Maka terimalah apa yang menjadi takdir hidupmu dengan penuh keikhlasan.
"Seandainya suami yang kucintai memilih meninggalkan aku dan anak-anak untuk hidup bersama wanita lain, lalu apa yang harus kulakukan, Wi?" tanya Sisy di akhir pertemuan kami.
Terasa menyayat hati karena ada keputusasaan di sana.
"Jika suami menolak kehadiran kita sebagai istri, bukankah kita masih mempunyai tugas lainnya? Bukankah kita masih seorang ibu yang harus menguatkan, membesarkan, dan mendidik anak-anak kita?"
Sisy segera tersenyum. Mungkin dia teringat ketiga buah hatinya di rumah.
"Tetaplah kuat dan semangat, ya? Jika suami kita bukan yang terbaik, ayo tetap lanjutkan hidup kita," pesanku.
***
Kota kayu, 24 April 2024
Referensi Ngaji Filsafat DR Fahruddin Faiz
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H