Mohon tunggu...
Ayu Saptarika
Ayu Saptarika Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Novelis '3 ON 3', BusDev, Traveller, Instagram: @ayuliqui

For writing inquiries DM my Instagram @ayuliqui. Book sell at Kinokuniya Grand Indonesia. E-book '3 ON 3' at Lontara Apps.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kartini Masa Kini Raihlah Mimpimu!

30 April 2022   23:58 Diperbarui: 30 April 2022   23:59 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Adobe Image Stock

Setiap perempuan pasti punya mimpi atau cita-cita sejak kecil maupun yang ditemukan ketika dewasa. Kiat-kiat kamu mewujudkan mimpi tanpa memandang usia itulah yang terpenting!

Beruntung, perempuan masa kini tidak dipingit atau dilarang bersekolah tinggi seperti R.A. Kartini di waktu lampau. Perempuan sekarang lebih bebas menentukan pilihan mulai dari jurusan sekolah, kuliah, karir, hingga pilih jodoh.

Beragam isu gender masih terdengar. Akan tetapi, dengan tekad kuat saya percaya isu tersebut tumbang sendiri melalui pembuktian prestasi tanpa harus berkonflik dengan yang kontra. Pertanyaannya, siapkah kamu Kartini masa kini membuktikan tekad dan prestasimu?

Sebelum bulan Kartini alias bulan April berakhir sekaligus menyambut Hari Raya Idul Fitri 1443H, izinkan saya bercerita tentang profesi impian sejak di bangku SMP. Sekaligus, simak langkah-langkah mewujudkan mimpi kamu.

1. Jangan Takut Bermimpi

Ketika masih pelajar atau baru bekerja, semangat mewujudkan mimpi atau cita-cita sangat berapi-api. Namun seiring waktu, seseorang bisa berubah karena suatu kejadian atau pilihan hidup. Sebesar apapun mimpi tak ada yang salah! Setiap mimpi punya konsekuensi dan perlu mengenal potensi diri. Jika mimpimu besar, maka hendaknya kamu juga mau menerima konsekuensi secara utuh.

Jangan Ragu Wujudkan Mimpimu! Sumber: Dok. Pribadi
Jangan Ragu Wujudkan Mimpimu! Sumber: Dok. Pribadi

Mimpi versi saya ditemukan tak sengaja saat SMP. Seorang guru meminta saya mengisi majalah dinding sekolah padahal saya tidak pernah menulis sebelumnya. Saya merasa sangat bersukacita saat membuat tulisan dan artikel walau alakadarnya sebab keluarga tidak ada yang berprofesi sejenis sehingga saya tak punya contoh.

Saat kuliah Ekonomi menanti wisuda, tak disangka seorang penulis datang ke kampus cari anak magang. Saya diterima sebagai penulis magang di majalah wanita dimana ia jadi Pemimpin Redaksi. Sejak itu, semakin besar cinta saya pada menulis dan ingin jadi penulis meski kurang disetujui keluarga karena dianggap hobi. Saya merasakan sebaliknya, menulis adalah panggilan profesi.

Saya berkata pada diri sendiri. "Biarlah mereka kurang setuju, mungkin karena tidak memahami apa yang saya kerjakan. I won't let go my dream! Dari sini saya mulai belajar berwirausaha sebab di keluarga semuanya kerja kantoran, berwirausaha adalah sesuatu yang sangat asing.

Mengutip kalimat kekinian "It's my dream!" jika seseorang berani berkata maka harusnya dia juga yang melakukannya. Tak seorangpun akan melakukan konsekuensi mimpimu selain dirimu sendiri. Mewujudkan mimpi bukan tanggung jawab orang tua atau pasangan. Minta bantuan boleh, tapi porsi tanggung jawab terbesar ada pada si pemilik mimpi. Your dream is your responsibility!

 2. Tetapkan Tujuan 

Menemukan mimpi adalah sebuah tantangan. Tapi, menemukan saja belum cukup! Kamu perlu menetapkan tujuan agar langkah pencapaian terarah. Seringnya rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri. Kita sibuk memperhatikan orang lain hingga lupa diri belum melangkah.

Hal serupa terjadi pada saya, terdisktraksi pilihan profesi dan kiprah orang lain. Bahkan, saya pernah berpikir berhenti menulis karena suara 'sumbang' agar menulis dijadikan hobi saja.

Berbagai ketidaksepahaman membuat saya bimbang. Namun, saya tetap bersikap positif dan fokus. Saya mulai dengan tujuan sederhana jangka pendek.  Saya ingin tetap menulis dan membuat buku. Sambil bekerja, gaji dialokasikan untuk biaya produksi, tabungan, dan biaya hidup.

Bersyukur jika kamu punya support system dari orang terdekat secara material dan moral, sebab tidak semua orang memilikinya. Jangan sia-siakan keberuntungan itu!

 3. Lakukan!

Setelah menetapkan tujuan, maka saatnya mewujudkan alias melakukannya. Perlahan-lahan tidak masalah yang penting ada kemajuan. Pada tahap ini godaan malas bertindak sering terjadi sebab mencari rekan yang mendukung dan bisa dipercaya tidak mudah. Berwirausaha perlu menerima konsekuensi susahnya cari rekan, yang penting jangan menyerah!

Perjalanan saya merealisasikan mimpi turut diwarnai tantangan. Saya yakin, bukan hanya saya yang merasakannya. Bergabung di platform Kompasiana adalah salah satu kiat saya untuk tetap menulis. Selanjutnya, saya mulai menulis draft novel pertama, dan kerja di kantor. Tidak mudah membagi waktu. Yang kantoran perlu konsentrasi meeting dan cari client. Yang menulis juga menuntut dedikasi waktu dan biaya.

Tahun 2019, saya menerbitkan' 3 ON 3' novel remaja pertama secara self-publishing dengan kuantitas terbatas. Pekerjaan mencipta tidak seperti barang pabrikan yang memproduksi ribuan atau jutaan unit per bulan; meski betul unit cetak buku dari sebuah cerita bisa ribuan, atau jutaan eksemplar. Mencari ide kreatif bukan perkara mudah. Sayang, pengetahuan hak kekayaan intelektual belum merata. Selain itu, sudah sulit cari ide karya namun sering dibajak semena-mena. Semoga kedepannya ada perbaikan dalam perlindungan Hak Cipta di Indonesia dan kesadaran masyarakat untuk semakin menghargai hasil karya anak bangsa.

Akhirnya bisa menerbitkan buku. Sumber: Dok. Pribadi
Akhirnya bisa menerbitkan buku. Sumber: Dok. Pribadi

Suara 'sumbang' tetap berkeliaran. "Ngapain sih nulis? Buang-buang duit dan waktu!" Tapi saya berjanji tak mau tersakiti dengan perkataan itu. Mereka tidak mengerti betapa saya sangat bersukacita menemukan talenta diri yang adalah karunia Ilahi.

Selain itu, Saya ingin memiliki hak cipta atas karya saya. Dengan demikian, seluruh beban finansial penerbitan, proses cetak, dan promosi jadi tanggung jawab sendiri.  Sungguh berat! Tapi, saya bersyukur dibantu Yang Maha Esa sehingga bisa sampai di sana.

4. Teruskan & Buat Perbaikan

Sesudah merealisasikan mimpi, jangan berhenti begitu saja. Lanjutkan dengan evaluasi dan inovasi agar usaha kamu berumur panjang. Ada pelajaran berharga yang saya dapat ketika melihat banyak yang datang dan pergi. To get is already hard but to maintain is million times harder!

Bagi saya yang newbie berwirausaha, seiring diberi kemudahan dari Yang Maha Esa, saya lakukan evaluasi tampilan buku, mulai berencana menambah kuantitas cetak buku, promosi, dan distribusi lebih luas. Saya perbaharui cover buku bersama desainer, kerjasama promo dengan penerbit, menjual di toko penerbit secara offline dan online.

Selain itu, saya melakukan diversifikasi jasa. Tidak hanya menulis cerita fiksi, tapi juga beragam artikel, blog, travel writing, konten sosial media, konten website, corporate writing, dan juga belajar menulis skenario karena menyukai film. Selama pandemi 2020-2021, buku-buku saya bergulir terbit. Hingga hari ini sudah empat buku fiksi dan beberapa dijual di toko buku mall. Detail mengenai buku dan karya tulis saya bisa dilihat di instagram penulis @ayuliqui.

Penulis dan bukunya. Sumber: Dok. Pribadi
Penulis dan bukunya. Sumber: Dok. Pribadi

Tentang masa depan, saya juga tidak tahu apa yang akan terjadi. Akan tetapi, saya tidak pernah hilang harapan; semoga kamu juga. Saya percaya pasti ada kesempatan bagi orang yang tekun. Bagi saya, tidak ada sepeser uang dan sedetik waktu yang terbuang sia-sia untuk mewudjudkan hal-hal yang menjadi cita-cita.

Akhirnya, semoga kisah ini bisa menginspirasi dan semangat ibu Kartini selalu berkobar di hati semua perempuan Indonesia. Teruslah berkarya dengan cara masing-masing bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Kamu pasti bisa.

Tak lupa saya ucapkan selamat menyambut Hari Raya Idul Fitri 1443H, mohon maaf lahir dan batin. Tetap jaga kesehatan bagi rekan-rekan yang mudik atau bepergian. Selamat menikmati libur Lebaran dengan semangat baru! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun