Lanjut cerita perjalanan saya ke negeri Laskar Pelangi. Meskipun diwarnai rasa panik akibat tiket pulang dibatalkan, senja di hari pertama tetap bisa dinikmati. Dari tempat itu, dilanjutkan bersantap malam Gangan Ikan alias sup ikan kuah kuning dan kerupuk cumi khas Belitung yang lezat. Yummy!
Keesokan hari saya dan rekan-rekan ke pantai Tanjung Kelayang menyewa kapal untuk island hopping ke Pulau Batu Belayar dan mampir ke pasir timbul. Terdapat banyak batu-batu besar di Pulau Batu Belayar yang megingatkan saya pada film kartun The Flintstones. Langit Belitung saat itu cerah dengan kumpulan awan spektakuler. Tak lupa saya abadikan dengan kamera.
Saya juga mampir ke Pulau Lengkuas untuk naik ke puncak mercusuar lalu snorkeling di lautnya. Sebagai informasi, mercusuar setinggi 57 meter ini dibangun oleh Belanda tahun 1883. Meskipun sudah sepuh, mercusuar ini masih kokoh berdiri. Wisatawan yang ingin naik wajib menjaga kebersihan dan melepas alas kaki. Cahaya remang-remang di dalam mercusuar sangat artistik untuk berfoto. Dari Mercusuar, saya bersauh ke pulau tak bernama. Di tempat ini pun punya pemandangan yang memesona.
Hari Minggu saya manfaatkan untuk menjelajah Pantai Tanjung Tinggi tempat shooting film Laskar Pelangi yang disutradarai oleh Mira Lesmana dan Riri Riza. Selesai dari pantai, saya berkendara ke Danau Kaolin, Belitung Timur dan mampir ke Museum Kata Andrea Hirata yang berisi dokumentasi inspiratif perjalanan karir sang penulis. Di bagian belakang museum terdapat sekolah gratis bagi yang kurang mampu.
Saya turut mengunjungi replika SD. Muhammadyah, Gantong, yang juga lokasi shooting Laskar Pelangi. Tempat ini tak terlupakan karena memberi gambaran bahwa banyak saudara-saudari kita butuh bantuan edukasi. Selain itu, di tempat ini kamera saya tertinggal. Kamera yang sudah lama menemani bepergian harus saya relakan. Bagi penemunya semoga bermanfaat. Mungkin ini pertanda bagi saya untuk ganti kamera terkini? Why not!