Mohon tunggu...
Ayu Saptarika
Ayu Saptarika Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Novelis '3 ON 3', BusDev, Traveller, Instagram: @ayuliqui

For writing inquiries DM my Instagram @ayuliqui. Book sell at Kinokuniya Grand Indonesia. E-book '3 ON 3' at Lontara Apps.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengalahkan Rasa Takut di Pulau Wayag

22 Desember 2018   06:00 Diperbarui: 12 September 2019   17:42 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memanjat di Bukit Karang Wayag. Sumber: Dok. Pribadi

Tak hanya fantastik sebagai tujuan menyelam, Raja Ampat juga memungkinkan Anda bertualang dengan beragam aktivitas. Anda bisa menikmati keindahan laut biru kehijauan bertebing seperti film Avatar di Teluk Kabui, mendaki bukit karst, dan mengagumi keindahan Bukit Bintang di Piaynemo (baca: Terpikat Pesona Piaynemo dan Laut Raja Ampat). Selain itu, Anda bisa memacu adrenalin dengan memanjat bukit karang di pulau Wayag. 

Batu Pensil di Teluk Kabui Difoto dengan Drone. Sumber: Dok. Pribadi
Batu Pensil di Teluk Kabui Difoto dengan Drone. Sumber: Dok. Pribadi
Penulis di Piaynemo. Sumber: Dok. Pribadi
Penulis di Piaynemo. Sumber: Dok. Pribadi
Pesona Pulau Piaynemo Difoto dengan Drone. Sumber: Dok. Pribadi
Pesona Pulau Piaynemo Difoto dengan Drone. Sumber: Dok. Pribadi
Pulau Wayag merupakan salah satu ikon wisata di Raja Ampat, Papua Barat yang merupakan area perbukitan karang. Tempat ini berjarak cukup jauh dari Doberai Private Island pulau Urai, tempat saya menginap yang juga berpemandangan indah. Sekitar 3-4 jam perjalanan harus ditempuh dengan speedboat hingga melewati laut Halmahera ke wilayah eksotik tersebut. 

Kegiatan lain yang bisa dilakukan di Wayag selain memanjat bukit karang, yaitu: snorkeling, bermain dan memberi makan ikan hiu, dan mengunjungi kampung nelayan Selpele sambil berbagi dengan warga lokal (baca: Tamasya ke Raja Ampat, Jangan Lupa Berbagi di Kampung Selpele).

Penulis Berbahagia di Pulau Urai. Sumber: Dok Pribadi
Penulis Berbahagia di Pulau Urai. Sumber: Dok Pribadi

Pada artikel ini saya akan menceritakan serunya mengalahkan rasa takut di Wayag. Petualangan dimulai dari tantangan memanjat bukit karang lalu bermain dan memberi makan ikan hiu.

Terdapat dua puncak Wayag, yaitu bukit karang berketinggian 80 meter dan 100 meter. Pada saat saya berkunjung, bukit berketinggian 100 meter sedang penuh dikunjungi turis. Akhirnya, saya dan rekan-rekan memutuskan untuk memanjat bukit berketinggian 80 meter.

Area panjat terjal dengan kemiringan nyaris 90 derajat. Sempat bertanya-tanya apakah saya mampu mencapai puncaknya atau tidak. Namun demikian, saya hilangkan keraguan dan mencoba menaklukan rasa takut itu. Testimoni pengunjung yang telah mencapai puncak mengatakan pemandangannya indah sekali. You never know until you try. So, I try!

Langkah Pertama Melalui Tangga. Selanjutnya, Memanjat Bukit Karang Hingga ke Puncak! Sumber: Dok. Pribadi
Langkah Pertama Melalui Tangga. Selanjutnya, Memanjat Bukit Karang Hingga ke Puncak! Sumber: Dok. Pribadi
Bila hendak kemari, Anda dapat mengikuti persiapan berikut.  Pertama, siapkan fisik dan mental agar memanjat dengan kondisi sehat. Kedua, pakai perlengkapan ini: topi, kacamata hitam, dan krim tabir surya sebab suhu udara panas terik. Baju berlengan panjang atau jaket tipis juga bisa dikenakan supaya kulit tidak terbakar saat memanjat.

Ketiga, pakailah sepatu dan celana panjang agar kaki nyaman melangkah dan tidak luka terkena karang tajam. Keempat, pakai sarung tangan sebab bukitnya curam hingga membutuhkan bantuan tangan untuk meraih karang sebagai pegangan. Kelima, memanjat dengan posisi tubuh seperti merayap saat naik maupun turun bukit.

Perjalanan ke puncak Wayag membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Setiap rombongan pemanjat ditemani pemandu lokal. Pemandu ini membantu membawakan tas dan barang pengunjung serta mengawasi jalur panjat. Jalur yang sempit dan curam membuat pengunjung yang ingin naik atau turun harus bergantian agar tidak terjatuh.

Yang membuat saya takjub adalah para pemandu lokal di sini mendaki tanpa sarung tangan dan sepatu. Pemandu bisa memanjat sangat cepat hingga tiba di puncak lebih dulu. Seolah-olah kaki mereka tidak sakit saat menginjak batu karang tajam. Luar biasa!

Memanjat di Bukit Karang Wayag. Sumber: Dok. Pribadi
Memanjat di Bukit Karang Wayag. Sumber: Dok. Pribadi
Penulis Saat Memanjat di Wayag. Sumber: Dok. Pribadi
Penulis Saat Memanjat di Wayag. Sumber: Dok. Pribadi
Tiba di puncak Wayag, rasanya senang sekali. Tantangan memanjat bukit karang berhasil ditaklukan. Di sini terdapat dua sisi pemandangan. Sisi pertama adalah panorama bukit-bukit karang kehitaman meyembul di antara laut biru. Sisi kedua, pemandangan pulau-pulau hijau. Cukup unik, meskipun panas menyengat tetap banyak tanaman hijau tumbuh di sini.

Setelah bersusah-payah memanjat jangan lupa berfoto. Area puncak tidak luas sehingga harus hati-hati melangkah. Waktu yang diberikan untuk menikmati pemandangan dari sini tidak lama karena harus bergantian dengan pengunjung lain.

Hore! Saya Sampai di Puncak Wayag! Sumber: Dok. Pribadi
Hore! Saya Sampai di Puncak Wayag! Sumber: Dok. Pribadi

Penulis di Puncak Wayag Berlatar Bukit Karang Bersama Pemandu. Sumber: Dok. Pribadi
Penulis di Puncak Wayag Berlatar Bukit Karang Bersama Pemandu. Sumber: Dok. Pribadi
Di Puncak Wayag Berlatar Kepulauan Hijau. Sumber: Dok. Pribadi
Di Puncak Wayag Berlatar Kepulauan Hijau. Sumber: Dok. Pribadi
Tantangan berikutnya menuruni bukit karang. Bagi yang agak takut ketinggian dapat menuruni bukit dengan posisi badan menghadap bebatuan agar tak langsung melihat ke bawah. Selain itu, posisi badan seperti ini membuat mudah melangkah memilih bebatuan yang mantap diinjak.

Selesai menuruni bukit, saya dan rekan-rekan beralih ke wilayah pantai yang bening dan landai. Di sepanjang pantai terdapat ikan-ikan hiu yang berenang hilir mudik. Agenda saya di sini adalah memberi makan ikan hiu dan bermain bersama mereka. Awalnya, saya ragu apakah berani melakukannya mengingat ikan hiu adalah hewan buas.

Makanan hiu yang berupa ikan-ikan mati telah disiapkan. Umpan ini dibuang di pantai agar hiu-hiu datang menghampiri. Jenis hiu di sini adalah hiu karang (black tip shark) yang tergolong fauna langka. Ciri utamanya adalah memiliki tanda hitam di sirip punggung dan ekornya.

Hiu Karang di Pantai Wayag. Sumber: Dok. Pribadi
Hiu Karang di Pantai Wayag. Sumber: Dok. Pribadi
Adalah pengalaman yang tak terlupakan saat saya mulai membuang umpan di pantai lantas hiu karang satu per satu datang menghampiri. Hiu-hiu ini ternyata tidak menyerang manusia. Hewan eksotik ini hanya mengejar makanan kesukaannya yaitu ikan.

Penullis Bermain Bersama Ikan Hiu di Wayag. Sumber: Dok. Pribadi
Penullis Bermain Bersama Ikan Hiu di Wayag. Sumber: Dok. Pribadi

Penulis dan Rekan-Rekan Bermain Bersama Ikan Hiu. Sumber: Dok. Pribadi
Penulis dan Rekan-Rekan Bermain Bersama Ikan Hiu. Sumber: Dok. Pribadi
Ternyata tidak semua hal liar di dunia ini adalah buruk. Bila memahami bagaimana cara menanganinya maka segala suatu akan berjalan baik dan menyenangkan. Seperti bukit karang tajam yang saya pikir mustahil dipanjat ternyata saya mampu sampai di puncak. Hiu-hiu Wayag yang awalnya saya kira menyeramkan ternyata bersahabat.

Bersama Hiu-Hiu di Pantai Wayag Difoto dengan Drone. Sumber: Dok. Pribadi
Bersama Hiu-Hiu di Pantai Wayag Difoto dengan Drone. Sumber: Dok. Pribadi
Menjelang akhir tahun 2018, turut saya ucapkan selamat Natal bagi yang merayakan dan selamat Tahun Baru 2019 bagi para pembaca. Seperti telah diketahui tahun 2019 adalah tahun politik, saya harap kita tetap positif memelihara kesatuan NKRI dalam sikap maupun tulisan. Semoga tahun 2019 menjadi tahun yang penuh visi misi dan bebas rasa takut untuk memilih bagi kita semua.  

 So, mungkin suatu hari nanti Anda ingin bertamasya ke Raja Ampat dan mencoba mengalahkan rasa takut di Pulau Wayag? Try it and find yourself conquer all that fear! Ke manapun Anda pergi, saya ucapkan selamat berlibur menikmati akhir tahun 2018 dan selamat menyambut tahun 2019. Bon voyage!

Catatan:
Artikel ini adalah Trilogi Travel Story Raja Ampat. Kunjungi profil penulis untuk melihat 2 artikel sebelumnya.

Suka dengan artikel ini? Silahkan bagikan pada teman yang senang bepergian.

Ikuti instagram penulis: @ayuliqui

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun