Sudah setengah jalan menuju Hari Raya Idul Fitri, bagaimana puasa Anda? Saya doakan semoga lancar dan penuh hingga hari kemenangan. Minggu pertama dan kedua April merupakan minggu-minggu distribusi THR (Tunjangan Hari Raya). Bagi yang sudah menerima, selamat! Semoga digunakan sebaik-baiknya dan atur agar tetap ada sebagian yang ditabung.
Saat ini mungkin Anda sudah mulai mencari beragam kebutuhan Hari Raya baik secara online maupun ‘gerilya’ ke toko-toko favorit di pusat perbelanjaan supaya tidak kehabisan stok di detik-detik terakhir. Menggunakan aplikasi digital atau melalui website untuk kegiatan perbankan dan jual/beli sudah umum dilakukan masyarakat Indonesia saat ini. Harus diakui, teknologi dan digitalisasi sangat mempermudah aktivitas apapun.
Belajar dari pengalaman pandemi, muncul budaya tidak perlu antri ke bank, transaksi dari mobile banking, tidak perlu pertemuan fisik dengan orang, dan semakin ramah lingkungan karena minim sampah kertas. Budaya ini telah berjalan hingga hari ini walau pandemi sudah terkendali.
Sebelum pandemi, mungkin rekan-rekan muda yang lebih banyak menggunakan platform digital. Namun, saat pandemi orang yang anti digital atau rekan-rekan senior yang kerap berkata “Aku gaptek!” mau-tidak mau harus belajar bagaimana suatu kegiatan dilakukan jarak jauh dan tanpa bertemu fisik melalui bantuan teknologi. Hasilnya, pekerjaan jadi lebih cepat dan efisien. Meskipun demikian, bertatap muka dan pertemuan langsung juga tetap penting dalam menunjang komunikasi.
Sayapun turut mengajarkan orang tua untuk belajar apa itu e-commerce, bagaimana cara belanja daring, apa itu mobile banking, cara bertransaksi, hingga cara scan tiket dan bayar parkir. Mengutip perkataan orang tua dan om saya :
“For you, technology is easy. For us, it is a magic!” haha.. begitu katanya.
Cukup menantang mengajarkan rekan yang senior. Dari gemas, kesal sampai tertawa, tapi akhirnya mereka bisa mengerti dan kini bisa menikmati manfaat kemudahan platform digital yang kekinian walau kadang masih suka tanya-tanya.
Pada dasarnya tidak ada yang salah untuk melakukan aktivitas transaksi secara manual atau menggunakan aplikasi dan teknologi secara daring. Yang penting nyaman dan kita sebagai User turut menjaga keamanan akun, data, dan rekening masing-masing.
Memanfaatkan teknologi bisa mengurangi merepotkan orang lain. Saat ini sudah banyak perusahaan yang menerapkan otomatisasi di berbagai kegiatan kerja. Ya, hal ini tidak hanya di Indonesia saja tapi di seluruh dunia. Kita sebagai warga dunia pun juga tidak bisa menutup mata untuk tak peduli dengan kemajuan teknologi. Kita juga harus mau belajar dan memperkaya keterampilan lain karena beberapa pekerjaan telah digantikan oleh mesin.
Teknologi yang semakin maju memiliki keunggulan mempermudah banyak hal, namun juga turut membuka potensi hadir kejahatan baru. Kalau di dunia nyata ada orang jahat, maka di dunia mayapun juga sama. Dalam ruang lingkup transaksi digital, tidak dapat dipungkiri jika terdapat rasa tidak nyaman/ khawatir dari pengguna (User), terutama terkait penipuan berkedok social engineering.
Topik Social Engineering ini dibahas tuntas dalam acara Prima Talk dengan tema ‘Tolak dengan Anggun Penipuan Online Bermodus Social Engineering.’ Sebuah forum diskusi bersama media yang diselenggarakan oleh Bank BCA dan PT. Rintis Sejahtera (Jaringan Prima) pada 8 Maret 2023 yang lalu.
Acara ini mengundang pembicara : Ibu Wani Sabu selaku Executive Vice President PT. Bank Central Asia (BCA), Tbk., Bapak Suryono Hidayat selaku Marketing Director PT. Rintis Sejahtera, dan moderator Prof. Eko Indrajit seorang Pakar Teknologi Informatika dan Rektor Universitas Pradita. Adapun Jaringan Prima merupakan perusahaan yang melayani solusi pembayaran lokal dan internasional untuk perusahaan, e-commerce, dan berbagai institusi keuangan.
Tujuan dari acara ini adalah memberi edukasi masyarakat dan pengguna platform digital untuk menjaga kerahasiaan data agar terhindar dari kejahatan dunia maya terutama yang berhubungan dengan transaksi keuangan.
Kebetulan saya turut hadir dan ingin berbagi kepada pembaca terkait informasi yang sangat bermanfaat, apalagi bulan April ini ada momen Lebaran yang melibatkan banyak orang akan berbelanja baik secara berkunjung ke toko maupun pesan online.
Apa sih social engineering itu? Merupakan kejahatan yang dilakukan seseorang dengan memanipulasi persepsi atau pikiran orang lain; khususnya untuk tujuan penipuan dalam ruang lingkup perbankan yang melibatkan transaksi keuangan.
Mengutip penjelasan dari ibu Wani Sabu, berdasarkan penelitian Oxford kasus-kasus perbankan saat ini banyak bersifat digital dan 88% adalah social engineering. Di Indonesia, 99% kejahatan digital perbankan disebabkan oleh social engineering.
Seperti apa contoh kasusnya? Yang paling marak adalah pedagang palsu yang meminta pengguna melakukan transfer ke rekeningnya atas suatu pembelian. Biasanya barang yang sering masuk dalam kategori penipuan adalah barang lifestyle seperti baju, tas, sepatu, dan telepon seluler. Apalagi saat momen pandemi banyak orang tidak bepergian, sehingga pencarian produk dilakukan secara online.
Beberapa tahun lalu, saya pun pernah tertipu oleh pedagang palsu dari website dan akun Social Media hingga mengalami kerugian yang cukup membuat sesak nafas. Saya lalai kurang jeli dalam mengecek identitas penjual dan terburu tertarik dengan suatu barang hingga melakukan transaksi tanpa berpikir panjang. Penjual palsu tersebut kemungkinan mengambil foto-foto produk dari media pencari (contoh : Google search) yang lantas foto tersebut dijadikan etalase toko digitalnya.
Terus terang saya panik ketika sudah transaksi lalu telah menunggu beberapa hari namun pesanan tak kunjung datang. Penjual pun turut memblokir nomor saya sehingga saya tidak bisa kontak. Meskipun sudah lapor polisi, uang saya tetap tidak kembali karena tidak mudah melacak penjahat dunia maya karena mereka gampang berganti nama dan konten isi tokonya.
Pada waktu itu saya bertransaksi melalui Bank BCA, saya melakukan pelaporan kejahatan dan permohonan pemblokiran atas rekening yang diduga milik penipu melalui Halo BCA di nomor 1500888. Saya mendapat pelajaran berharga dari peristiwa ini. Bersyukur tidak ada kerugian lanjutan yang lain.
Mungkin ada rekan-rekan yang pernah mengalami hal serupa?
Semoga saat ini sudah bisa lebih cermat dan hati-hati dalam berbelanja atau bertransaksi secara online.
Selain hal diatas masih ada lagi contoh kasus kejahatan lain seperti : Struk palsu dari pedagang (karena saat ini ada aplikasi canggih untuk edit struk), bukti transfer palsu, Akun sosial media palsu, WhatsApp palsu yang menggunakan foto orang yang kita kenal, Link File APK dalam bentuk link undangan/laporan atas nama lembaga tertentu padahal palsu, penipuan (scam) melalui telepon yang menginformasikan pemblokiran User/ kabar palsu yang membuat User was-was, iklan sosial media palsu, dan masih banyak lagi.
Beberapa tip agar terhindar dari kejahatan social engineering :
- Hindari terburu-buru saat pilih barang/toko/pedagang online atau akan bertransaksi secara online.
- Teliti sebelum membeli dan cek reputasi toko/penjual/ pemberi informasi.
- Apabila menerima informasi yang mencurigakan jangan panik dan jangan langsung gegabah bertindak. Cek dahulu kebenarannya di website resmi atau Call Center resmi dari lembaga tersebut. Bertanyalah pada keluarga terdekat bila perlu.
- Jika hendak membayar dengan Kartu Kredit hindari memberi kartu pada orang lain agar kartu Anda tidak dicatat/difoto detailnya oleh oknum tidak bertanggung jawab.
- Jagalah sendiri PIN dan rekening Anda, hindari berikan kepada orang lain.
- Perbaharui PIN secara berkala.
Semoga informasi ini bermanfaat. Terlebih, momen Hari Raya yang banyak diskon di mall dan toko online akan segera datang. Pasti merupakan momen yang ditunggu. Hindari kalap berbelanja, waspada dan hati-hati agar Anda tetap happy...
Silahkan berbagi informasi ini dengan orang terdekat. Semakin banyak yang tahu, semoga semakin banyak yang terhindar dari kejahatan di dunia maya.
Nikmati kemudahan dunia digital dengan bijak!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H