Oktober minggu ke-3 adalah momen yang selalu ditunggu oleh para penulis dan pecinta baca karena ada acara tahunan, yaitu Ubud Writers & Readers Festival (UWRF). Program acara festival menulis dan membaca ini telah dimulai sejak dua dekade yang lalu. Tahun 2023 merupakan tahun ke-20 hadirnya Ubud Writers & Readers Festival di Ubud, Bali, Indonesia. Jika biasanya festival UWRF dilakukan tiga hari, maka tahun ini spesial dikemas meriah selama empat hari tanggal 19 -22 Oktober 2023, bertempat di Taman Baca Ubud, Jl. Raya Sanggingan, Ubud – Bali.
Festival UWRF tahun ini bertema ‘Atita Wartamana Anagata’ yang berarti masa lalu, kini, dan masa depan. Ilustrasi tema dilukis oleh penulis dan jurnalis senior mantan editor majalah Tempo yang juga dikenal dengan tulisan ‘Catatan Pinggir’, yaitu Goenawan Mohamad. Kurang lebih sekitar 200 penulis profesional, penyair, aktivis, sineas, aktor, seniman, jurnalis hingga pekerja media dari dalam negeri dan luar negeri hadir meramaikan acara Ubud Writers & Readers Festival 2023. Sungguh bermanfaat memberi inspirasi bagi siapapun yang hadir menyimak beragam talk show dan workshop.
Ubud Writers & Readers Festival adalah acara tahunan yang diinisiasi oleh Yayasan Mudra Swari Saraswati di Pulau Dewata. Yayasan ini berdiri tahun 2004 sebagai yayasan non-profit dan independen. Organisasi berfokus pada pengembangan masa depan komunitas seni dan program budaya di Indonesia yang melibatkan masyarakat lokal maupun internasional.
“Festival ini merupakan wadah penuh energi dari berbagai budaya, kreativitas, pertukaran pengetahuan, yang mempersatukan manusia melalui kekuatan bercerita (storytelling),” kata Janet DeNeefe, Pendiri dan Direktur Yayasan Mudra Swari Saraswati.
Misi utama dari Yayasan Mudra Swari Saraswati adalah mendukung individu dan komunitas untuk semakin memberdayakan potensi kreatifnya, memampukan pelaku kreatif terus berkarya dalam dunia yang berubah cepat, dan melibatkan masyarakat global. Festival ini ibarat ‘mesin’ kreatif yang digerakkan oleh antusiasme pengunjung yang hadir dan mengikuti berbagai pelatihan literasi. Antusiasme tersebut diharapkan dapat memungkinkan para pelaku kreatif mencapai cita-cita, mendapatkan edukasi, dan mendukung perkembangan insan kreatif muda masa depan.
Sedikit berbagi, tahun 2023 merupakan tahun ke-2 saya hadir di UWRF. Bagi saya pribadi, UWRF 2022 (tahun lalu) sungguh berkesan sehingga tahun 2023 saya berniat hadir kembali.
Menurut saya, nuansa lokasi Ubud yang tropis, hening, dan berseni sungguh cocok untuk para penulis berkarya. Selain itu, dalam festival ini pula kita dapat bertukar pikiran antara sesama penulis, berkenalan dengan rekan penulis senior dan junior dari dalam negeri maupun luar negeri, mendapatkan wawasan mengenai perkembangan literasi di dalam dan luar negeri, mendapat inspirasi agar literasi lokal berkembang lebih baik dan semakin diperhatikan, hingga update isu-isu sosial terkini.
Ada hal unik dari UWRF yang membuat saya salut yaitu program ‘Emerging Writers’ di mana festival ini turut mencari penulis muda berbakat yang akan dididik sebagai penulis masa depan. Bagi para penulis yang cerpennya terpilih maka karyanya akan diterbitkan menjadi sebuah buku dwi bahasa (Inggris dan Indonesia) setiap tahun festival. Para penulis masa depan inipun mendapat kesempatan mengikuti pelatihan dari penulis profesional; bahkan mendapat berbagai koneksi dalam mengembangkan karir ke luar negeri. Wadah komunitas literasi yang terstruktur dan global seperti ini boleh dibilang masih jarang.