Mohon tunggu...
Aysinna
Aysinna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sanitarian

dengan menulis ilmu saya bisa bermanfaat untuk banyak orang

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan biarkan makanan mu terbuka dan dihinggapi lalat

1 Januari 2025   15:45 Diperbarui: 1 Januari 2025   15:45 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Musca_Domestica_housefl  (Sumber: Freepik/Kredit Foto))

Bahaya Lalat yang Menghinggapi Makanan Terbuka

Bahaya Lalat di Makanan

Musim hujan ini tidak hanya populasi nyamuk saja yang meningkat begitu juga dengan populasi lalat. Lalat adalah sebagai vektor  pembawa penyakit yang hidup di lingkungan kotor seperti tempat sampah, kotoran hewan, atau saluran pembuangan. Ketika lalat hinggap di makanan, Bakteri yang dibawa oleh lalat yaitu seperti Salmonella, Escherichia coli (E. coli), dan Shigella sering ditemukan pada lalat. Terdapat virus, dan parasit yang menempel di tubuh atau kakinya.

Lalat mempunyai peranan penting dalam penyeberan penyakit karena dapat menularkan 100 jenis patogen yang dapat mengakibatkan penyakit pada manusia. Patogen penyakit biasanya terbawa oleh lalat dari berbagai sumber seperti sisa-sisa kotoran, tempat pembuangan sampah, dan sumber-sumber kotoran yang lain, kemudian patogen-patogen yang melekat pada mulut dan bagian bagian tubuh lainnya dipindahkan ke makanan manusia (Dantje T. Sambel, 2009:136-137). Beberapa penyakit akibat lalat antara lain diarrhea, dysenterie basillaris, typhus abdominalis, amoebiasis, cholera, ascaris, dan ancylostomiasis (Depkes RI, 2001:5, Srisari Gandahusada, 2003:243).

Lebih berbahaya lagi, lalat memiliki kebiasaan memuntahkan cairan pencernaan mereka ke makanan untuk melarutkannya sebelum dimakan. Proses ini dapat meninggalkan patogen berbahaya di makanan Anda.

 Telur Lalat di Makanan

Ketika makanan dibiarkan terbuka terlalu lama, lalat berpotensi meletakkan telurnya di sana. Telur lalat ini sering kali sangat kecil sehingga sulit dilihat dengan mata telanjang. Jika makanan yang terkontaminasi ini tidak sengaja dimakan, risiko keracunan makanan atau infeksi saluran pencernaan menjadi lebih besar. Dalam kondisi yang mendukung, telur-telur ini dapat menetas menjadi larva (belatung) dalam waktu kurang dari 24 jam.

 Dampak Kesehatan

Konsumsi makanan yang telah terkontaminasi oleh lalat dapat menyebabkan:

1. Keracunan Makanan: Gejala seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut.

2. Infeksi Saluran Pencernaan: Disebabkan oleh bakteri seperti E. coli atau Salmonella.

3. Gangguan Kesehatan Lainnya: Infeksi parasit atau penyakit yang ditularkan oleh lalat seperti disentri.

 Cara Mencegah Bahaya Lalat

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari bahaya lalat:

1. Tutup Makanan: Selalu tutup makanan Anda dengan rapat untuk mencegah lalat hinggap.

2. Simpan di Tempat Aman: Simpan makanan di lemari es atau wadah tertutup.

3. Jaga Kebersihan Lingkungan: Pastikan area dapur dan tempat makan selalu bersih dan bebas dari sisa makanan yang dapat menarik lalat.

4. Gunakan Pengusir Lalat: Pasang perangkap lalat atau gunakan pengusir alami seperti daun pandan, cengkeh, atau lavender.

5. Hindari Membiarkan Makanan Terbuka: Jangan biarkan makanan terbuka terlalu lama, terutama di luar ruangan.

 Kesimpulan

Lalat bukan hanya pengganggu kecil, tetapi juga ancaman besar bagi kesehatan jika mereka mengkontaminasi makanan. Dengan memahami bahaya yang ditimbulkan oleh lalat dan mengambil langkah pencegahan yang tepat, Anda dapat melindungi diri dan keluarga dari risiko penyakit. Ingatlah selalu untuk menjaga kebersihan dan berhati-hati dengan makanan yang Anda konsumsi.

Dengan menyebarkan informasi ini, kita dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan makanan dan lingkungan. Lindungi kesehatan Anda dan keluarga dari ancaman lalat yang tampaknya sepele, tetapi berbahaya.

Tetap sehat jaga lingkungan mu!

@tetapsehatjagalingkunganmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun