Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Mengapa Suami Perlu Bertanya tentang Kondisi Batin Istrinya Setiap Hari?

23 Mei 2024   20:38 Diperbarui: 24 Mei 2024   13:47 1146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- pasangan suami istri. (Freepik via parapuan.co)

"Bagaimana harimu, Sayang?"
"Apakah anak-anak rewel seharian ini?"
"Apa kau sudah baikan? Jangan lupa minum obatnya, yaa..."

Love, menjadi pengetahuan yang sama sekali tidak dangkal bagi orang-orang yang ingin bahagia di dalamnya. 

Bagi pasangan suami istri, hal ini tidaklah sebatas romansa di antara keduanya, tetapi bagaimana relasi ini dapat dibangun dengan fondasi yang kokoh.

Sebuah pernikahan, penting untuk menetapkan komitmen yang utuh dan sakral. Tidak tergesa-gesa demi beberapa alasan yang akan merusaknya kemudian. Berapa banyak Anda melihat sebuah keluarga menjadi ha6ncur karena hal tersebut?

Seorang suami yang bekerja dari minggu ke minggu, lalu dengan penuh tanggung jawab menyerahkan gajinya kepada istrinya untuk dikelola.

Suatu ketika, entah pada tahun ke berapa pernikahannya, secara tidak terduga suami ini memiliki perasaan sebaliknya. Mendadak dia merasa dirugikan bahkan menganggap kalau selama ini dirinya sudah menjadi "sapi perah" di rumah tangganya.

Suami ini kemudian berusaha keluar dari perasaan tertekan, dan mulai memikirkan bagaimana cara agar dirinya tidak direndahkan lagi.

Dia lalu membelanjakan sebagian gajinya untuk membeli barang-barang yang dia inginkan. Dia melarang istrinya berkeluh-kesah tentang kesulitan-kesulitannya mengurus anak-anak. Bahkan dia juga enggan membantu istrinya memperbaiki kran air yang rusak. Tanpa sadar hal ini merupakan bentuk pertahanan diri yang justru menyakiti keluarga yang harus dia lindungi. 

Apakah Anda mengira suami tersebut sedang mengalami kejenuhan atau burn out, dan mulai menyarankan untuk bersantai, rileks sejenak?

Sebut saja suami ini bernama Jono.

patriotsoftware.com dari Pinterest
patriotsoftware.com dari Pinterest

Sayang sekali ketika itu Jono tidak memutuskan untuk mengajak istri dan anak-anaknya berlibur mencari suasana baru. 

Tidak cukup dengan upaya mempertahankan diri tersebut, Jono yang usianya mendekati "kepala lima" justru diam-diam melakukan affair dengan wanita lain di belakang istrinya.

Pada awalnya, Jono dapat menyembunyikan dengan rapi. Tetapi pada bulan kelima, istrinya mulai mencium bau perselingkuhan yang dilakukan suaminya. 

Istri yang bahagia

Apa yang terjadi selanjutnya dalam rumah tangga Jono?

Jono berdalih bahwa dia dan wanita di seberang telepon hanyalah teman lama yang ngobrol tidak penting, sekedar saling menanyakan kabar.

Ketika istrinya berkeras dengan bukti chat mesra yang dikirimkan ke ponsel Jono, pria itu masih berusaha berkelit dengan mengatakan bahwa dirinya tahu di mana batasannya.

Istri Jono semakin emosi dan menghujani suaminya dengan hinaan tentang perempuan selingkuhan Jono. Istri Jono jelas frustasi karena pernikahan mereka telah dinodai begitu saja.

Tidak kurang akal, Jono justru membalas perkataan istrinya dengan kejam. Dia mengatakan selama ini hanya terpaksa menikahi istrinya dan seringkali merasa sakit hati karena mendengar omelan demi omelan saat dirinya pulang dari bekerja.

Menjadi rumit, bukan?

Lebih dulu saya ingin mengurai kekusutan tersebut dari figur Jono sebagai seorang suami.

Hipotalamus pada laki-laki

Pada mulanya, peran laki-laki sebagai makhluk penjaga, dilakukan secara alami tanpa berat hati. 

Secara morfologi, laki-laki dikaruniai hipotalamus yang ukurannya dua setengah kali lebih lebar dari yang dimiliki oleh kaum perempuan. Itu sebabnya mereka sangat kompeten menjadi pemimpin. Berbeda dangan kaum perempuan yang sukanya bermanja-manja.

Selama menjalankan tugasnya sebagai suami, hipotalamus yang berhubungan langsung dengan batang otak menjadi tegang dan lelah. Ditambah lagi apabila lingkungan tempat bekerja terasa tidak sehat, maka Jono-Jono di luar sana akan memberikan dampak yang buruk bagi istri dan anak-anak di rumah. 

Sementara, seharusnya mereka bisa mengayomi keluarganya. Bertanya tentang kondisi batin orang terdekatmya yang banyak membantunya. Istrinya.

Tidak sulit, tetapi hal ini sering diabaikan. Umumnya para suami lebih sering memperhatikan kebutuhan dirinya, dan menuntut respek yang akan membuatnya merasa dihargai.

Mulai dari diri sendiri

Kebanyakan rumah tangga yang gagal memperbaiki konflik internalnya, datang ke pengadilan karena merasa sudah tidak ada kecocokan dengan pasangannya. Padahal, ada satu cara yang dapat dilakukan dan sebagusnya ditetapkan sebagai kebiasaan, yaitu menanyakan kondisi batin istri setiap hari. 

Terdapat korelasi yang tidak disadari, tetapi efektif untuk menangkal badai pernikahan yang menakutkan. 

Pertama, dengan pertanyaan sederhana saja, seorang suami dapat memiliki cinta dari istrinya. Itu karena kaum perempuan adalah makhluk auditori. Dia terkesan karena mendengar, baik rayuan maupun perhatian. Dan saat mendengar hal semacam ini jelas membuat istri merasa bahagia dan dihargai. Disadari atau tidak, inilah alasan mengapa ia harus setia sampai akhir

Kedua, dengan membuat istri merasa bahagia, seorang suami mendorong kesehatan mental pasangan ke arah yang positip. Hal ini menjadi energi yang sangat baik untuk melahirkan generasi yang diharapkan. Istri menjadi lebih sabar, lebih kuat, dan lebih kreatif menghadapi karakter anak-anak yang beragam

Ketiga, dengan kesabaran istri ini, kehangatan dalam rumah tangga akan lebih terjaga. Istri tidak perlu berkeluh-kesah atau mengomel panjang-pendek. Bahkan pelayanan kepada suami menjadi lebih bernilai

Keempat, istri yang memberikan energi positif kepada suami, dapat mem-booster semangat kerja sehingga suami tidak lagi merasa jenuh dan bosan. Tidak ada perasaan bahwa dirinya adalah "sapi perah" atau semacamnya

Kelima, dengan sendirinya pasangan suami istri akan lebih mudah menjaga komitmen pernikahan. Semakin erat dan lengket

Keenam, orangtua yang harmonis akan menjadikan anak-anak tumbuh optimal dengan perasaan tenang dan nyaman. Selain itu, menjadi teladan kelak mereka dewasa

Semoga bermanfaat.

***

Kota Kayu, 23 Mei 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun