Mohon tunggu...
Ayu Saptarika
Ayu Saptarika Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Novelis '3 ON 3', BusDev, Traveller, Instagram: @ayuliqui

For writing inquiries DM my Instagram @ayuliqui. Book sell at Kinokuniya Grand Indonesia. E-book '3 ON 3' at Lontara Apps.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Indahnya Pagi di Pantai Walakiri

21 September 2019   09:26 Diperbarui: 21 September 2019   14:20 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

It is always challenging to think outside the box! Pantai Walakiri merupakan salah satu destinasi favorit di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. 

Umumnya pengunjung ramai ke sini menyaksikan momen matahari terbenam. Saya dan rekan-rekan berpikir sebaliknya untuk datang pagi. Seperti apa keindahananya di saat fajar? Simak saja!  

Bangun Pagi Pergi ke Pantai

Terletak di daerah Pandawai, kabupaten Sumba Timur, pantai Walakiri berjarak sekitar 21 km dari kota Waingapu, kurang lebih 45 menit berkendara. Lokasi pantai agak terpencil dan sinyal telekomunikasi terbatas, sehingga disarankan menyewa kendaraan beserta pemandu bila ingin ke sini.

Kondisi jalanan relatif sepi dan lancar saat pagi. Namun bila sore, tempat ini cukup ramai pengunjung. Salah satu pertimbangan mengapa saya berkunjung pagi adalah agar bisa menikmati keindahan pantai dengan nyaman tanpa gangguan banyak orang. Simak videonya di bawah ini.

Banyak wisatawan menyampaikan keindahan pantai ini saat senja. Penasaran dengan keindahaannya di waktu lain, maka saya dan rekan-rekan memutuskan pergi pagi. 

Saya bangun pukul 04.00 dan mulai berkendara pukul 04.30. Perlu diketahui, mentari muncul lebih cepat di wilayah Timur Indonesia. Pukul 06.00 mentari sudah terang.

Apa yang unik dari pantai Walakiri? Di tepi pantai terdapat pohon bakau (mangrove) dengan bentuk batang berserat dan meliuk-liuk seperti pohon bonsai. 

Bentuk meliuk tersebut adalah akibat dari hempasan ombak yang datang dan pergi. Siluet pohonnya artistik seperti orang berdansa dan jarang dijumpai di pantai lain.

 

Siluet Pohon Berdansa Saat Subuh. (Sumber: Dok. Pri)
Siluet Pohon Berdansa Saat Subuh. (Sumber: Dok. Pri)

 

Di Pantai dengan Air Seperti Kaca. (Sumber: Dok. Pribadi)
Di Pantai dengan Air Seperti Kaca. (Sumber: Dok. Pribadi)
Selain menyuguhkan pemandangan bahari unik, warna langit di sini juga memukau. Ketika rona langit beralih dari gelap menjadi terang, air laut yang tenang memantulkan cahaya mentari pagi hingga tampak seperti kaca. Rona langit terlihat biru bersemburat merah muda dengan awan berkumpul. Fantastik!

Adanya pohon bakau yang artistik membuat Pantai Walakiri sering dijadikan lokasi pengambilan foto oleh para fotografer maupun untuk fotografi pernikahan. 

Maka jangan heran bila di tempat ini menjumpai pengunjung yang datang memakai baju-baju menarik termasuk tenun Sumba yang memikat. Siap-siap berfoto, action!

Langit Pagi yang Memikat. (Sumber: Dok. Pribadi)
Langit Pagi yang Memikat. (Sumber: Dok. Pribadi)

Di antara Pepohonan dan Kumpulan Awan. (Sumber: Dok. Pribadi)
Di antara Pepohonan dan Kumpulan Awan. (Sumber: Dok. Pribadi)
Bagi penggemar tenun Sumba, silahkan berkunjung ke kampung adat Prailiu. Di tempat ini terdapat ibu-ibu pengrajin kain tenun. Kisaran harga beragam sesuai besar dan tingkat kesulitan corak. 

Kain kecil sebesar stola hingga taplak meja panjang berkisar Rp 400.000,00 - Rp 1.000.000,00. Untuk tenun dengan warna alam dimulai Rp 2.500.000,00 karena pembuatannya memerlukan proses pewarnaan rumit dan pengerjaan sulit hingga membutuhkan waktu satu tahun. 

Namun demikian, memiliki tenun Sumba tidak akan menyesal sebab merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang mengagumkan.  

Penulis Memakai Tenun Sumba. (Sumber: Dok. Pribadi)
Penulis Memakai Tenun Sumba. (Sumber: Dok. Pribadi)
Menjelajah Perbukitan

Setelah dari pantai Walakiri, sebelum kembali ke pusat kota Waingapu mampirlah sebentar ke kawasan bukit Tanau. Kawasan ini terletak di daerah Mauliru, tidak jauh dari bandara udara Umbu Mehang Kunda. Pemandangan bukit yang berlapis dan berbaris panjang sangat memukau. Bentuknya unik seperti berbelah tengah.

Berkendaralah hingga ke salah satu puncak bukit dan nikmati keindahan pemandangan dan segarnya udara pagi dari ketinggian. Sinar matahari pagi yang terang menerpa bukit-bukit menghasilkan pencahayaan cantik. 

Sayangnya, di tempat ini pengunjung tidak dapat menerbangkan drone karena dekat dengan bandara sehingga sinyal diblokir.

 

Menikmati Udara Pagi di Bukit Tanau. (Sumber: Dok. Pribadi)
Menikmati Udara Pagi di Bukit Tanau. (Sumber: Dok. Pribadi)

 

Bukit Tanau yang Tampak Berbelah Tengah (dok.pribadi)
Bukit Tanau yang Tampak Berbelah Tengah (dok.pribadi)
Namun demikian, decak kagum saya terhadap destinasi ini tidak berkurang meskipun hanya dapat mengabadikannya melalui kamera. Indonesia memang sungguh indah luar biasa dengan ragam pesona yang tak terlupakan.
Selamat bertualang!

Art Director, Stylist, YouTube Channel, Instagram Penulis: Ayu Saptarika Liqui , @ayuliqui
Photographer, Videographer, Video Editor: Jeffrey Sukardi (@jeffsukardi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun