Leo juga menyampaikan bahwa era digital saat ini memudahkan pekerjaan fotografer. Dahulu ketika ia masih memakai kamera analog, ia harus membawa peralatan cuci foto kemanapun ia pergi. Setelah itu, foto dicetak dan harus segera di scan lantas dikirim ke kantor pusat. Pada jaman itupun teknologi komunikasi masih sulit, belum semaju sekarang berbasis internet yang mudah melakukan pengiriman data dengan cepat.
“Ada jiwa di dalam setiap karya foto. Hal ini yang membuat saya selalu bersemangat dan tidak pernah bosan dengan fotografi. Meski saya sudah memasuki masa purna tugas, kemana pun saya pergi di tas saya selalu ada kamera!” seru Leo saat ditanya bagaimana perasaanya saat ini menjalani masa purna tugasnya.
Selain Pewarta Foto Senior, di akhir pekan hadir pula Sutradara Joko Anwar yang berbagi pengalaman dalam menulis dan membuat film. Dalam sesi diskusi ini, Joko juga ditemani rekan-rekan yang berkecimpung di dunia penulisan dan film, yaitu Rizal Iwan, Hera Diani, dan Paul Agusta. Acara bincang-bincang film ini dikemas dengan suasana santai di roof top gedung The Jakarta Post, Palmerah - Jakarta. Terdapat pula layar film yang digunakan untuk nonton bersama.
Joko berbagi pengalaman tentang awal karirnya sebagai penulis di surat kabar. Pada waktu itu ia senang membuat ulasan tentang film. "Semakin dewasa, saya lebih fokus untuk melihat sebuah film dari kisah ceritanya, bukan kepada opini personal semata,” jelasnya.
“Pengalaman menonton film adalah pengalaman personal yang berbeda-beda antara orang yang satu dengan yang lain,” tambah Rizal Iwan.
Joko juga menyampaikan bahwa film Indonesia saat ini sudah lebih bagus. Banyak anak-anak muda yang punya keterampilan dalam membuat film sehingga mampu memproduksi tontonan yang menarik dan menghibur. Pendanaan film saat inipun tidak melulu hanya dari Rumah Produksi (PH). Sudah mulai hadir sumber pendanaan yang mau membantu baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
“Salah satu masalah industri film di Indonesia adalah belum adanya agensi film yang melakukan kurasi talent (aktor/aktris) sehingga pemilihan tokoh utama menjadi sulit. Akhirnya sang Sutradara, Produser, atau tim pembuat film itu sendiri yang harus mencarinya,” tambah Joko. Harapannya semoga di masa datang para sineas Indonesia semakin dapat memproduksi film yang memberi manfaat dan menghibur penontonnya jelas Joko.
Rangkaian acara HUT The Jakarta Post ke-40 yang bertajuk Portraits of A Nations: Indonesia’s Journey of Change and Resilience diadakan selama dua minggu, 6-19 Agustus 2023. Hari Senin-Minggu pukul 10.00-19.00, bertempat di Gedung The Jakarta Post, Lantai 5, Jl. Palmerah Barat No.142-143, Jakarta 10270.
Selamat hari jadi ke-40 The Jakarta Post, semoga panjang umur dan senantiasa menjadi media berbahasa Inggris yang terdepan.
Dirgahayu Republik Indonesia ke-78, semoga menjadi negara yang semakin maju, aman dan tentram.