbit tepat pada waktunya. Jaket, penutup kepala, sarung tangan dan sepatu yang nyaman perlu disiapkan karena udaranya dingin. Selain itu, siapkan stamina agar bisa mendaki dengan lincah dan tiba sesuai target waktu.

Selain dua gunung tersebut, ada juga Gunung Batukaru dimana pengunjung tak hanya bertualang di dataran tinggi tapi juga bisa mendapat wawasan agrikultur. Gunung Batukaru adalah gunung tertinggi ke-2 setelah Gunung Agung.

Di Gunung Karu terdapat komplek pengolahan minuman fermentasi yang dapat dikunjungi; minuman ‘Karusotju’ berbahan dasar Ubi Cilembu. Minuman ini merupakan salah satu produk lokal Bali berkualitas premium.

Produk ini beberapa kali ikut pameran kuliner di Jakarta dan saya turut mencobanya. Saya tertarik sekaligus penasaran untuk berkunjung ke lokasi pembuatannya.  

Gunung Batukaru. Sumber: Talasi.com
Gunung Batukaru. Sumber: Talasi.com

Jika diberi kesempatan dan cuaca mendukung, saya ingin sekali menjelajah dataran tinggi di Bali. Saya membayangkan menyaksikan matahari terbit di hari pertama tahun baru.

Suasana dingin, syahdu, mengungkapkan rasa syukur dan doa semoga tahun baru bisa membawa kebaikan, berkah, dan rejeki yang lancar bagi saya, keluarga, dan semua orang. Semoga saya bisa bepergian dengan sahabat dan orang tercinta. Wah, spesial sekali!

Harapan saya kepada pengelola tempat wisata dan penyedia akomodasi (hotelier) di Bali, mudah-mudahan senantiasa dapat memberi pengalaman rekreasi dan relaksasi yang ramah, unik, menjunjung tinggi budaya lokal, dan berkesan bagi pengunjung. Pengelola tempat wisata juga perlu mengingatkan pengunjung untuk berperan aktif memelihara kebersihan.

Hal ini dilakukan supaya indahnya panorama tak hanya dinikmati oleh wisatawan yang datang di hari ini saja, namun keindahan itu dapat terus dinikmati oleh generasi masa depan selama-lamanya.

Matur suksma, semoga bisa segera berjumpa lagi di Pulau Bali!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun