Mohon tunggu...
Ayu Saptarika
Ayu Saptarika Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Novelis '3 ON 3', BusDev, Traveller, Instagram: @ayuliqui

For writing inquiries DM my Instagram @ayuliqui. Book sell at Kinokuniya Grand Indonesia. E-book '3 ON 3' at Lontara Apps.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Terbang Selamat, Aman, Nyaman Jakarta - Eropa

29 Maret 2018   21:00 Diperbarui: 31 Maret 2018   15:49 1467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sagrada Familia Karya Gaudi, Barcelona. Sumber : Dok. Pribadi

Ku langkahkan kaki dengan semangat menuju terminal penerbangan internasional di Bandara Soekarno Hatta. Terlihat bandara penyandang kode IATA yaitu CGK ini ramai meski untuk penerbangan dini hari. Bila gedungnya bisa berteriak, mungkin ia akan meminta 1 jam yang langka demi beristirahat karena beroperasi 24 jam.

Satu koper besar dan satu koper kabin berisi barang bawaan telah disiapkan untuk menemani 14 hari perjalananku ke beberapa negara di Eropa. Bersama Ibu dan 40 orang rekan, kami pergi menikmati musim gugur sekaligus berziarah di bulan Oktober 2017 yang lalu.

Petugas keamanan menyambut di pintu masuk. Setelah memeriksa tiket, ia menggiring  penumpang ke area pemeriksaan koper dan body check. Ku lalui gawang detektor logam, lolos! Bertambah senang hatiku saat koper-koper yang melintas pasrah masuk mesin x-ray telah keluar tanpa tertahan.

Membawa muatan cukup dan cairan kurang dari 100ml telah ku pastikan agar bobot koper kabinku tak lebih dari 7Kg. Juga ku pastikan tidak ada benda tajam atau material berbahaya sesuai himbauan. Koper besarku beratnya 13Kg saat berangkat karena nanti akan menempuh penerbangan domestik Eropa yang hanya diberi batas 20kg. Pack your belongings wisely!

Sumber : www.pxhere.com
Sumber : www.pxhere.com
Singkat kata, ku ingin penerbangan ini lancar dan tentunya hal ini dimulai dari diri sendiri. Mengutip Undang-Undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan, masyarakat termasuk salah satu stakeholder kegiatan penerbangan karena perannya penting dalam mendukung keselamatan, keamanan dan pelayanan penerbangan.

3,2,1, go! Menyerupai aba-aba lomba, teknik 321 yang mudah diingat adalah kunci perjalanan nyamanku. Datang ke bandara 3 jam lebih awal. Check-indi counter 2 jam sebelum waktu keberangkatan. Terakhir, masuk ruang tunggu 1 jam menjelang pesawat mengudara.

Jeda waktu setelah check-in ku habiskan di sebuah kedai kopi untuk menikmati minuman hangat sambil membaca. Durasi perjalanan kali ini sekitar 16jam. Waktu boarding tiba tanpa terasa. Aku dan ibu bergegas masuk ruang tunggu dan tak lama terdengar panggilan mengudara. Saat yang dinantikan!

Menggunakan garbarata, penumpang masuk dari pintu kiri pesawat. Di bagian kanan pesawat, terlihat para kru lapangan sibuk dengan aktivitas loading koper bagasi, pasokan makanan, isi bensin, dan lainya. Dini hari bukan alasan untuk tak semangat dalam berkarya.

Di dalam kabin, ku naikkan koper pada kompartemen di atas kursi. Ku pilih tempat duduk dekat lorong agar mudah ke kamar kecil atau sekadar berdiri melakukan stretching. 16 jam, tentu bukanlah waktu yang singkat. Mendengarkan musik atau main game di smartphone tak jadi soal, kursi penumpang dilengkapi stop kontak untuk mengisi baterai dan pastikan ponsel dalam keadaan flight mode. Power Bank boleh dipakai asalkan dengan daya tak lebih dari 20.000mAh (100 Wh).

Di Dalam Kabin Pesawat. Sumber : www.travelstart.com
Di Dalam Kabin Pesawat. Sumber : www.travelstart.com
Ku pasang sabuk pengaman dan menegakkan sandaran kursi agar tidak membahayakan penumpang di belangkang bila terjadi sesuatu saat take-off. Tak lupa jendela dibuka agar terlihat jelas situasi badan pesawat ketika hendak terbang. Selamat tinggal Jakarta!

Destinasi pertamaku adalah kota Lisbon di Portugal, sisi paling barat benua Eropa. Aku dan rombongan akan tiba siang hari agar bisa langsung berkeliling. Selanjutnya, road trip menjelajah Spanyol dan Prancis. Penutup, menempuh penerbangan domestik hingga berakhir di Italia tepatnya di kota Roma dan Vatikan.

Portugal

3 hari 2 malam ku manfaatkan untuk menjelajah tanah kelahiran pesepak bola Cristiano Ronaldo. Ku singgah di Lisbon yang merupakan ibukota negara. Kota ini dilalui sungai Targus yang bermuara sampai ke samudera Atlantik. Portugal memiliki deretan pelaut handal penjelajah dunia. Para pejuang samudera yang mencari sumber daya dari benua baru dan melakukan aktivitas berdagang.

Para pelaut Portugal yang terkenal antara lain : Bartolomeu Dias yang berlayar dari samudera Atlantik ke Selatan Afrika, Vasco da Gama yang berlayar sampai ke Goa - India, dan tentunya Jorge lvares yang berhasil mendarat di Guangzhou, China Selatan dan Macao di tahun 1513.

Kota Lisbon. Sumber : Dok. Pribadi
Kota Lisbon. Sumber : Dok. Pribadi
Dari Lisbon, aku lanjutkan perjalanan ke Fatima yang jauhnya 123Km dari ibukota. Tahun 2017 merupakan peringatan 100 tahun penampakan Bunda rosario. Hal ini pula yang menjadi alasanku melakukan perjalanan ke sini. Para peziarah dari seluruh dunia ramai datang ke tempat ini untuk memperingatinya bersama.

Spanyol

Aku dan rombongan melakukan road trip seru selama 8 hari di negara ini. Kami masuk ke negara Spanyol dari kota Vigo yang merupakan kota pelabuhan dengan tumpukan peti kemas yang senantiasa menghiasi pantai.

Setelah Vigo, kulanjutkan perjalanan ke Santiago de Compostela, Leon, Burgos, Avila yang dikenal sebagai kota 88 menara, Madrid, Zaragoza, dan terakhir ke Barcelona sebuah kota pantai yang indah.  

Destinasi wajib yang tak boleh terlewatkan saat berada di Spanyol : Avila kota tembok raksasa yang menyerupai negeri dongeng, penggemar Real Madrid sempatkan diri mampir ke Stadion Santiago Bernabeu di Madrid, Zaragoza kota cantik yang dilalui sungai Ebro, dan gereja antik Sagrada Familia di Barcelona karya arsitek Antoni Gaudi yang spektakuler. 

Avila Kota Tembok Besar di Spanyol. Sumber : Dok. Pribadi
Avila Kota Tembok Besar di Spanyol. Sumber : Dok. Pribadi
Zaragoza dari Seberang Sungai Ebro. Sumber : Dok. Pribadi
Zaragoza dari Seberang Sungai Ebro. Sumber : Dok. Pribadi
Sagrada Familia Karya Gaudi, Barcelona. Sumber : Dok. Pribadi
Sagrada Familia Karya Gaudi, Barcelona. Sumber : Dok. Pribadi
Prancis

Kota pertama tempat ku singgah adalah Lourdes di lembah pegunungan Pyrenees, 7jam ditempuh melalui jalan darat dari Spanyol. Agenda di tempat ini, ku berziarah mengunjungi gua bunda Maria. Keesokannya berkeliling kota, mencari aksesoris musim dingin, dan pernak-pernik rohani.  

Berhari-hari menyantap makanan Eropa yang minim bumbu, ku rindu pada makanan Indonesia. Ku temukan tempat bernama Notredame de Fourvire di 15 rue de Reverend Pere Foucault, Lourdes. Pemiliknya adalah Ibu Rina Cortier, perempuan Indonesia yang menikah dengan lelaki Prancis. Keduanya membuka usaha resto dan penginapan. Bahagianya menemukan kuliner tanah air di negeri orang!

Lourdes di Musim Gugur. Sumber : Dok. Pribadi
Lourdes di Musim Gugur. Sumber : Dok. Pribadi
Dari Lourdes, ku lanjutkan perjalanan ke Toulouse dengan menyewa bus. Kota ini berjarak sekitar 2Km. Hari ini aku dan rombongan akan menempuh penerbangan domestik dari Airport Blagnac ke Roma dengan maskapai Alitalia. Nuansa Toulouse mirip Paris dengan bangunan vintage serta pertokoan fashion & beauty terkemuka. Pabrik pesawat Airbus turut menjadi ikon kota ini.

Saat berkeliling sebelum ke Airport, tak disangka kami terjebak demonstrasi masal! Akses jalan utama ditutup hingga aku dan rombongan panik karena waktu menuju Airport telah dekat. Bus yang kami sewa tidak bisa menjemput lagi di tempat kami berada.

Pasrah dengan keadaan, akhirnya salah satu teman berinisiatif menelepon petugas maskapai di Bandara Blagnac memberitahukan bahwa ada 42 orang di sini yang berjuang ke Airport namun terjebak demo masal di jantung kota. Kami minta dispensasi waktu check-in. Puji Tuhan, petugas bandara mengizinkan, access granted!

Demonstrasi di Kota Toulouse, Prancis (10/17). Sumber : Dok. Pribadi
Demonstrasi di Kota Toulouse, Prancis (10/17). Sumber : Dok. Pribadi
Setelah 40 menit menunggu dan berjalan bersama menjauh dari lokasi demo, akhirnya kami menemukan sang sopir dengan bus besarnya. Kami bergegas ke bandara. Sampai di sana, dengan langkah cepat menuju bagian check-in, baggage drop,dan lanjut ke ruang boarding. Waktu berjalan bagaikan kilat, panggilan mengudara dengan maskapai Alitalia pun terdengar.

Italia

Kota abadi adalah julukan untuk Roma yang tiap sudutnya dipenuhi karya seni. Banyak situs bersejarah yang dilestarikan di Roma dan Vatikan. Vatikan sendiri merupakan negara kecil yang bersebelahan dengan Roma dan dipimpin oleh seorang Paus. Aku menjelajah di sini selama dua malam.

Aku bertamu ke empat basilika kudus , yaitu : San Pietro, San Giovanni in Laterano, Scala Sancta (Tangga Kudus), San Paolo, Santa Maria Maggiore. Selanjutnya ke tempat ikonik seperti Colouseum, dan area Circus Maximus. Museum Vatikan, Kapel Sistina, dan Catacombe di bawah Basilica San Pietro juga tak lupa ku hampiri.

Pengunjung yang Memenuhi Halaman Basilica St. Petrus Saat Audiensi Paus, Vatikan. Sumber : Dok.Pribadi
Pengunjung yang Memenuhi Halaman Basilica St. Petrus Saat Audiensi Paus, Vatikan. Sumber : Dok.Pribadi
Penulis di Depan Coloseum, Roma. Sumber : Dok. Pribadi
Penulis di Depan Coloseum, Roma. Sumber : Dok. Pribadi
Sore hari adalah waktunya mengunjungi air mancur Trevi untuk membuang koin dengan cara membelakanginya. Tempat ini cukup ramai dan dikelilingi beragam toko es krim gelato yang nikmat serta aneka toko suvenir. Ku lemparkan koin Euro, make a wish, semoga bisa kembali lagi ke Roma!

Ayo, Lempar Koinmu di Air Mancur Trevi! Sumber : Dok. Pribadi
Ayo, Lempar Koinmu di Air Mancur Trevi! Sumber : Dok. Pribadi
Hari terakhir sebelum ke bandara, aku mampir ke museum Capuchin Crypt yang terletak di bawah gereja Santa Maria della Concezione dei Cappuccini. Museum menampilkan sejarah, cara hidup, relikui serta tulang-belulang anggota ordo Capuchin yang diabadikan. Sayangnya, pengunjung dilarang memotret.

Akhirnya, bandara internasional Leonardo da Vinci-Fiumicino Roma menjadi titik terakhir perjalanan panjang ku setelah menjelajah Portugal, Spanyol, Prancis, dan Italia. It's time for me to go home. Terbang selamat, aman, nyaman ku siap kembali ke tanah air tercinta Indonesia.

3..2..1.. Arrivederci Roma!

Catatan :

IATA : International Air Transport Association

Info menarik lainnya seputar keselamatan perjalanan udara dapat mengikuti akun Instagram DirJen Perhubungan Udara RI : @DJPU151

Kisah perjalanan penulis selengkapnya dapat dibaca di : https://maria-ayu.blogspot.co.id/2017/12/the-trail-of-adventurous-pilgrims-part.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun