Pastinya sudah sangat familiar di telinga mahasiswa apa itu istilah SKS atau Sistem Kebut Semalam. Hal ini merupakan kebiasaan mahasiswa yang sering muncul menjelang ujian ataupun kalau sudah mepet dengan deadline tugas, di mana mahasiswa akan berusaha menyelesaikan semua pekerjaannya dalam waktu singkat, biasanya hanya semalam. Meskipun kebiasaan ini terlihat efektif dalam jangka pendek, SKS sebenarnya dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mahasiswa juga akademis mahasiswa. Oleh karena itu, penting untuk setiap mahasiswa untuk mempunyai dan mengembangkan manajemen waktu yang lebih baik agar dapat belajar secara efektif dan dapat meraih kesuksesan di akademis maupun organisasi.
Manajemen waktu merupakan kemampuan untuk merencanakan dan mengatur penggunaan waktu secara efisien dalam menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan tertentu. Ini melibatkan berbagai keterampilan untuk meningkatkan produktivitas dan menghindari pemborosan waktu.
Salah satu alasan utama mengapa SKS yang dilakukan mahasiswa merupakan kebiasaan tidak efektif adalah karena kualitas pembelajaran yang rendah. Ketika mahasiswa berusaha untuk mempelajari materi dalam waktu yang singkat, mahasiswa cenderung hanya menghafal informasi tanpa benar-benar memahami konsep yang mendasari informasi tersebut. Maka dari itu, pengetahuan yang diperoleh tidak akan bertahan lama, dan kemungkinan besar mahasiswa akan mengalami kesulitan saat menghadapi ujian ataupun tugas kedepannya.
SKS yang mahasiswa lakukan seringkali menyebabkan stres. Ketika mahasiswa merasa tertekan untuk menyelesaikan tugas dalam waktu yang singkat, mahasiswa mungkin akan mengalami kecemasan dan kelelahan. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi kesehatan mental mahasiswa tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan fisik mahasiswa. Kurangnya tidur dan pola makan yang buruk juga akibat dari kebiasaan SKS yang dilakukan oleh kebanyakan mahasiswa.
Menghindari SKS bukan hanya tentang mengurangi stres, karena ini juga tentang meningkatkan efektivitas belajar mahasiswa dalam mencapai nilai akademis dengan lebih baik. Dengan manajemen waktu yang lebih baik, mahasiswa akan mampu merencanakan kegiatan belajarnya dengan lebih efisien. Mahasiswa juga akan menjadi ahli dalam hal membagi materi menjadi bagian-bagian kecil sehingga mudah untuk dipahami, selain itu mahasiswa juga akan dapat menentukan jadwal belajar yang lebih realistis, sehingga memungkinkan bagi setiap mahasiswa untuk menyerap materi dengan baik dan meningkatkan produktivitas.Â
Berikut merupakan beberapa tips untuk membantu mahasiswa dalam mengelola waktu dengan lebih baik:
- Membuat Rencana Harian atau MingguanÂ
Membuat rencana harian atau mingguan dapat membantu mahasiswa melihat apa yang perlu dilakukan dan kapan harus melakukannya. Mahasiswa dapat menggunakan aplikasi seperti kalender atau planner untuk mencatat jadwal kuliah, deadline tugas, dan waktu untuk belajar.
- Menetapkan Prioritas
Mahasiswa perlu mengidentifikasi tugas mana yang paling penting dan mendesak. Dengan menetapkan prioritas, mahasiswa dapat lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar perlu diselesaikan terlebih dahulu.Â
- Menggunakan Teknik Pomodoro
Teknik Pomodoro merupakan metode manajemen waktu yang dimana mahasiswa perlu menetapkan waktu belajar selama 25 menit dan waktu untuk beristirahat selama 5 menit. Setelah melakukan empat sesi Teknik Pomodoro, mahasiswa boleh mengambil waktu untuk beristirahat lebih lama sekitar 15-30 menit. Dengan menerapkan metode ini, mahasiswa dapat meningkatkan fokus dan produktivitas.
- Hindari MultitaskingÂ
Meskipun dengan multitasking dua sampai tiga tugas menjadi cepat selesai, namun seringkali hasil yang didapat tidak maksimal. Fokus pada satu tugas pada satu waktu agar hasilnya lebih maksimal itu lebih baik
Manajemen waktu yang lebih baik dapat membantu mahasiswa menjadi disiplin dan tepat waktu, mengurangi stres, meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan kualitas hidup. Dengan manajemen waktu yang lebih baik, mahasiswa dapat menyelesaikan tugasnya dengan tepat waktu, dan mendapatkan waktu istirahat yang cukup, yang pada akhirnya akan menciptakan keseimbangan hidup yang lebih sehat.
Penulis: Aysah Maharani Putri
Mahasiswi Kedokteran Gigi Universitas Airlangga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H