Saya mulai menyadari hal ini saat ia berusia lima tahun. Saat itu sangat sulit diajak duduk manis di depan buku, namun dapat menganalisa dengan baik terhadap apa yang didengarnya.
Di sekolah alam, selama enam bulan pertama si bungsu masih memperlihatkan sikap kurang tertarik untuk belajar. Namun senyum antusias mulai terlihat saat si bungsu memasuki semester kedua.Â
Apa yang membuat si bungsu dan anak istimewa lainnya menyukai belajar di sekolah alam?
Dari catatan saya selama mendampingi tumbuh kembang anak pertama dan kedua, saya melihat beberapa hal yang intens dilakukan serta berdampak sangat baik.Â
1. Seringnya mengadakan lomba Â
Di sekolah alam, kegiatan belajar tidak melulu dengan membaca, menulis, dan berhitung yang pastinya terasa menyenangkan bagi anak dengan kecerdasan verbal-linguistik dan logis-matematis.
Sekolah alam sering mengadakan lomba untuk peserta didiknya, baik itu lomba mewarnai maupun lomba pidato.Â
Kegiatan mewarnai bermanfaat mengasah kemampuan spasial-visual. Artinya, kemampuan dan bakat peserta didik dalam bidang seni dan desain dapat lebih digali dan dikembangkan lagi.
Sesekali, lomba didukung oleh sponsor dari brand tertentu yang turut memberikan tanda apresiasi kepada para pemenang.
Sebuah pendekatan yang sangat baik untuk menumbuhkan jiwa kompetisi dan sportivitas kepada peserta didik.