Mohon tunggu...
Ayu Saptarika
Ayu Saptarika Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Novelis '3 ON 3', BusDev, Traveller, Instagram: @ayuliqui

For writing inquiries DM my Instagram @ayuliqui. Book sell at Kinokuniya Grand Indonesia. E-book '3 ON 3' at Lontara Apps.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tamasya Budaya di Museum Nasional Indonesia

15 Juni 2019   10:00 Diperbarui: 16 Juni 2019   16:23 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Nasional Indonesia. Sumber: Kemdikbud.go.id

DKI Jakarta memang kota seribu rupa. Mulai dari pusat perkantoran, pusat perbelanjaan dan hiburan, taman kota, hingga wisata kebudayaan ada di sini. Citra kota yang berpenduduk padat dan memiliki jalanan rawan kemacetan memang tidak dapat disangkal. Namun demikian, di sudut-sudut kota masih terdapat lokasi nyaman dan berseni hingga dapat melepas lelah.

Terletak di Jalan Merdeka Barat No.12, Jakarta Pusat, Museum Nasional Indonesia dapat menjadi pilihan tamasya saat akhir pekan bersama teman dan keluarga. Museum ini dikelola oleh Direktorat Jendral Kebudayaan, di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bertamasya sambil belajar sejarah budaya secara menyenangkan jelas bisa dilakukan di tempat ini.

Banyak orang berpendapat bahwa berkunjung ke museum itu membosankan karena melihat barang kuno. Ada baiknya singkirkan pikiran itu sebab gedung museum bergaya Eropa dengan nuansa renaissance (abad pencerahan) ini sangat anggun. Terlebih, bertabur artefak berharga sehingga pengunjung dapat melihat ragam estetika dari budaya di Indonesia.

Penulis di Museum Nasional Indonesia. Sumber: Dok. Pribadi
Penulis di Museum Nasional Indonesia. Sumber: Dok. Pribadi

Museum Nasional Indonesia tak hanya menarik untuk bersantai tapi turut mencerdaskan pengunjung akan sejarah bangsa. Menjelajah tempat ini seperti berada di belahan dunia lain. 

Apalagi, didukung gaya arsitektur bangunan yang berpilar tinggi dipadu dengan berbagai barang antik di sekelilingnya. Sungguh indah! Teringat film Indiana Jones dan Lara Croft di mana kedua tokoh ini memang lihai untuk urusan benda bersejarah dan ilmu arkeologi.

Dari arah loket pintu masuk, di lantai dasar museum terdapat lorong kiri dan kanan berpilar cantik dengan jejeran arca zaman kerajaan Hindu Budha di nusantara. Di tengahnya terdapat taman hijau berhias arca yang tak kalah memukau. Di dekat taman arkeologi terdapat kursi-kursi besar untuk bersantai dan menikmati koleksi museum di antara kemegahan bangunan.

Berfoto dengan Deretan Arca. Sumber: Dok. Pribadi
Berfoto dengan Deretan Arca. Sumber: Dok. Pribadi

Bersama Sebuah Arca Besar di Taman Arkeologi. Sumber: Dok. Pribadi
Bersama Sebuah Arca Besar di Taman Arkeologi. Sumber: Dok. Pribadi

Bila berkunjung pagi hari, sinar matahari yang menembus lorong berpilar sebelah kiri pintu masuk akan memberi ilusi optik yang cantik untuk berfoto. Setelah siang hari, maka lorong sebelah kanan pintu masuk akan memiliki bayangan pilar-pilar seiring perubahan arah sinar matahari menjelang senja. Arsitektur yang genius!

Di Antara Pilar-Pilar Indah Museum. Sumber: Dok. Pribadi
Di Antara Pilar-Pilar Indah Museum. Sumber: Dok. Pribadi

Sedikit berbagi, dahulu ketika saya masih di sekolah dasar dan belum ada internet, penjelasan mengenai artefak museum harus dibaca satu persatu. Terkadang rebutan dengan teman karena enggan bergantian. Kini, pengunjung tak perlu berdesakan karena sudah banyak artefak memiliki QR Code sehingga bisa di-scan melalui smartphone dan informasi dapat ditampilkan online.

Selesai menjelajah lantai dasar, di ruangan sayap kanan pintu masuk terbentang peta suku bangsa di Indonesia yang berukuran sangat besar. Benda-benda khas dari beberapa provinsi di Indonesia turut dipajang di etalase kaca. Sangat bersyukur dan bangga menjadi warga negara Indonesia yang diberkahi aneka budaya. Kekayaan dan keragaman budaya seperti ini belum tentu dimiliki oleh negara lain.

Di Depan Peta Suku Bangsa Indonesia. Sumber: Dok. Pribadi
Di Depan Peta Suku Bangsa Indonesia. Sumber: Dok. Pribadi

Dari ruang peta etnis, lanjutkan perjalanan ke ruang prasejarah untuk melihat fosil-fosil manusia purba di Indonesia. Terdapat beberapa lantai lagi di atasnya, pengunjung dapat melihat koleksi peralatan navigasi kapal, replika batu prasasti, benda-benda logam dan sebagainya. 

Ruangan ini didesain dengan cahaya remang-remang agar pengunjung fokus pada benda yang dipamerkan. Diperkirakan terdapat 140.000 benda yang menjadi koleksi di museum ini.

Dibandingkan dulu, banyak perbaikan telah dilakukan di Museum Nasional meskipun masih membutuhkan perbaikan lebih lanjut agar tata letak koleksi terlihat rapi, menarik, dan didukung teknologi informasi. Diharapkan hal ini turut diterapkan di museum-museum lainnya agar museum di Indonesia mampu menjadi tujuan wisata berdaya tarik tinggi.

Yuk, Masuk ke Museum! Sumber: Dok. Pribadi
Yuk, Masuk ke Museum! Sumber: Dok. Pribadi

Pergi ke Museum Nasional Indonesia cukup mudah. Pengunjung dapat naik mobil pribadi maupun mencoba transportasi umum kota Jakarta yang kini semakin modern dilengkapi MRT. Pengunjung bisa naik Trans Jakarta reguler lalu turun di Halte Monas, atau naik Trans Jakarta City Tour.

Ingin bepergian naik MRT? Bisa saja! Dari Lebak Bulus turun di Bundaran HI lalu sambung dengan Trans Jakarta sampai ke halte Monas. Bawalah kartu pembayaran masing-masing agar terhindar dari antrian panjang yang menyita waktu.

Museum buka hari Selasa - Jumat pk 08.00-16.00. Sabtu-Minggu pk 08.00-17.00. Tarif masuk dewasa Rp 5.000,-  dan anak-anak Rp 2.000,-. Tersedia pula tarif masuk untuk rombongan dan turis. Pengunjung yang membawa tas ransel harus dititipkan di loker resepsionis. Pengunjung diperbolehkan membawa kamera saat berkeliling.

Terakhir, menjelang ulang tahun kota Jakarta izinkan saya untuk berpantun:

Pergi ke pasar beli si buah atep,
Dimakan rame-rame same keluarge aye,
Dirgahayu ke-492 untuk kota Jakarte yang mantep,
Semoga semakin modern, kece, dan cerdas berbudaye!

Sampai Jumpa Lagi! Sumber: Dok. Pribadi
Sampai Jumpa Lagi! Sumber: Dok. Pribadi

Senang dengan artikel ini? Silahkan bagikan ke rekan-rekan yang senang kesenian, sejarah, dan traveling.
Ikuti informasi destinasi menarik lainnya di Instagram penulis @ayuliqui.

Selamat jalan-jalan!

Fotografer: Jeffrey Sukardi (@jeffsukardi)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun