Selama ini, para istri dididik untuk menerima keadaan suami. Berapapun penghasilan suami, maka istri dituntut pandai mengatur keuangan agar cukup sampai akhir bulan. Para istri harus bersyukur atas jerih payah suami tersebut.Â
Tetapi di sisi lain, bukankah suami menuntut terlalu banyak dari pasangannya?Â
Para suami menginginkan istrinya setia, pandai menyenangkan hati, bisa membantu perekonomian keluarga, dan seterusnya dan seterusnya.Â
Terdengar tidak adil, bukan?
Makna pernikahan bagi suami dan istri
Sejatinya, pernikahan merupakan kemasan lain dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Bahkan pernikahan menjadi ibadah terlama karena dilakukan hingga seumur hidup.
Melalui pernikahan, masing-masing berpeluang meningkatkan spiritualnya sebagai wujud rasa syukur dan bukannya menganggap pernikahan sebagai jalan hedonisme belaka.Â
Memandang wajah pasangan dengan rasa kasih sayang saja, mendatangkan rahmat bagi keduanya. Dan melakukan jima' (hubungan biologis) bernilai ibadah dalam pandangan Allah SWT.
Lalu apa jadinya jika muncul pihak ketiga?
Ancaman bagi seorang pelakor
sakral dan merupakan bentuk ketaatan seorang hamba. Sebab di dalam pernikahan dibutuhkan kesabaran dan pengorbanan pada saat memenuhi kewajiban-kewajiban yang ditentukan. Tidak sekedar love.
Pernikahan bersifatBayangkan saja bila ada wanita lain yang sengaja menggoda suami yang sedang bekerja di luar rumah. Sengaja menghubungi lewat Whatsapp dan sengaja menelepon untuk membicarakan hal yang tak tentu arah. Ujung-ujungnya si wanita pelakor curhat pribadi dan minta dikasihani. Sementara fitrah laki-laki ingin menjadi penolong/pelindung jika ada wanita yang terlihat lemah.
Nah, apa ancaman bagi seorang pelakor seperti ini?